****
Yura memasuki apartemen Jaera dengan tatapan marah, ia langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa memperdulikan tatapan terkejut Yong Bin dan Jaera.
Ia memasukkan semua barang barangnya dan juga Jihyun.
"Kau mau kemana?" tanya Jaera dengan suara seraknya, suara khas orang menangis.
"Pergi dari tempat keparat ini." ucap Yura, hati Jaera sangat terluka dengan ucapan itu. Yong Bin yang mendengarnya tampak mencoba meredam emosinya.
"Tetaplah disini seperti.." ucap Yong Bin terpotong.
"Aku tidak akan sudi tinggal dengan seseorang seperti dia." Potong Yura sembari menatap Jaera dengan tatapan marah.
"Jangan pernah memotong perkataanku." Yong Bin mulai sedikit terpancing oleh emosinya, Jaera langsung memegang bahu Yong Bin.
"Pergilah." Datar Yong Bin, Yura pun langsung pergi sembari membawa kopernya dan koper Jihyun.
Jaera langsung terduduk sembari menutupi wajahnya dan ia menangis, lagi.
"Firasat ku benar, semua ini akan terjadi." Ucap Jaera, Yong Bin menatap bingung Jaera.
****
Yura memasuki rumah sakit dengan kesal, ia masih sangat kesal dengan sikap Yong Bin.
Ia berfikir bagaimana mungkin Yong Bin lebih memilih Jaera daripada dirinya.
"Ada apa Yura?" tanya Sohyun.
"Tidak, hanya saja aku kesal dengan Yong Bin." Ucap Yura.
"Memangnya apa yang ia perbuat?" tanya Sohyun.
"Sikapnya sangat dingin padaku seharusnya Jaera yang mendapatkan itu bukan aku." Ucap Yura kesal mengingat kejadian tadi.
"Bagaimana keadaan Jihyun?" tanya Yura.
"Masih belum sadar." Ucap Sohyun sembari menatap Jihyun.
"Dia memang yeoja sialan." Yura kembali mengumpat. Sohyun diam diam tersenyum senang ia merasa menang, ia tersenyum jahat.
"Jihyun cepat lah sadar." Ucap Yura sembari menggenggam tangan Jihyun.
****
Jaera menangis di dalam kamar dan Yong Bin masih berusaha menenangkan Jaera.
"Tak perlu menangisinya mereka sudah berbuat kasar padamu." Ucap Yong Bin sembari mengelus punggung Jaera lembut.
"Sebenarnya apa hubungan mu dengan Sohyun" tanya Yong Bin, ia sudah tidak bisa menutupi rasa penasarannya.
"Dia sebenarnya Kim Nana bukan Kang Sohyun." Ucap Jaera.
"Apa? Kim Nana? Lalu kenapa dia menjadi Kang Sohyun?" Yong Bin semakin bingung dengan semuanya.
"Aku tidak tahu, ia selalu saja membuat alasan yang tidak masuk akal untuk membuatku tersiksa." Ucap Jaera, Yong Bin masih setia mendengarkan cerita Jaera.
"Aku selalu berusaha untuk membuatnya menjadi teman yang baik namun semuanya sia sia, ia selalu saja melukai ku dengan alasan jika dia iri padaku. Dia ingin aku merasakan apa yang ia rasakan." Jelas Jaera.
"Lalu kenapa ia baru muncul saat bersamaan dengan ku?" tanya Yong Bin, Jaera hanya mengangkat kedua bahunya.
"Aku rasa ini telah kelewatan, dia sudah tidak bisa di maafkan lagi. Dia telah merebut mereka darimu." Yong Bin cukup emosi mendengar cerita Jaera.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry
Fanfiction'meski jiwa itu telah pergi, raga itu telah hilang tapi semua belum berakhir. Rasa itu masih ada, jiwa itu masih bertahan, kenangan itu masih melekat walau rasa perih yang terdapat tapi yakinlah semua akah berjalan sesuai takdir yang telah tertulis...