21; rapuh.

1.8K 352 75
                                    

Hari ini. Hari ini bukan hari yang bakal ditunggu-tungguin Yeri sama sekali.

Sehabis cerita panjang sama Jeno, Renjun langsung memasuki kelas, dan mengajaknya ketaman.

Yeri heran, kenapa Renjun suka datang tiba-tiba dan bawa dia kemana-mana sesuka hati dia?

"Menurut kamu, Ningning bakal masuk kelas mana?" tanya Renjun sambil memandang kearah awan. Ya, mereka ada dirooftop sekarang.

"Gatau deh? Kayanya bukan dikelas kita deh. Soalnya kelas disini udah limit muridnya," jawab Yeri sambil menoleh sekilas kearah Renjun.

"Iya kayanya. Hhhhh," Renjun tiba-tiba mendesah membuat Yeri kaget.

"Napa, Jun?"

"Nggak. Tadi aku anterin Ningning ke sekolah, sekarang dia ada dikantor guru," ujar Renjun sambil menyandar, memainkan dasinya.

Yeri hanya ber-oh ria. Lalu menunduk, lebih memilih menatap sepatunya.

Renjun beranjak sambil memegang lengan Yeri, membuat Yeri mengangkat kepalanya, menatap ke arah Renjun sekarang.

"Udah mau bel, masuk yuk," Renjun tersenyum.

Yeri hanya mengangguk lalu ikut beranjak, dan mulai berjalan.

Canggung.

Mereka berdua berjalan tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.

Sampai Yeri tiba-tiba mendehem dan menanyakan Renjun, "Itu— jadi pacar pura pura lo mulai hari ini ya?"

Renjun tersenyum menatap Yeri, lalu mengangguk, "Iya, Yer." kata Renjun mengiyakan, sambil menyisir rambutnya kebelakang.

Yeri yang melihat itu langsung cepat-cepat melengos.

GANTENG BANGEEEEEEEET

"Oh, oh, oke."

Saat mereka berdua baru saja memasuki kelas, bel tanda istirahat selesai langsung berbunyi.

Renjun dan Yeri langsung duduk ditempat masing-masing.

"Yeeee, dicariin kemana-mana malah pacaran lo berdua," celetuk Saeron ketika Yeri baru saja duduk dibangkunya.

"Tau tuh, lupa ya lo sama kita-kita?" Sekarang giliran si cewek jangkung, Doyeon bersuara.

"Apa sih engga!" cela Yeri cepat, "tadi gue diajak ngomong sama Renjun, sorry ye."

"Ah serius? Masa?" goda Yoojung yang duduk disampingnya, membuat pipi Yeri merona seketika, "Nggaaaaaak!!!"

Seketika tawa mereka bertiga langsung pecah. Yeri hanya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Ah, gue kangen ngerjain Yeri kaya gini," ujar Doyeon sambil menghapus air matanya karena tertawa terlalu keras.

"Iya bor, mangkanya gausah sok berubah, bukan Kim Yeri yang gue kenal banget," Yoojung ikut nimbrung.

"Udah woy, Pak Hansen udah datang!!" gumam Saeron sambil membalikkan tubuhnya, menghadap depan.

+++

Yeri berdiri dengan bosan didepan gerbang sekolah. Ia sibuk merunduk sambil menendang beberapa kerikil, lalu jalan kesana kemari.

Hari ini, kakaknya Jongin, udah sepakat bakal jemput dia hari ini pake mobil.

Tapi si item itu sama sekali belum menunjukkan batang hidungnya.

Yeri sih wajar, karena kakak tertuanya itu sangat pikunan dan banyak kerjaan. Jadi mungkin dia lupa.

Yeri kemudian merogoh ponselnya, untuk mengecek jam.

Mágoa [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang