Hermione bangun sebelum subuh. Begitu mendapati wajah dingin pria platina tengah berbaring di sampingnya, ia mendesah berat.
Tentu saja Hermione menyesalinya. Ini kali pertama dirinya merasa bodoh. Seharusnya ia ingat bagaimana perasaan Draco yang sebenarnya.
Hermione menegakkan tubuhnya, kemudian membalut dirinya dengan jubah yang tak sempat dibereskan semalam. Lalu dengan mengendap-endap ia keluar dari ruangan Draco menuju kamarnya sendiri.
Langkah Hermione tergesa, takut ada yang melihatnya keluar subuh-subuh dari kamar seorang pria. Begitu ia akan membuka pintu ruangannya, Neville memergoki. Dengan gugup Hermione melempar senyumnya.
"Berpatroli, Hermione?" tanya Neville menghampiri.
"Ya, er-- maksudku aku hanya sedang melihat sekitar. Kau sendiri sedang apa?" tanya Hermione balik. Neville yang sedang membawa bibit sebuah tanaman, menunjukkannya pada Hermione.
"Aku selesai memanen mushreck, akhirnya musreck dewasa sudah beranak."
"Subuh begini? Kau tidak mengantuk? Hari ini para siswa akan datang, kuingatkan," Neville nyengir, mungkin baginya Mushreck adalah prioritas utama dari pada tidur.
"Ya, aku ingat. Justru aku sudah tidak sabar ingin mengajarkannya pada murid-murid. Kau tahu, menanam mushreck tidak semudah yang kau pikir. Sejak bibit dia harus mendapat perlakuan sangat lembut dan penuh cinta. Tapi kadang juga bisa melukai jika kita merawatnya dengan cara yang salah," jelasnya sambil memandang takjub pada Mushreck yang dibawanya.
"Seperti cinta, bukan, Hermione?"
Hermione tergelak, bagaimana mungkin Neville menghubung-hubungkannya dengan cinta. Ada-ada saja."Ya, terserahmu saja. Baiklah Neville, aku harus siap-siap. Murid-murid akan tiba sebentar lagi."
"Ya, baiklah. Sampai jumpa di aula besar."
***
Draco membuka mata begitu ia tak menemukan Hermione dalam pelukannya. Dengan mengusap wajahnya pelan, ia teringat perlakuan kurang ajarnya pada wanita itu.
Bukan hanya Hermione, tapi Draco juga merasa menyesal dengan perbuatannya.Lagi-lagi wajah Astoria tampak, sehingga membuat Draco ingin marah. Ia tak bisa terus-terusan membuat Hermione jatuh cinta, tapi bagaimana dengan dirinya sendiri yang bahkan terlalu jauh membuka akses hatinya. Hermione bisa terluka, ia pun juga.
Tak lama seekor burung hantu pengantar surat bertengger di lubang angin tembok ruangannya dan menjatuhkan sebuah surat.
Draco melihat nama pengirimnya dan makin stres saat melihat tulisan yang tertera di sana, Ibunya.
Anakku, Draco Malfoy.
Sekarang ini aku sudah berhasil menawarkan perjanjian dengan keluarga Greengrass di Rumania. Mereka akan menyabotase Azkaban untuk menyelamatkan ayahmu. Kami sepakat untuk menentukan tanggal pertunanganmu dengan Astoria pada tanggal enam mendatang. Jaga diri baik-baik.Ibumu.
Draco mencengkeram kuat perkamen tua yang dikirimkan ibunya. Sekarang kepalanya terasa berat. Ia bingung memutuskan langkah apa yang harus dipilih karena keduanya sama-sama penting. Sebagai anak ia harus menyelamatkan ayahnya, tapi sebagai pria ia harus memperjuangkan cintanya. Kedua hal itu sangat bertolak belakang jika mereka tahu siapa wanita yang dicintai oleh Draco Malfoy.
Draco meremas surat itu dan menyembunyikan wajah pada lututnya. Itu berarti kurang 3 hari lagi pertunangan akan dilaksanakan. Lalu bagaimana dengan Hermione? Wanita itu pasti akan sangat membencinya.
Mendongak, menatap jendela besar, Draco melihat matahari sudah muncul. Itu tandanya para murid sudah datang dan ia harus segera bersiap-siap menemui McGonagall.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAMIONE-Hogwarts In Love
FanfictieDraco Malfoy tengah mempersiapkan pertunangannya dengan seorang wanita keturunan darah murni yang dijodohkan dengannya Astoria Greengrass. Namun pertemuannya dengan Hermione Granger mengubah hatinya. Hermione lah sekarang tujuannya, prioritasnya, da...