Beberapa minggu lagi adalah hari kelulusan untuk para sunbae, tapi sejak kejadian itu suga sunbae jarang menampakkan diri bahkan aku tidak pernah bertemu dengannya sama sekali akhir-akhir ini.
Biasanya dia akan mengirimku pesan jika ia sedang membutuhkanku tapi sekarang dia bahkan tidak pernah mengirimiku satu huruf pesan pun.
Aku mulai merasa ada yang tidak beres dengannya, tapi aku tidak bisa mengira-ngira ada apa.
Meskipun aku benci terhadapnya karena selalu memerintahku seperti budaknya, tapi entah mengapa setiap aku memikirkannya selalu ada rasa yang bahkan tak pernah bisa aku tebak.
Rasa itu kian menjadi saat dia menghilang dari kehidupanku, tapi aku sangat yakin bahwa ia akan kembali.
Aku sangat merindukan suara beratnya, mata kecilnya, bibir tipisnya, kulit putihnya, rambut pirangnya, dan gayanya yang selalu swag yang menjadi ciri khas salah satu daya tariknya.
---
"Jimin-ah, pulang nanti tunggu aku digerbang ne" ujarku dari telfon. Ya, benar aku sedang menelfon jimin
"Untuk apa? Apa penting sekali? Aku sangat sibuk hari ini" jawab jimin di sebrang sana
"Geurae.. Ok, gwenchana. Tidak usah kita bicara nanti saja" ucapku, walau sedikit kecewa tapi tidak apa aku mengerti jimin karna dia sedang menggantikan pekerjaan suga sunbae (baiklah)
Ya, karna semenjak suga sunbae menghilang jiminlah yang menggantikannya untuk menyelesaikan semua tugas yang seharusnya suga sunbae yang kerjakan
"Eoh, chakkaman. Nanti malam aku akan kerumahmu, tunggu saja aku" ujar jimin yang di sambut senyuman dariku (tunggu sebentar)
"Baiklah, akan ku tunggu" jawabku lalu mematikan telfonku
---
Aku sedang duduk disofa rumahku menunggu jimin seraya menonton drama kesukaanku dan memakan cemilan.
Lalu terdengar suara seseorang mengetuk pintu. Ah, aku pikir jimin sudah datang
Segera aku berdiri dan menuju ke arah pintu untuk menyambut jimin. Tapi setelah aku membuka pintu, tidak ada seorang pun disana. Ah, aku tahu jimin pasti sedang usil menjahiliku, dia memang sangat jahil
"Yak!! Jimin-ah!! Keluarlah sebelum aku tidak akan membukakan pintu lagi untukmu!" teriakku dengan nada membentak karena jimin tidak keluar juga
"Ayolah jimin, aku tahu itu kau jadi cepat keluarlah" ucapku sekali lagi tapi dengan nada yang melembut
Tapi ttidak ada tanda tanda yang menunjukan keberadaan jimin disini. Seketika aku merasa takut tapi walaupun takut rasa penasaran masih menghantuiku.
Aku mulai berjalan kearah sisi rumahku untuk memastikan bahwa aku salah dengar, dan ketika aku mulai mengintip
Pakkk
Seseorang menepuk pyndakku, seketika aku terperanjat dan membalikkan badanku alangkah terkejutnya aku saat melihat
Jimin berdiri tepat di belakangku.
"Yak! Kau mengagetkanku saja. Jadi, cepat mengakulah!" ujarku membentak dengan tatapan sinisku
"Mengaku untuk apa?" jawab jimin dengan wajah polosnya. Hah, dia masih tidak mau mengaku juga
"Aish, jinja padahal sudah jelas hanya kau yabg berada disini. Mengaku saja! Kau kan yang mengetuk pintu tadi, hum?!" bentakku karena kesal dengan jawaban jimin
"Mengetuk? Bahkan aku baru saja datang dan melihat kau ada disini, dan tiba tiba kau marah padaku. " jawab jimin yang terlihat sangat kebingungan
Beribu ribu pertanyaan hinggap di pikiranku, mulai dari siapa yang mengetuk tadi dan apa maksudnya aku tidak tahu.
"Yasudahlah, lupakan. Kajja! Kita masuk" jawabku mencoba ubtuk tidak memikirkan hal tadi dan mencoba terlihat baik baik saja dengan tersenyum tipis
'Ini aneh, aku tidak mungkin salah dengar. Jelas sekali tadi ada seseorang mengetuk pintu' batinku
TBC
Keep vomentnya yaa, dan Makasih untuk 500+ viewersnyaa.
Jangan lupa follow akun fanbase @7army.bts yaa♥
KAMU SEDANG MEMBACA
MY NAME IS SUGA [Proses Revisi]
FanficHighest rank: #1 in Vampire #50 in Fanfiction "Bahkan aku tidak mengerti bisa menyukai seorang gadis yang bahkan takut padaku. Tapi tenanglah, aku akan menjagamu aku tidak akan menyakitimu sampai aku terbunuh karenamu." -MSG