Dramione-30

1.4K 96 47
                                    

Harry,
Aku tidak tahu kau sudah mendengar kabar Hermione dipecat atau belum.
Ini mengejutkan untukku. Aku ingin mengunjungi Hermione, tapi aku tidak tahu di mana ia tinggal. Kuharap kau bisa memberiku alamat Hermione. Balas secepatnya meski kau sibuk.

Oliver Wood.

***
Harry tersenyum membaca surat Oliver yang baru sampai di rumah. Ginny yang ikut membaca juga tertawa.

"Dia terlalu mencemaskan Mione," ucap Harry sembari melipat perkamen dari Oliver.

"Mencemaskan? Begitulah ketika seorang sedang jatuh cinta, Harry. Kau saja yang tidak peka."

"Ah, iya. Aku ingat kau selalu mengkhawatirkanku dulu, Sayang."

Ginny terkikik. Lalu dengan sendok tembaga di tangannya, ia mengetuk bahu Harry. "Kau selalu berada dalam bahaya, ingat? Satu kutukan Voldemort saja bisa membuatmu mati. Kalau kau mati, aku yang mengenaskan."

"Kau mencintaiku sekali, Gin?"

"Anakmu sudah tiga. Kurang bukti apa cintaku padamu, huh? Sudah sana balas surat Oliver. Dia lelaki baik."

"Apa kau selalu begitu? Menganggap semua lelaki baik. Dulu kau bilang Draco baik, sekarang Oliver. Kapan kau bilang aku baik?"

"Setiap bulan kau memberi semua gajimu, itu sudah baik. Hanya saja ada ketiga anakmu yang harus diurus, jadi aku selalu lupa. Tapi kau best daddy forever, percayalah."

"Oh ya? Bagaimana jika aku tidak memberikan gajiku?"

Ginny berbalik dari posisinya yang semula membelakangi Harry untuk mencuci piring.

"Jangan menikah denganku," jawab Ginny yang malah membuat Harry tertawa. Lelaki itu suka sekali menggoda istrinya.

"Kau akan gila jika tidak menikahiku."

Sebelum Ginny mengangkat tongkatnya untuk mengutuk Harry menari selama satu jam, Harry langsung mengangkat perkamen dan pena bulu sebagai isyarat untuk membalas surat Oliver Wood.

***

Lucius sibuk memperhatikan ikan koi di dalam akuarium bola yang baru saja diberikan oleh Hermione. Warna emasnya yang berkilau tiba-tiba berubah warna menjadi kelabu.

"Erm, Mione, ikannya berubah," katanya, pada Hermione yang berada di dapur.

"Berubah warna apa, Tuan?"

"Kelabu."

"Suasana hatimu sedang tidak bagus?" tanya Hermione sambil mengulurkan cangkir berisi cokelat hangat. Melihat pandangan tidak mengerti dari ayah Draco tersebut, Hermione tersenyum.

"Ikan ini kubeli karena tertarik dengan namanya yang sederhana. Fish Mood. Mrs. Flugbert memberi tahu bahwa ikan ini bisa berubah warna jika pemiliknya memiliki perubahan suasana hati. Dan kelabu untuk muram durja."

"Begitu? Aku jadi tidak bisa membohongimu lagi kalau begitu." Senyumnya terangkat, membuat Hermione ikut tersenyum.

"Coba lihat aku." Hermione menaruh cangkirnya dan menatap ikan. Perlahan warna ikan koi itu berubah emas lagi.

"Apa artinya?"

"Emas melambangkan keberuntungan. Itu benar. Aku diterima bekerja di sebuah toko besar. Mereka membuat gaun dan jubah dengan kualitas tinggi."

"Selamat, Hermione. Aku ikut senang."

"Well, aku harus terus hidup, kan, Tuan?"

"Kau benar. Teruslah hidup, Hermione, meski cobaan menyerang di segala sisi."

DRAMIONE-Hogwarts In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang