Warning!!!!!!!
Ada adegan ena-enanya. Yang belum cukup umur, go away. Dosa lu tanggung sendiri 😂😂😂
≠=============================Malfoy Brengsek!
Kulempar ampul kosong bekas ramuan tidur tanpa mimpi yang baru saja kuminum. Dosisnya tidak juga bisa membuatku tidur nyenyak.
Kembali aku mengilas balik kejadian beberapa hari yang lalu sebelum aku pergi ke rumah Ginny.
Perihal pria yang menciumku, aku mungkin telah melewatkan sesuatu. Tiba-tiba otakku menangkap bayangan Oliver yang menciumku di kamar ini.Ya Tuhan, apa Draco melihatnya? Tapi ini tidak seperti yang dia pikirkan.
Kuremas rambutku yang kusut. Bedebah sialan! Terus saja kumaki pria pirang itu. Beberapa hari lalu aku begitu merasakan cintaku yang dalam, tapi tidak ada satu minggu rasa ini berubah menjadi kebencian.
Kuambil nafas dalam-dalam, berusah meredakan emosi yang tersisa. Jika memang itu yg ada dipikiran Draco, maka apa boleh buat. Aku tidak ingin repot-repot menjelaskan tentang Oliver. Biar saja dia tahu dengan sendirinya.
Memutuskan untuk mengusir pikiran-pikiran dan emosi, aku menyambar jubah jinggaku dan keluar kastil.
Cahaya bulan tampaknya mengerti kegelisahanku. Sinarnya memantul pada permukaan danau hitam begitu aku duduk sendiri di tepiannya. Hatiku berdenyut saat mengingat ucapan Draco sore tadi. Rasanya menyakitkan.
Sebenarnya apa yang aku rasakan sekarang. Beberapa wktu yang lalu aku merindukannya, memujanya. Namun di detik yang sama sekarang aku mengutuk ucapanku sendiri.
Aku sesenggukan di hening malam ini. Sendiri. Merutuki hatiku yang lancang mencintai Draco.Keadaan sekitar sangat sepi, merinding rasanya jika sampai larut malam berada di sini. Kuputuskan untuk kembali ke kastil saja karena udara sudah sangat dingin.
***Hermione membuka tudung kepalanya begitu masuk lorong kastil. Suasananya sama hening dengan keadaan di luar. Di dekat asrama Hufflepuff Hermione melihat Luna di sana. Bergaun tidur putih gading sedang berbincang dengan Baron Berdarah, Hantu Slytherin.
"Hermione," sapa Luna begitu melihat Hermione mendekat.
"Hai, Luna. Hai, Baron," jawabnya. Baron mengangguk kemudian pamit pergi untuk kembali ke asrama Slytherin.
"Semua orang mencarimu," kata Luna yang tidak dimengerti oleh Hermione.
"Aku keluar sebentar. Ada apa?"
"Albus Potter-- kau tahu? Dia ada di sini."
"Ya, aku melihatnya di perpustakaan tadi sore." Mengingat perpustakaan, hatiku sakit kembali.
"Dia sedang menunggui profesor kesayangannya. Draco keracunan lagi." Mata Hermione sukses membelalak.
"Apa yang terjadi?"
"Entah, tapi kali ini Albus sepertinya akan terkena masalah. Cepat temui Malfoy di kamarnya."
Hermione segera berlalu hingga tidak sempat berterima kasih pada Luna.Entahlah, perasaan bencinya tidak terlalu kuat untuk membunuh cintanya. Hermione masuk ke kamar Draco tanpa sadar bahwa kamar itu sangat bersih. Ada Mc. Gonagall dan Neville yang berdiri di tepi kaki Draco. Albus duduk di samping Draco yang pucat.
"Apa yang terjadi?" tanya Hermione panik. Ditatapnya Mc. Gonagall yang gelisah. Neville juga terlihat khawatir.
"Aku tidak tahu pasti. Malfoy merasa dadanya terbakar setelah meminum itu." Neville menunjuk piala perak di atas meja. Hermione mengendus cairan di dalamnya.
Hermione tahu cairan apa itu. Sementara Albus memandangnya takut.
"Profesor, Neville, maaf. Tapi bisakah kalian kembali ke kamar. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, ini hanya ramuan polyjus yang salah campuran."
Baik Neville maupun Mc. Gonagall saling berpandangan tak mngerti. Namun mereka memilih kembali ke kamar untuk melanjutkan tidurnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAMIONE-Hogwarts In Love
FanfictionDraco Malfoy tengah mempersiapkan pertunangannya dengan seorang wanita keturunan darah murni yang dijodohkan dengannya Astoria Greengrass. Namun pertemuannya dengan Hermione Granger mengubah hatinya. Hermione lah sekarang tujuannya, prioritasnya, da...