****
Jaera memperhatikan foto Taehyung yang tersusun rapi di tempat kaca yang ditempel pada dinding.
'waktu ku hanya tinggal sebentar.' Batin Jaera.
Jaera pov
Kuperhatikan foto itu sembari terus tersenyum lalu mata ku melihat kebawah dan terdapat angka yang menunjukkan 1-30.
"Ternyata waktu ku tinggal 15 hari lagi." Gumam ku sembari tersenyum.
Kencan kemaren membuatku merasa senang, setidaknya aku bisa menghabiskan waktu bersama nya semalaman.
Semenjak aku memiliki penyakit itu, aku selalu berfikir akan terus membahagiakan semua yang aku sayangi.
Tapi mengingat bahwa aku dengan Yura dan Jihyun sedang terjadi masalah. Aku tak tahu semuanya kapan berakhir.
Tapi dengan cara ini aku bisa melepaskan mereka tanpa merasa bersalah sama sekali karena mereka pergi terlebih dahulu.
"Yura-ah, Jihyun-ah saranghae." Gumamku.
Author pov
"Yura-ah, Jihyun-ah saranghae." Gumam Jaera.
Ia kembali menutup tempat dimana foto Taehyung berada, setelah itu ia menuju kasurnya lalu tidur.
****
Taehyung termenung dibalkon kamarnya, ia berbaring sembari menatap bintang bintang yang tampak indah.
"Apa aku menyukainya?" tanya Taehyung sembari terus menatap langit.
"Tolong beritahu aku bintang dan bulan, apa aku telah jatuh padanya?" lagi lagi bertanya tanpa ada yang menjawab.
Ia bertanya pada bintang dan bulan seperti orang bodoh, walau dia tau itu tak akan terjawab tapi dia terus bertanya.
Taehyung langsung mengusap wajahnya gusar lalu duduk.
"Aku bisa jadi gila jika terus seperti ini." ucap Taehyung.
****
<seminggu kemudian>
Semakin hari keadaan Jaera sebenarnya semakin memburuk namun sayangnya ia terus berusaha terlihat baik baik saja.
Semuanya pun hanya mengetahui jika Jaera memang baik baik saja selain Yong Bin dan Jimin.
Keduanya selalu memikirkan bagaimana caranya untuk membuat Jaera mau melakukan kemoterapi.
"Jaera apa kau benar tak mau kemoterapi?" ucap Yong Bin, Jaera hanya diam.
"Setidaknya dengan itu kau bisa..." ucap Jimin terpotong.
"Yong Bin-ah, Jimin-ah tolong jangan paksa aku. Walaupun aku melaksanakan kemoterapi hasilnya akan tetap sama, aku..." ucap Jaera terhenti, ia menarik nafasnya besar.
"Aku akan tetap meninggalkan kalian." Lanjut Jaera sembari menunduk.
Jimin dan Yong Bin langsung menatap Jaera sendu, keduanya langsung memeluk Jaera.
"Maaf, aku tak bisa membantu lebih." Ucap Jimin.
"Tidak masalah Jimin-ah, dengan kalian selalu disampingku, aku sudah sangat senang." Ucap Jaera sembari tersenyum lemah.
"Aku menyanyangimu." Ucap Yong Bin.
"Kalian semua adalah semangat ku." Ucap Jaera.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry
Fanfiction'meski jiwa itu telah pergi, raga itu telah hilang tapi semua belum berakhir. Rasa itu masih ada, jiwa itu masih bertahan, kenangan itu masih melekat walau rasa perih yang terdapat tapi yakinlah semua akah berjalan sesuai takdir yang telah tertulis...