Part XII

806 100 180
                                    

Hallo✋ cecan kambekk nich :v
Kecepetan ga sih nge-next nya? :v

Udah ketebak belum siapa yang jadi doinya Ari? Siapa nih kira - kira yang pantes jadi mas Bia depannya si cogan yang ini?
Penasaran ga? Ngga kan? :v

Budayakan baca bener - bener, tekan tombol bintang dan comment di setiap paragraph yang gue ketik😊

Lets read this chapter and enjoy😉

________________________________________

"Emang nama doi lo, siapa Ri?" tanya (Namakamu) lagi tanpa memperdulikan kata - kata Ari. Ia menatap Ari penuh harap. Ia berharap semoga saja Ari memberitahu hal privasi ini kepadanya lagi.

"Nama doi gue tuh...
_______________________________________

"Ah elah Ri, lama amat sih ngomongnya, gue sumpel pake kaos kaki gue nih" ucap (Namakamu) sambil mencoba untuk melepas kaus kaki yang ia pakai.

"Apaan sih lu, berisik amat buset. Gue lagi nyatet ini" ucap Ari tanpa melirik ke arah (Namakamu) sedikitpun sambil menunjuk - nunjukkan pulpen birunya ke arah buku. Ari sedang sibuk mencatat pelajaran yang diberikan oleh pa Misbakh.

"Ari kasih tau gue elah. Please Ari ihh Ari" ucap (Namakamu) sambil menyenggol - nyenggol lengan Ari.

"Ari ihh Ari jawab Ari"

"Ari waro ih waro"

"Ari gue colok telinga lu pake sapu tau rasa lo"

"Ari elah so pinter banget sih"

"Ari ih, gue ngomong dari tadi ya Allah"

"Ari Nurrahmaaannn"

"Paan sih berisik lu (Nam)" ucap Ari yang masih setia mendengarkan pelajaran yang (Namakamu) anggap membosankan ini.

"Nama doi lo siapa Ari? Gue cuma nanya itu elah" ucap (Namakamu) sambil bersidekap dada dan memajukan bibir bawahnya. Ari pun menoleh ke arah (Namakamu) yang mulai diam.

"Kenapa lo selalu bikin gue gemes sih (Nam)?" ucap Ari diiringi dengan senyum manisnya sambil mencubit pipi chubby (Namakamu).

'Wey jantung! Jangan gini dong, kalau kedengeran kan malu' batin (Namakamu) sambil berusaha menutupi semburat merah yang tiba - tiba muncul di pipi nya.

"Ari apaan sih ah, pipi gue sakit tau" ucap (Namakamu) sambil memasang wajah kesalnya.

"Uuuu tayang tayangg, maafin aa Ari yaa" ucap Ari manja sambil memaju - majukkan bibirnya seperti ingin mencium pipi (Namakamu).

"Ari jijik lo ah. Siapa Ari ih siapa?" ucap (Namakamu) sambil berusaha menahan muka Ari yang terus mendekati wajahnya.

"Kalau gue bilang nama doi gue siapa. Nanti pas gue nembak ga akan jadi surprise buat lo sayang" ucap Ari sambil mengelus puncak kepala (Namakamu) lalu mengedipkan sebelah matanya.

Blushhh!!

Lagi - lagi pipi chubby  (Namakamu) tidak bisa diajak kompromi. Pipinya mengeluarkan semburat merah yang akan terlihat jelas oleh orang yang berada di dekatnya. Ditambah lagi, degupan jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Belajar dulu, nanti kita ngobrol lagi oke" ucap Ari sambil tersenyum manis ke arah (Namakamu). Ia meraih pulpen berwarna birunya, lalu melanjutkan catatan yang tadi sempat ia tulis.

(Namakamu) hanya tersenyum manis, bahkan sangat manis. Ia bahagia karena mendapat perlakuan spesial dari lelaki setampan Ari.

'Kalau ga dapet yang onoh, yang ini juga gapapa Ya Allah' batin (Namakamu) sambil tetap tersenyum menatap Ari.

Dream Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang