****
Jihyun duduk dibangkunya dengan pandangan kosong. Ia memikirkan teriakan Jimin.
Ia kawatir dan memikirkan siapa yang akan meninggalkannya, siapa yang akan pergi?
'KALIAN AKAN KEHILANGAN SOSOK SAHABAT YANG TULUS DALAM WAKTU DEKAT.' Teriakan itu terus terngiang di telinga Jihyun.
"YA KANG JIHYUN." Yura berteriak dengan kesal.
"Ah ne, mwo?" ucap Jihyun sedikit terkejut.
"Kau memikirkan apa?" tanya Yura kesal.
"Aku tidak memikirkan apa apa." Ucap Jihyun lebih tepatnya ia berbohong.
"Kalau kau tak memikirkan apa apa kenapa melamun?" Yura tahu sahabatnya itu berbohong.
"Aku..aku.." ucap Jihyun terpotong karna suara bel.
KRINGG~ KRINGG~ KRINGG~
Jihyun menghela nafasnya lega, karna bunyi bel itu menyelamatkan dirinya dari pertanyaan Yura.
****
Bel pulang sekolah berbunyi, semua murid berbondong bondong pulang. Jaera langsung pulang tanpa menunggu Yong Bin.
Jaera pov
Kulangkah kan kaki ku menuju apartement, yah aku pulang dengan berjalan kaki.
Berjalan dengan gontai dan memikirkan sesuatu. Waktu ku tak banyak lagi tapi semuanya semakin rumit.
Jimin harus mengetahui semuanya dan juga salahpaham diantara aku dan Jihyun semakin besar.
Aku tahu jika ia mencintai Jimin, tapi ia hanya ingin menyembunyikannya dan tak mau mengungkapkannya.
"waktu berjalan begitu cepat." Gumam ku. Setelah itu ada suara motor yang berhenti di sampingku.
Kutolehkan kepala dan mendapatkan sosok seseorang yang selalu ingin ku miliki.
"Naiklah." Ucapnya. Kuterpaku di tempat, seorang Kim Taehyung mau menumpangi diriku yang ia anggap parasit baginya.
Author pov
"Mau sampai kapan kau akan berdiri, cepat." Ucap Taehyung. Jaera pun langsung naik ke motor Taehyung dan dengan cepat Taehyung melajukan motornya menuju tempat tinggal Jaera.
****
Jihyun mencari Sohyun dan Yura. Tiba tiba Hpnya bergetar.
From : 010xxxxx
'pergilah kegudang dan selamatkan teman temanmu.'
Jihyun mendapatkan pesan dari seseorang, dengan cepat Jihyun berlari kegudang.
Ia membuka pintu gudang itu dan keadaannya sangat gelap. Ia masuk dan mencari tombol lampu tapi tiba tiba pintu itu tertutup.
Jihyun mencoba membuka tapi pintu itu dikunci dari luar.
"Tolong.. tolong buka pintunya." Jihyun memukul pintu itu.
"TOLONG." Jihyung berteriak dengan suara yang cukup kencan, pukulannya semakin melemah karna tangannya mulai terasa sakit.
"Tolong saya." suaranya sedikit melemah, jujur ia takut didalam sana sendirian.
Saat ia terduduk lemas, terdapat suara dari luar dan mengetok pintu itu.
"Apa ada orang didalam?" tanya namja itu.
"Tolong....tolong saya." ucap Jihyun berharap namja itu dapat mengeluarkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry
Fanfiction'meski jiwa itu telah pergi, raga itu telah hilang tapi semua belum berakhir. Rasa itu masih ada, jiwa itu masih bertahan, kenangan itu masih melekat walau rasa perih yang terdapat tapi yakinlah semua akah berjalan sesuai takdir yang telah tertulis...