Dramione-27

1.4K 132 53
                                    

Oliver bangun lebih dulu sebelum Hermione. Ia tak langsung ke kamar mandi sebab ingin berlama-lama memandang wajah Hermione saat pulas. Satu momen yang tak pernah ia dapatkan selama tiga tahun saat mereka disebut pasangan kekasih.

Kemarin malam, Oliver tak bisa tidur.  Ia sibuk memikirkan hal salah yang baru dilakukan. Oliver benar-benar merasa bersalah. Meski Hermione yang merayunya, tetap saja ia yang salah. Seharusnya Oliver menjaganya, mengobati sakit hatinya pada Draco Malfoy, bukan malah menidurinya.

Ditatapnya wajah Hermione dari samping. Wajah itu masih cantik, penuh pikat, dan tampak tegas. Bibirnya masih tipis merah muda, meski tipis, tetapi Oliver tetap mabuk kala menyentuhnya.

Hermione bergerak, lalu mengerjapkan matanya. Ia meneleng dan menatap Oliver dengan pandangan yang tak bisa diartikan. Antara malu, dan bingung akan berkata apa.

"Tidurmu nyenyak?" tanya Oliver membungkam groginya.

"Ehm, ya. Belum pernah tidur senyenyak ini," jawab Hermione sambil tersenyum. Ia mencoba memalingkan pandang ke arah dada bidang Oliver yang telanjang.

"Kau ada jam mengajar pukul dua belas nanti. Jika kau ingin kita segera kembali ke Hogwarts...."

"Oliver ... kemarin malam...," potong Hermione sebelum Oliver meneruskan ucapannya.

"Aku tahu, kau melakukannya dengan tidak sadar meski sebenarnya kau tahu sedang melakukannya denganku. Tidak masalah, Mione. Kau bisa melupakan kejadian semalam dan menganggap semuanya tidak pernah terjadi," ucap Oliver lembut.

"Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Hermione lagi. Tiba-tiba ia takut.

"Wajar, Mione. Kau salah menyebut namaku dengan nama Draco. Tapi tak apa, aku mencoba mengerti."

"Maaf," lirihnya.

"Tak masalah. Jangan dipikir terlalu dalam. Kubilang kau bisa melupakannya. Atau mau kubantu menghilangkan memori semalam?"

"Tidak. Tidak perlu. Kupikir, aku harus mengenang sesuatu darimu. Terima kasih."

Oliver pedih, tetapi ia berusaha tersenyum. Entah ia harus senang atau malah sedih.

***

"Sampai ketemu nanti, Hermione," ucap Oliver begitu mereka sampai di depan ruangan Hermione.

"Ya, terima kasih banyak."
Hermione menunggu sampai Oliver pergi dan berjalan gontai ke dalam kamarnya. Ia merebahkan diri di atas kasur dan menumpahkan tangis yang ditahan sejak semalam.

Hermione tak tahu apa yang harus dilakukan ketika berada satu kastil dengan Draco nanti pasca kejadian kemarin malam.

Tak berapa lama, pintu ruangannya diketuk. Dengan malas, Hermione membukanya.

"Hermione!" seru Mc. Gonagall begitu melihat Hermione.

"Profesor, ada apa?" tanyanya saat menangkap gurat khawatir dari wanita itu.

Mc. Gonagall masuk ke dalam diikuti oleh Hermione. "Kau baik-baik saja?"

"Tentu. Maaf tidak sempat mengabari bahwa kami... aku dan Oliver semalam tidak kembali ke kastil."

"Ya, Oliver sudah mengatakannya padaku. Lain kali kirim burung hantu."

"Maaf, Profesor." Hermione merasa bersalah. Namun, rupanya Mc. Gonagall masih memandang Hermione dengan khawatir dan tak enak. "Ada apa, Profesor? Mengapa wajahmu pucat?"

"Ah, Mione. Seharusnya aku tidak mengatakannya,tapi... Hogwarts mengalami masalah. Dan ini menyangkut dirimu."

"Aku?"

DRAMIONE-Hogwarts In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang