27; annoying.

1.6K 291 43
                                    

Pikiran Yeri masih terngiang-ngiang, mengingat chatnya Xiyeon yang memberitahu bahwa Renjun dan Ningning baru saja update selama dia tidur.

Oh, jadi maksud Jeno, Saeron, sama Herin, dan grup digeboy-nya ini?

Seneng Yeri tidur karena mereka gak mau Yeri liat Renjun ngelive bareng Ningning.

Pantes saja Yeri merasa bahwa Herin aneh karena histeris menelponnya tadi.

Yeri menghela nafas lalu dengan membuka salah satu kontak di ponselnya lalu menelponnya.

"Jeno," panggil Yeri ketika orang yang dia telpon sudah menjawab.

"Hmmm?"

"Abis bangun lo?"

"Gausah basa basi, mau kenapa? Nanyain Renjun apa Mark?"

Yeri agak tersentak atas kepekaan Jeno. Iyalah. Dari sekian banyak cowo yang dia kenal sejauh ini cuma Jeno yang menurut dia paling peka.

"Woy Yer," panggil Jeno disebrang sana membuat lamunan Yeri buyar.

"Eh iya,"

"Gini, maksud lo sama temen-temen tadi seneng gue tidur karena Renjun ngelive bareng Ningning apa gimana?"

. . . . . . Hening. Gak ada jawaban dari sebrang sana.

"Jen? Halo?"

"Bukan itu doang."

"Ha?"

"Koeun juga ngelive IG bareng Mark tadi,"

Hening sementara, sampai akhirnya Yeri bersuara agak gugup, "N-ngapain lo kasih tau gue?! Gapenting juga,"

"Yer,"

"Apaan?"

"Sibuk gak?"

"Gak, kenapa?"

"Sbux mau?"

"Hah?"

+++


Yeri ngaku dia bingung karena Jeno tiba-tiba ngajak dia ke Starbucks. Maksudnya apa coba?

Sekarang posisinya ada di depan rumah, nungguin Jeno datang buat jemput dia.

Tin tin~

Yeri tersentak kecil, lalu melihat Jeno yang sudah datang dengan motornya. Yeri langsung berlari kecil.

Ia menutup pagarnya dan menghampiri Jeno.

"Ng—"

"Naik dulu, nanyanya ntar aja, pas udah sampai." ujar Jeno sambil menyodorkan helmnya kepada Yeri.

Yeri mengernyit heran, tapi akhirnya Ia menerima helm Jeno dan memakainya lalu menaiki motornya.

Tak sampai 10 menit, mereka sudah sampai ditempat tujuannya. Soalnya Starbucks-nya gak jauh-jauh amat dari rumah Yeri.

Yeri dan Jeno membuka helmnya bersamaan dan turun. Tapi, Jeno jalan duluan membuat Yeri berlari kecil menghampirinya.

"Ngapain si, No? Ngajak gue kesini. Tiba-tiba banget," tanya Yeri yang sudah penasaran dua kali lipat.

Bukannya menjawab, Jeno malah berjalan lurus kearah kasir dan memesan minum dan kue.

Sedangkan Yeri hanya menghela nafas kesal lalu duduk dimeja terdekat.

Selang beberapa menit, Jeno balik dengan nampan berisi pesanan-pesanan mereka.

"Green Tea Latte atau Iced Caramel Macchiato?" tanya Jeno sambil duduk berhadapan dengan Yeri.

Mágoa [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang