Aku teringat aku sedang berada di rooftop, tempat teratas di gedung sekolahku. Terlintas rencana di otakku.
Entahlah, aku ingin mengakhirinya.
Aku mulai berjalan gontai menuju ujung lantai rooftop, memperlihatkan ketinggian gedung ini.
Aku sudah sampai di ujungnya, dan jika aku mijakkan satu langkah, aku memijakkannya di udara, kau tahu apa artinya?
"Hakh.."
Aku merasakan seseorang tiba-tiba memelukku erat dari belakang.
'Jimin, apakah itu kau?' jujur, aku hanyaa bisa bicara dalam batinku aku tidak sanggup mengucapkan satu katapun dari mulutku.
Aku tersenyum sumringah, walaupun aku tidak tahu apakah benar dia adalah jimin atau bukan.
"Jangan lakukan itu. Hanya orang yang berputus asa yang melakukannya, dan kau bukan orang yang berputus asa, bukannya aku sudah bilang kau itu bisa melewatinya." ujarnya tepat ditelingaku, membuatku sedikit bergidik.
Tapi, suara itu, itu bukan suara jimin. Kau ingat juga siapa yang mengatakan kalimat itu sebelumnya? Ya, Namjoon Oppa.
"Apa yang oppa lakukan disini?" tanyaku lirih, sedikit kecewa dengan kedatangannya tapi mungkin dia juga malaikat keberuntunganku karna disaat aku mulai putus asa dia tiba-tiba datang. Aneh? Memang tapi aku merasa tidak peduli, aku berpikir ini mungkin lebih baik.
"Menyelamatkanmu" bisa kurasakan ia tersenyum saat mengatakannya. Tapi aku tidak terlalu peduli, saat ini pandanganku sedang terfokus pada sosok pria yang tengah terduduk di taman, ia menyumpal kedua telinganya dengan benda putih berkabel dan pandangannya fokus pada buku tebal dihadapannya, bisa ku pastikan itu adalah buku komik Webtoon, ya, aku tahu karna itu adalah kegemarannya aku tau semua tentang pria itu karena dia adalah kekasihku sendiri, Park Jimin.
Ah, tapi apa saat ini ia masih pantas ku sebut sebagai kekasihku? Haha, dunia ini. Lucu bukan?
"Kajja!" namjoon oppa dengan tiba-tiba menarik tanganku. (Ayo!)
"Eodiga?" tanyaku, ia benar-benar membuatku kesal. Aku sedang memperhatikan seseorang yang ku sayangi dari kejauhan tapi ia membuyarkan semuanya karena ku lihat jimin sudah tidak ada di tempatnya tadi mungkin ia sudah masuk ke dalam kelas atau ke tempat lain.
"Kau harus pulang, lihatlah kondisimu yang kacau ini. Tidak mungkin kau belajar dengan keadaan seperti ini, kau tidak akan fokus dan itu percuma" jelasnya. Namun aku tetap menolak sampai akhirnya aku memutuskan sesuatu.
"Andwaeyo oppa. Aku lebih baik istirahat diruang kesehatan saja" jawabku lesu yang dibalas oleh anggukan darinya. (Tidak oppa)
"Geurae" jawabnya singkat lalu membawaku pergi dari roofttop. (Baiklah)
•••
"Kook, apa disini tidak ada makanan? Huh aku lapar sekaliiiiiii" Jin yang sepeetinya mulai merasa lapar, mulai merengek tidak jelas.
"Ani hyung" jawab jungkook singkat, ia terlihat santai saja tapi dari raut wajahnya terlihat ia juga sudah mulai lapar.
"Aaaaaa aku sangat laparrr" rengek Jin semakin keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY NAME IS SUGA [Proses Revisi]
Fiksi PenggemarHighest rank: #1 in Vampire #50 in Fanfiction "Bahkan aku tidak mengerti bisa menyukai seorang gadis yang bahkan takut padaku. Tapi tenanglah, aku akan menjagamu aku tidak akan menyakitimu sampai aku terbunuh karenamu." -MSG