****
Taehyung dan Jaera berjalan jalan di taman hiburan. Mereka berdua sangat menikmati suasana di taman bermain ini. walau awalnya Jaera tak boleh keluar tapi akhirnya ia juga pergi bersama Taehyung.
"Jaera." Panggil Taehyung.
"Ne." ucap Jaera sambil menghadap kea rah Taehyung.
"Apa kau senang?" tanya Taehyung.
"Ne, aku sangat senang." Ucap Jaera riang.
"Baguslah jika kau senang." Ucap Taehyung lega.
"Aku akan membawamu lagi kesini saat ulang tahunmu." Lanjut Taehyung.
"Maaf Taehyung aku tidak bisa." Ucap Jaera sambil menunduk.
"Wae?" tanya Taehyung bingung.
"Karna aku harus pergi." Ucap Jaera.
"Jangan pergi." Lirih Taehyung sambil melihat Jaera yang menunduk.
Taehyung tahu apa maksud ucapan Jaera, jujur ia tak ingin kehilangannya.
"Taehyung-ah.." Jaera menatap Taehyung sendu.
"Bisakah kau memelukku, sekali saja.." ucap Jaera, tanpa berkata apapun Taehyung langsung memeluk Jaera.
"Oppa.." lirih Jaera, namun Taehyung dapat mendengarnya. Saat ia akan melepas pelukannya, Jaera semakin mengeratkan pelukannya.
"Sekali saja oppa." Ucap Jaera, mata indah itu masih setia tertutup, beberapa saat mereka ada dalam keheningan.
Jaera mendongakkan kepalanya tanpa melepaskan pelukannya. Mata indah itu menatap mata hazel Taehyung.
Tatapan mereka saling terkunci hingga Taehyung semakin mendekatkan kepalanya, menghapus jarak diantara mereka.
Cup~
Taehyung melumat lembut bibir tipis itu, Jaera tak menolaknya ia membalasnya. Jaera terus saja memejamkan matanya, tiba tiba air mata Jaera turun dengan deras. Taehyung pun langsung melepas tautan itu.
Taehyung pun melepaskan pelukannya dan tangannya bergerak menghapus air mata Jaera, Jaera yang sedari tadi menutup matanya pun akhirnya membuka matanya lalu ia tersenyum tipis.
"Oppa..." jaera terdiam sejenak.
"Saranghae." Lanjut Jaera sebari tersenyum. Taehyung terdiam.
Ia bingung harus bagaimana, ia ngin sekali bereriak 'nado..aku sangat mencintaimu Kim Jaera.' Namun apa daya, lidah Taehyung keluh untuk berbicara.
Tiba tiba darah keluar dari hidung Jaera.
"Ja..jaera hidungmu." Taehyung sulit untuk berbicara hingga ia berbicara dengan terbata bata.
"Ah ini, gwenchana Taehyung-ah." Ucap Jaera sembari tersenyum tipis dan terus menyakinkan bahwa ia baik baik saja.
Taehyung terus membersihkan darah itu meskipun darah itu terus saja keluar.
"Ayo sekarang kita kerumah sakit." Ucap Taehyung saat darah itu telah berhenti. Kini wajah Jaera sangatlah pucat, wajah pucat itu menahan sakit.
"Aku masih ingin disini Tae." Ucap Jaera lemah.
"Tidak, aku akan membawa mu kerumah sakit." Taehyung langsung menggendong Jaera.
Jaera hanya diam, ia tahu percuma jika meronta ia tak akan mampu dengan keadaannya yang seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry
Fanfiction'meski jiwa itu telah pergi, raga itu telah hilang tapi semua belum berakhir. Rasa itu masih ada, jiwa itu masih bertahan, kenangan itu masih melekat walau rasa perih yang terdapat tapi yakinlah semua akah berjalan sesuai takdir yang telah tertulis...