43. Destiny

2K 185 17
                                        

•••

Keindahan dunia menyembunyikan semua keburukannya. Padahal dalam keindahan itu tersimpan berjuta kekejaman yang membuatmu hancur.

•••

"Apa kau yakin tidak apa-apa? Aku tidak yakin dia sudah berubah" ucap jimin memastikan.

"Iya jim, namjoon oppa sudah tidak ingin menyakitiku lagi. Dia akan membantuku memberi tahu keberadaan hyunji. Jim, percayalah padaku" ucapku meyakininya.

Aku mengatakan pada Jimin, bahwa aku akan pergi nanti malam bersama namjoon oppa untuk menemui hyunji.

"Jam berapa kau akan pergi? Biar aku antar" tanya Jimin setelah berpikir panjang tentang keputusanku.

"Tepatnya jam setengah 7 malam. Ah tapi jim, sebaiknya aku pergi sendiri saja. Aku tidak apa-apa" jawabku dan menolak ajakan jimin.

"Tapi, aku takut ka-"

"Gwanchana, Jim" aku tersenyum dan memegang kedua pundaknya, meyakininya aku tidak apa-apa. (Tidak apa-apa)

"Geurae, tapi kau janji harus berhati-hati dan segera pulang setelah menemui hyunji" ia mengacungkan jari kelingking kanannya. (Baiklah)

Aku mengaitkan jari kelingkingku di jari kelingkingnya. Membuat janji dengannya.

Aku tersenyum, "Baiklah tuan Jimin" ucapku. Kemudian ia terkekeh pelan.

Aku melirik jam, "Jim, ini sudah larut. Ini sudah jam setengah enam, kau harus pulang bukan? Aku akan bersiap dulu"

"Ah, majja. Kau ingat ya janji mu?" ia menatapku tajam. (Benar)

Aku berdecak, "Iya jim"

"Yasudah kalau begitu aku pulang dulu ya" ia beranjak dari duduknya. Aku hanya membalasnya dengan anggukan. Ia keluar dari kamarku.

Aku mengambil handukku dan baju ganti. Lalu ku dengar suara motor yang mulai menjauh, jimin sudah pulang.

---

Jam menunjukkan pukul 06.30 malam. Aku berdiri di tempat yang sepi, tapi tidak asing.

Tempat yang kemarin aku temui saat namjoon oppa membawaku kesini, padahal aku saat itu akan mendaftar kuliah. Aku terus saja berdoa semoga seseorang menemukan formulirku dan memberikannya pada kesiswaan.

Aku berdiri disini sejak 5 menit yang lalu. Aku terus saja mendengus kesal, namjoon oppa tidak menunjukkan dirinya sejak tadi.

Lalu tiba-tiba angin berhembus dengan kencang, membuat rambutku terkibas sampai menutupi pandanganku.

Aku membenarkan rambutku dan kaget saat namjoon oppa sudah ada di hadapanku.

"Aishh, nan kamjjagiya!" seruku padanya. (Aku kaget!)

"Apa kau sudah siap?" ia menyeringai. Ck, aku hanya memutar bola mataku malas. Melihatnya saja sudah membuatku muak, mengingat semua recana busuknya dulu.

"Jangan terus berbasa-basi. Cepat bawa aku ke tempat hyunji" aku sudah malas mendengar celotehannya yang membuat ku jengkel. Kalau bukan demi hyunji aku sangat malas bertatap muka dengan makhluk ini.

MY NAME IS SUGA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang