****
Jaera terus saja mengerang hingga membuat semuanya semakin kawatir, untuk menahan rasa sakit itu Jaera terus menggigit bibir bawahnya agar tak mengeluarkan suara lagi.
Tanpa berkata lagi Taehyung langsung membawa Jaera ke UKS, ia tak tahan dengan keadaan Jaera.
"Jika terjadi sesuatu dengannya kalian semua akan tau akibatnya." Dingin Taehyung dan menatap ketiganya tajam. Lalu ia langsung pergi untuk segera membawa Jaera.
Semuanya hanya diam. Bersalah, kasihan, senang, puas, sedih, dan juga kawatir. Semuanya memiliki rasa yang berbeda beda.
****
Setelah mengerang kesakitan Jaera langsung pingsan dan sekarang ia masih menutup matanya.
"Ini bubur untuk Jaera." Datar Taehyung sembari meletakkan bubur di meja samping ranjang Jaera.
"Terimakasih Tae." Ucap Yong Bin sembari tersenyum, Taehyung hanya diam. Namun saat ia akan pergi Yong Bin menahan Taehyung.
"Temani dia sebentar, aku ingin ke toilet." Ucap Yong Bin, Taehyung terdiam sejenak untuk berfikir.
"Baiklah." Datar Taehyung, Yong Bin tersenyum penuh arti. Sebelum Taehyung berubah fikiran Yong Bin cepat cepat pergi dari ruangan itu.
****
"Apa yang telah kau lakukan pada Jaera?" tanya Jimin.
"Aku benar benar tak melakukan apa pun Jimin-ah." Jihyun terus menyakinkan Jimin bahwa bukan ia yang menyelakai Jaera.
"Lalu siapa yang berteriak paling marah?" tanya Jimin.
"Aku hanya terbawa emosi, lagi pula itu kan Jaera yang memulai." Ucap Jihyun.
"Dia sahabatmu Jihyun, kalian sudah 3 tahun bersama. Apa kau mau semuanya hancur begitu saja?" sembari menggenggam lembut tangan Jihyun.
"Tapi.." ucap Jihyun terhenti karna telunjuk Jimin terangkat dan ia taruh di bibir mungil Jihyun.
"Aku mohon jangan menyiksa dirimu sendiri." Ucap Jimin sembari tersenyum.
Jihyun hanya mengangguk lalu memeluk Jimin.
"Gomapta." Ucap Jihyun, Jimin terkejut dengan perlakuan Jihyun yang tiba tiba.
****
Taehyung ingin sekali pergi ke kamar mandi untuk membuang air kecil, tapi entah kenapa ia tak mau meninggalkan Jaera sendirian.
"Eunggh..." saat Taehyung sedang berfikir Jaera tersadar.
"Taehyung...?" lirih Jaera saat ia menoleh kearah kirinya, ia tak percaya jika seorang-Kim Taehyung- menunggunya hingga sadar.
"Karna kau sudah sadar jadi sekarang aku akan kembali ke kelas." Datar Taehyung sembari berdiri dan berniat untuk pergi, namun Jaera mencegah tangan Taehyung.
"Gomapta." Ucap Jaera sembari tersenyum lemah.
Taehyung hanya memandang datar Jaera lalu menghempaskan tangan Jaera sedikit kasar.
'Terimakasih Tae, waktu ku tidak banyak lagi.' Batin Jaera.
"Kau sudah sadar?" tanya dokter jaga di sekolah itu, Jaera hanya mengangguk.
"Boleh aku tanya sesuatu?" tanya dokter itu.
"Apa dok?" tanya Jaera.
"Apa kau mempunyai penyakit...?" ucap dokter terhenti, ia tak mampu lagi untuk melanjutkan kata katanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry
Fanfiction'meski jiwa itu telah pergi, raga itu telah hilang tapi semua belum berakhir. Rasa itu masih ada, jiwa itu masih bertahan, kenangan itu masih melekat walau rasa perih yang terdapat tapi yakinlah semua akah berjalan sesuai takdir yang telah tertulis...