Part XIII

978 102 132
                                    

Heyho kamu😚
Terlalu cepet ya gue next ceritanya?😁
Sebenernya gue ga ada niatan buat nge-next ceritanya sih karena as you know, target gue di part sebelumnya belum tercapai.😢
Tapi karena hari ini adalah hari spesialnya CJR, jadi gue next deh, meskipun gue yakin kaga ada yang nunggu cerita ini😂

Budayakan baca benar-benar, tekan tombol bintang dan comment di setiap kata yang gue ketik😊

Lets read and vomment this part😙

________________________________________

"(Namakamu) kan harusnya pulang sama gue. Yuk (Nam)!" ucap seseorang yang mengahalangi langkah Iqbaal lalu menarik tangan kiri (Namakamu) yang tidak di genggam oleh Iqbaal.

________________________________________

"Apaan sih Ri, kan gue duluan yang ngajak (Namakamu) pulang bareng. Ko lo nyerobot sih" ucap Iqbaal yang sedang membuka helm fullface yang ia kenakan sambil berusaha melepas genggaman Ari pada (Namakamu). Berbahagialah yang tebakan kalian benar:v.

"Tapi gue temen sekelas dia, udah jelas gue lebih deket sama dia. Jadi, biarin gue pulang bareng sama (Namakamu)" tegas Ari pada Iqbaal sambil menarik lembut tangan (Namakamu) yang ada digenggaman Iqbaal.

"Kaga ada hubungannya anak onta. Kalau gue duluan yang ngajak, berarti gue yang pulang sama dia" ucap Iqbaal penuh penekanan. Ari yang melihat wajah Iqbaal semakin memerah, hanya tersenyum meremehkan.

"Eh lo, badan kurus kering begini aja sok - sok an mau lawan gue. Sini hajar gue ale - ale serebuan" ucap Ari sambil menunjuk - nunjuk pipi kanan nya.

Iqbaal tak terima diremehkan seperti itu oleh Ari. Terlebih lagi di depan (Namakamu), Iqbaal bertekad kalau ia harus tampil macho di depan wanita. Iqbaal pun mengepalkan tangannya, mengangkatnya ke udara, berusah menonjok Ari pada pipi kanan yang sedari tadi Ari sodorkan kepada Iqbaal.

"STOOOOPPPPPPP !!!!" teriak (Namakamu) tepat saat Iqbaal akan mengenakan tonjokkannya di pipi Ari. Iqbaal dan Ari menatap (Namakamu) secara bersamaan, tatapan mereka mengartikan 'kenapa (Nam)?'.

Seolah mengerti, Ari mendekat ke arah (Namakamu). Menggegam tangan (Namakamu) dan mengelusnya lembut. Tak lupa, Ari mengelus puncak kepala (Namakamu) yang tertutup oleh jilbab dan tersenyum ke arah perempuan itu.

"Gue rela berantem, adu jotos sama bocah kering ini demi lo (Nam)" ucap Ari yang masih setia menggegam lembut tangan (Namakamu).

"Ehh monkey Ragunan enak aja lo manggil gue bocah kering, gue tonjok tau rasa lo" sungut Iqbaal kepada Ari sambil melepas genggaman tangan Ari.

"Lah emang lo kering" ucap Ari santai sambil memandang sinis ke arah Iqbaal.

"Lo tuh.." ucap Iqbaal terpotong, ia sedang mencari kejelekkan yang ada di tubuh tegap Ari untuk ia bully sekarang.

"Apa? Gue ganteng? Lah emang" ucap Ari sambil menyisir rambut hitam lebatnya lah kaya iklan shampoo menggunakan jari - jari tangannya.

"Muka mirip berang - berang aja songong lo" ucap Iqbaal sambil menatap sinis Ari.

"Apa lo bilang?!" ucap Ari sambil menatap tajam ke arah Iqbaal.

"Ko gue ingin berkata kasar ya" gumam (Namakamu) sambil memandang sinis ke arah keduanya.

"Kenapa (Nam)?" ucap Ari dan Iqbaal bersamaan.

"Maneh nu kunaon?! Maraneh teh kunaon sih?, urang lier ningalina, nyaho teu?" ucap (Namakamu) yang emosinya meluap sambil menunjuk - nunjuk Iqbaal dan Ari secara bergantian.

Dream Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang