04; feeling.

2.6K 520 37
                                    

Yeri membawa Mark ke rooftop sekolah, dimana biasa mereka berdua meluangkan waktunya saat jam istirahat.

Sebelum Mark dan Koeun pacaran, pastinya.

Yeri membawa Mark kesini dengan tujuan tertentu.

Ia nggak mungkin harus berbicara dikelas, karena banyak teman-temannya disana.

Gini-gini Yeri juga punya malu.

"Mau ngomong apa?"

Yeri menghela nafas sebelum akhirnya memulai berbicara, "Mark, mendingan lo jauhin gue, deh."

Lagi-lagi, perkataan Yeri membuat Mark tersentak kaget.

Sebelum Mark bisa membalas perkataan Yeri, Yeri memotong, "Lo udah punya pacar Mark, lo udah punya Koeun yang bisa ngejaga diri lo sendiri. Lo udah nggak butuh gue lagi."

"Disisi lain juga gue nggak mau jadi pho, Mark. Gue nggak mau diserbu sama shipper kalian," lanjutnya mulai menunduk.

"Disisi lain juga, gue nggak mau nyakitin sahab- mantan sahabat gue, Mark. Dia, Koeun, itu salah satu sahabat terbaik gue dalam sejarah hidup gue,"

"Semenjak gue sama dia menyukai orang yang sama, persahabatan gue hancur, Mark, hancur. Sepenuhnya bukan salah lo juga, Mark." suara Yeri mulai bergetar.

Yeri menarik nafas dengan susah payah, "Dan lo tau, siapa orang yang kita suka?" tanya Yeri sambil menangkat kepalanya, menatap Mark lurus.

Mark hanya menggeleng pelan.

"Lo, Mark, lo, kita suka sama orang yang sama dan itu lo, Mark Lee," Mark membelalak matanya kaget.

"Gue- suka sama lo, Mark, tapi lo nggak pernah sadar dan lebih menganggap perasaan gue itu cuma sebatas sahabat." Disitu lah, tangisan Yeri mulai pecah. Tangisannya pecah karena berhasil memberitahu Mark tentang perasaannya.

Bibir Mark kaku seketika. Mark bingung ingin berbicara apa.

"Kenapa lo nggak pernah nganggap gue lebih dari sahabat, Mark? Kenapa?!" bentak Yeri sambil mengusap kasar mukanya dengan pergelangan tangan.

Mark tetap diam, menatap Yeri dengan tatapan sedu.

"Gue udah nggak mau berharap lagi kalau lo bakal balik suka sama gue apa enggak, Mark. Lo udah punya Koeun," Tangisan Yeri mulai mereda.

"Gue harap lo bisa berhenti ngirim gue pesan apapun itu, Line, nomor telepon, Kakaotalk, semua sosmed lo dengan berat hati gue block,"

"Kal-"

"Kalau ada keperluan, mendingan lo nitip Haechan, Jeno, Jaemin, atau siapa lah teman-teman lo itu, kan gue punya kontaknya semua." potong Yeri cepat karena Ia tau apa yang akan Mark katakan.

"Udah ya, Mark, gue capek, bentar lagi masuk, lo masuk sana. Gue ke kelas dulu. Jagain tuh mantan sahabat gue." ujar Yeri sambil berjalan gontai ke pintu rooftop, lalu Ia keluar sambil menutup pintunya pelan, meninggalkan Mark sendirian disana.


Mark membeku ditempat, dia menatap kepergian Yeri yang sudah hilang dari pandangannya, Mark tidak bisa bergerak seincipun, sekujur tubuhnya tiba-tiba kaku.











"Coba aja lo bilang dari awal, Yer......."


Mágoa [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang