Malam telah mengangkasa saat Hogwarts Express tiba. Kulihat si raksasa yang berkali-kali ingin mencelakaiku--mungkin ini hanya firasatku saja--tetap setia pada tugasnya sebagai penjaga kebun dan penjemput siswa baru. Rubeus Hagrid; terlihat sedikit lebih tua dan masih tampak menyeramkan dengan jenggot dan rambutnya yang kelewat megar.
Jika Hermione memiliki rambut megar, namun masih terlihat seksi dan cantik. Tapi untuk Hagrid? Mending kita lompati saja perbincangan tentangnya.
Aku juga merasa mual tatkala melihat Hermione dan raksasa itu berpelukan. Oke, aku tahu Golden Trio memang dekat dengan Hagrid. Tapi aku menyesalkan kenapa Hermione-ku ada diantara orang-orang aneh seperti mereka?
"Selamat Malam, Draco." Suara beratnya menyapaku.
"Kurasa kau harus membiasakan diri memanggilku Profesor Malfoy mulai saat ini, Hagrid."
Seperti biasa, Hagrid tampak ingin menerkamku namun gadis berwajah malaikat di sebelahnya selalu bisa menekan emosi Hagrid yang siap meledak.
"Kita pergi dari sini, Hagrid. Ayo."
Dan aku merasa terlupakan saat ini ketika mereka berjalan menjauh meninggalkanku sendiri di pemberhentian.
"Eum, Hermione. Aku akan mengawasi anak baru. Kukira kau ingat jalan ke kastil bukan? Dan oh ya, Prof. McGonagall ingin bertemu denganmu sebelum Seleksi dilakukan."
Samar-samar ku dengar Hagrid berbicara pada Hermione saat berada di danau yang telah berjejer rapi perahu yang telah dimanterai.
Bukankah ini kesempatan buatku? Yap, langsung saja aku lompat menempati sisi kosong perahu yang ditempati Hermione. Gadis itu memasang wajah tak suka begitu tahu aku yang berada di sisinya.
"Banyak perahu kosong, kenapa kau harus duduk di tempat ini?"
"Kosong? Mana? Semua terisi. Jalan!" perintahku kemudian.
Perahu mulai bergerak pelan di danau hitam yang gelap. Hanya ada cahaya kecil pada setiap perahu untuk penerang.
Demi Jenggot Merlin, aku dapat melihat wajah yang terpahat sempurna dari seorang Hermione Granger langsung di bawah sinar bulan yang temaram. Rupanya apa yang dikatakan ibuku benar. Bahwa kita akan mengetahui kecantikan alami seorang wanita ketika wajahnya tertempa sinar bulan.
Hermione begitu sempurna sekarang. Aku ingin dialah yang menjadi istriku. Bukan Greengrass atau siapapun.
Tapi bagaimana cara membuat Hermione si keras kepala ini jatuh cinta padaku?"Granger,"
"Apa?"
"Maukah kau menjadi istriku?"
"Kau ini gila atau apa sih?"
"Sungguh."
Plak!!!
Aku terkesiap. Hermione tersenyum mengejek ke arahku--ini pasti karena melihat muka konyolku tadi.
Bayangan yang sempurna sekali.
"Kenapa kau menatapku seperti itu? Mau mengingat mantra apa yang cocok untuk menjeratku, huh?"
Tepat sekali. Jika ada mantera yang bisa memikatmu, mungkin akan kugunakan bahkan saat pertama kita bertemu.
"Hah? Seharusnya sebelum turun dari Hogwarts Express, kau lihat rambut semakmu itu. Apa yang akan dikatakan McGonagall nanti jika melihatmu acak-acakan begini. Pasti dia mengira aku melakukan sesuatu padamu karena kita satu kompartemen."
Bilang aku Bodoh!
Tapi lucu juga saat melihat Hermione segera menata rambutnya. Sumpah, dia terlihat lebih seksi dan menggiurkan saat menata rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAMIONE-Hogwarts In Love
FanfictionDraco Malfoy tengah mempersiapkan pertunangannya dengan seorang wanita keturunan darah murni yang dijodohkan dengannya Astoria Greengrass. Namun pertemuannya dengan Hermione Granger mengubah hatinya. Hermione lah sekarang tujuannya, prioritasnya, da...