XXXV - quality time 2 (Namakamu POV)

244 40 11
                                    

YANG PENTING COMMENT
















"Ya udah, aku ga akan ngarepin jadi orang galau."

"Iya jangan, berat. Biar aku saja."

"Tapi ngarepin orang yang lagi galau ga apa-apa kan?" Dari sekian juta pertanyaan yang ada di benak gue, kenapa yang keluar cuma kata......

"Hah?" Ga mutu anjir.

"Ah ga konek nih, ga asik."

"Ih Iqbaal, akunya gagal paham."

"Ga usah paham, berat, biar aku saja."

"Ih ngikutin Dilan." Setelah itu kita diem-dieman. Bener-bener hening, cuma suara tv dan suara snack yang dikunyah.

Sampai akhirnya, pintu utama rumah ke buka dan ucapan salam yang menggema mulai terdengar sampai ke ruang tengah.

"Waalaikumsalam." Teriak gue sama Iqbaal barengan. Kita berdua langsung jalan menuju ke pintu utama, buat nyambut ratu Elizabeth, raja Elizabeth sama pangeran Elizabeth. Gue sama Iqbaal langsung cium tangan Ayah sama Ibu.

"Ehh ada nak Iqbaal. Udah lama di sini nak?"

"Lumayan bu, sekitar satu jam di sini nemenin (Namakamu)."

"Jaga diri kan?" Lah ayah, nanyanya dikit tapi nyelekit. Iqbaal langsung senyum terus ngangguk mantap.

"Udah disuguhin apa aja sama (Namakamu) Baal?"

"Lah bu, tamu deket aja mesti disuguhin."

"Ihh kamu teh gimana? Meskipun deket juga namanya tamu."

"Iqbaal tadi udah bawa makanan banyak ibu. Jadi (Namakamu) ga suguhin, cuma Energen coklat aja."

"Malu-maluin banget. Maaf ya nak Iqbaal, (Namakamu) emang kurang peka." Iqbaal cuma ngangguk terus senyum ke arah ibu.

"Ternyata bener ya?" Iqbaal ngobrol sedikit berbisik ke arah gue. Gue ngasih tatapan 'apanya?'

"Lo kurang peka." Jawab Iqbaal sambil jalan menuju sofa yang tadi kita tempatin.

"Nak Iqbaal, makan malam di sini ya?"

"Eh ga usah bu, ngerepotin. Iqbaal pulang aja."

"Ngga ko ga ngerepotin, makan malam di sini ya?"

"Iya Baal, makan di sini dong." Lah keceplosan.

"Kalau kamu maksa, ya udah deh aku makan di sini." Lah so imut banget kalo deket ibu.

Gue liat ibu yang lagi ngeluarin beberapa bahan masakan yang bakal dia masak buat makan malem --kayaknya--. Biar ga dibilang kurang peka lagi, gue langsung bantuin ibu nyuci sayur-sayur.

"Nak Iqbaal?"

"Iya ayah?"

"Main manggil ayah aja! Emangnya bapak gue bapak lo?"

"Kan calon."

"Hah?" Oke (Nam), bisa ga sih kata-kata ini jangan dulu keluar?

Dream Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang