11; her or his fault?

2.3K 443 33
                                    

Setelah mendengar kabar dari Jeno tentang Mark, Yeri langsung bergegas pergi kerumah Jeno tanpa menganti baju.

Diluar rumahnya, Ia menunggu uber yang barusan sempet dia pesan.

Yeri udah gelisah, dia mondar-mandir nggak sabar menunggu uber nya datang.

Beberapa menit kemudian, mata Yeri berbinar ketika melihat sebuah mobil berhenti didepan rumahnya. Dengan cepat Ia menutup pintu rumahnya lalu berlari kecil menuju pagar rumahnya.

"Ini betul rumah Kim Yer-"

"Iya betul, Pak, cepetan Pak, urgent banget nih!" Yeri memotong perkataan sambil memasuki mobil tersebut.

Bapak Uber-nya yang sedikit tersentak langsung iya-iya dan masuk ke mobilnya, lalu dengan cepat menancap gas dan mulai berjalan.

Yeri udah mulai gelisah sambil memainkan jari-jarinya, "Pak kok berhenti sih?!" tanya Yeri sedikit membentak ketika mobil yang ditumpanginya tiba-tiba berhenti.

"Ya, kan kamu tau sendiri, Dek, Jakarta sering macet," jawab Pak Uber tersebut sambil melirik Yeri lewat kaca depan.

Yeri menghela nafas, "Kira-kira lama nggak, Pak?"

"Ehm, nggak lama, lah. Sekitar 10-15 menit gitu,"

"10-15 menit itu lama, Pak!" bentak Yeri tanpa sadar membuat Bapak Uber terlonjak kaget.

Yeri yang menyadari itu, langsung membungkuk beberapa kali, lalu meminta maaf.

Ia langsung menyandar dikursi mobil, lalu menghela nafas. Dia nggak mungkin bakal sepanik ini kalau Jeno nggak kasih tau kalau Mark buat masalah.

Nggak bakal.

Awalnya, dia nggak mau peduli. Kan tujuan dia emang buat ngejauhin Mark? Otaknya bilang jangan, sedangkan hatinya bilang iya.









Jeno bilang, Mark nyebat dan mulai coba nge-vape.

Yeri yang denger itu langsung lemes seketika. Masalahnya, Mark dulu emang nyebat, cuma berhenti gara-gara Yeri pernah ngancam bakal jauhin dia kalau dia nyebat. Dan, berhasil. Mark berhenti nyebat mulai hari itu.

Tapi ini kok, dia nyebat lagi?

Lebih parahnya, Mark juga udah mulai coba nge-vape.

Koeun nggak ngurus Mark bener-bener apa ya?


Karena sibuk melamun, Yeri sampai nggak sadar karena dia udah sampai di rumah Jeno.

Setelah bayar, Yeri langsung ngacir masuk kedepan pintu rumah Jeno, lalu mengetuknya.

"Jen, ini gue Yeri!"

Yeri mengetuk— lebih tepatnya mengedor-gedor pintu rumah Jeno dengan tidak sabaran.

Saat pintu terbuka, Jeno dikagetkan oleh Yeri yang mukanya udah cemas.

"Mark mana?"

"Dibelakang tuh,"

"Dia coba ngerokok lagi, dan lebih parahnya ngevape, dan lo nggak hentiin?" tanya Yeri sedikit membentak.

Jeno tersentak lalu akhirnya menghela nafas dan menjawab, "Udah gue berhentiin bareng Haechan, Jaemin malah. Dianya nggak mau berhenti,"

"Koeun?"

"Teleponnya sibuk," kata Jeno sambil menghela nafasnya.

"Yaudah, gue masuk!" Yeri langsung mendorong pelan bahu Jeno, lalu berlari kecil kearah halaman belakang dirumah Jeno.

Setelah sampai, Yeri melihat bahwa ketiga kawannya, Haechan, Jaemin, dan juga— Mark, sedang duduk dibawah pohon.

Yeri menangga, dia bisa nyium bau rokok dari jauh, apalagi dari dekat. Dia nggak suka cium bau rokok.

Tanpa berpikir dua kali, Yeri langsung berjalan kearah Mark yang masih sibuk merokok. Sedangkan Haechan sama Jaemin hanya jongkok berhadapan ke Mark, menatapnya pasrah.

Haechan dan Jaemin kaget melihat sosok Yeri yang mendekat, refleks mereka berdua langsung berdiri diwaktu yang bersamaan, lalu melirik kesatu sama lain, dan juga Mark.

"Mark!" pekik Yeri kepada Mark, ketika sampai dihadapan lelaki itu.

Mark tersentak, lalu menoleh kearah Yeri. "Napa?" jawab Mark sambil menatap Yeri tanpa ekspresi.

Yeri langsung mengambil batang rokok yang tadi sempat Mark isap, menjatuhkannya dan menginjaknya dengan perasaan kesal.

"Kamu udah janji nggak bakal nyebat, Mark," ucap Yeri lirih sambil menatap Mark sedu.

"Bukan berarti aku bisa janji sepenuhnya, Yer. Kadang-kadang aku juga bisa ingkar janji," ujar Mark, berencana untuk mengambil rokok lagi tapi ditendang oleh Yeri, membuat Mark, maupun Haechan, Jaemin dan Jeno —yang baru datang— menatapnya kaget.

"Kenapa sih?!"

"Kenapa?! Udah aku bilang kalau ngerokok nggak baik buat organ tubuh kamu! Bisa rusak semuanya Mark, berhenti. Haechan, Jaemin, sama Jeno aja udah kapok, masa kamu enggak?! Jangan sampai nasib kakek aku sama kaya kamu, Mark......" Yeri menunduk sambil terisak.

"Dulu aku udah pernah bilang—"

"Dulu kamu pernah bilang kalau aku ngerokok, kamu bakal jauhin aku. Sekarang kamu udah jauhin aku, jadi aku bebas kan mau ngerokok apa enggak?" potong Mark sambil menatap Yeri tajam.

Ucapan Mark membuat Yeri terohok seketika.

"Kamu udah punya Koeun, jadi nggak salahnya dong aku jauhin kamu? Aku nggak mau dikira perusak hubungan orang cuma gara-gara aku muncul diantara hubungan kalian!"

Tangisan Yeri langsung pecah seketika. Jeno berdiri disampingnya, lalu menepuk pelan pundak perempuan tersebut.

"Mereka udah tau kamu sahabat aku, Yer, kamu nggak usah punya niat buat jauhin aku,"

Yeri mengelap air matanya kasar, lalu menatap Mark tajam, "Jauhin atau nggak jauhin, itu urusan aku. Kamu nikmatin aja kalau aku menjauh, lama-lama kamu terbiasa kok kalau nggak ada aku,"














"Gimana nikmatinnya kalau kamu salah satu orang yang buat hari-hari aku jadi makin sempurna?"



—————

Annyeong kawan-kawan! Akhirnya uts aku selesai juga, akhirnya aku bisa tulis dengan damai dihp. Tapi aku belum lewatin uas jadi ya..... Aku usahain complete-in mágoa dalam waktu singkat sebelum aku uas. Kalau relationsucks sih, mungkin sesudah uas? Gatau deh. Aku belum selesai ngewrite soalnya jadi nggak tau kedepannya. : )

Jangan lupa vote dan comment ya, kawan! 💞

Lots love from Ell, 👧

(p.s); sepertinya ada yang ngira aku cowok, ya? Padahal mah aku cewek chingoo huhuhu aku sedih dikira cowok, apakah typingku seganteng itu sampai dikira cowok? KWKWKWKWKKWKWKW

[!!!] Jangan lupa baca 'Relationsucks; Taeyong' ya kawanku. 💋

Mágoa [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang