"Gara-gara kamu deket sama Renjun, aku jadi gak suka sama dia."
Yeri dengan cepat menoleh kearah Mark sambil membulatkan matanya.
Apalagi Yeri makin dibuat kaget karena Mark tiba-tiba beranjak dan menariknya kedalam pelukannya.
Erat.
Hangat.
Itulah yang Yeri rasakan.
Menyadari apa yang Ia lakukan itu salah, Yeri dengan cepat mendorong dada Mark dengan kuat, membuat Mark terdorong kecil.
"Ngapain nyentuh gue? Mesum banget sih lo," ucap Yeri sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
"Harusnya gue teriak tadi, tapi karena gue masih baik gue enggan." lanjutnya sambil menatap Mark sinis.
"Why are you being so salty? Salah aku apa sih?" tanya Mark membuat Yeri berdecak malas, "Mikir aja sendiri salah lo apa!" bentaknya.
Pintu UKS tiba-tiba terbuka, membuat Mark dan Yeri secara bersamaan menoleh.
"Napa, Yer?" Muncul Saeron sambil memegang knop pintu.
"Masuk, Ron. Gue udah selesai."
"Apaan? Belum selesai juga kit—"
"Udah selesai, gue udah capek ngomong sama lo, Mark. Pergi sana," usir Yeri memotong perkataan Mark.
Saeron menghela nafas sambil berjalan kearah Mark dan Yeri.
Belakangan ini Yeri jadi sensi, Saeron can relate.
"Yer, udah baikan, kan?" tanya Saeron, yang hanya dijawab oleh anggukan dari Yeri.
"Bentar lagi bel pulang, tidur aja dulu. 10 menit lagi,"
Yeri lagi-lagi menangguk, lalu kembali menidurkan diri, dan menutup matanya. Ia lelah.
+++
Yeri nggak suka buru-buru. Nggak suka banget disuruh cepat ngelakuin ini itu dalam waktu singkat.
Contohnya tadi.
Bel pulang sekolah baru berbunyi, dan Saeron baru aja datang sambil menenteng tas merah maroon milik Yeri, Renjun, dengan tergesa-gesa menyuruh Yeri untuk nebeng sama dia aja.
Yeri yang masih ogah-ogahan itu langsung cepat-cepat merapikan diri dan mengikuti Renjun menaiki motornya, dan pergi kesuatu tempat.
Sekarang posisi mereka ada di Sushi Tei. Renjun menunggu seseorang, katanya. Yeri hanya berdecak lalu berniat untuk memain ponselnya.
"Nungguin siapa sih?" ujar Yeri karena bosan menunggu.
"Bentar lag— Nah tuh dia!" Renjun menunjuk kearah orang yang baru memasuki Sushi Tei.
Yeri menoleh cepat dan memicingkan matanya. Seorang perempuan.
Ia familiar sekali dengan wajah perempuan itu. Yeri makin memicingkan mata, sampai akhirnya perempuan itu makin mendekat, Yeri langsung menatapnya datar.
Ningning.
Renjun menunggu Ningning disini.
"Renjun gege!" sapa Ningning kepada Renjun dengan ceria.
Yeri hanya berdecak kesal sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
Lagi-lagi Ia invisible didepan Ningning.
Renjun hanya membalas sapaan Ningning dengan tersenyum.
"Duduk dulu, Ning." suruh Renjun.
Ningning langsung duduk disebelah Renjun membuat Renjun refleks menggeser.
Padahal daritadi Yeri memberi space untuk Ningning duduk, tapi Ningning lebih memilih duduk disamping Renjun. Dasar kerdus.