27. I can't

2.9K 238 2
                                    

Aeri pov.

Aku tengah menunggu namjoon oppa di tepi sungai Han, aku berdandan natural namun masih terkesan mungkin cantik untuk orang seperti ku yang jarang sekali untuk memoleskan sesuatu di wajahku ini.

Entahlah rasanya saat ini aku harus memolesnya walaupun dengan polesan yang tipis, aku pikir aku harus terlihat cantik di depan...ummmm... Namjoon oppa.

Aku tidak tahu, mungkin aku mulai menyukainya. Tapi aku benar-benar merasakan perubahan pada diriku akhir-akhir ini. Aku yang dikenal dengan cewek judes yang dingin dan anti social ini tiba-tiba saja berubah sebaliknya. Haha, memang waktu itu sulit untuk ditebak ya.

Aku menunggu di depan lampu taman di tepi sungai Han, seperti biasa, suasana disini hanyut dalam kesepian namun juga masih membuat kesan tenang dan romantis untuk beberapa pasangan.

Tidak lama, aku merasakan tanganku ditarik oleh seseorang secara tiba-tiba dari arah belakangku.

Aku menebaknya itu adalah namjoon oppa, namun ternyata tebakanku salah. Ia adalah




























Jimin.

Ya, park jimin, kini ia sedang memegang tanganku erat dan menyeretku menjauh dari tempat seharusnya.

Aku terus memberontak meminta diepaskan namun jimin tetap bersikukuh menyeretku pergi dengan paksa.

"Euh! Apa-apaan kau ini?!" bentakku ketika dengan satu hentakkan aku bisa melelaskan tanganku darinya.

"Tetaplah bersamaku" jawabnya, dan

Deggg

'Apa maksudnya? Oh tuhan, kenapa perasaanku selalu berubah-ubah di setiap kondisi, ah sh*it!" batinku menyadari bahwa ada yang aneh dengan perasaanku saat ini.

"A..apa maksudmu?" aku bertanya gugup, sangat gugup.

"Ck" ia berdecak dan tersenyum simpul. Lalu melanjutkan, "Kau ini memang benar-benar terlihat seperti jalang, haha. Kenapa perasaanmu mudah sekali berubah-ubah, huh? Jangan memerahkan pipimu itu, tidak pantas. Jangan terbawa omonganku tadi karna maksudku bukan yang ada di dalam otakmu, bodoh. Kau pikir semudah itu? Haha, benar-benar pemikiran yang pendek"

Aku benar-benar tersengat oleh perkataan Jimin. Kata-katanya seperti racun bagiku, hatiku sakit. Sangat sakit.

"Jadi, kau membawaku, menyeretku paksa kesini hanya untuk mengucapkan kata-kata laknat itu untukku, iya?! Kau pikir kau sudah sangat paling benar? menganggapku sebagai jalang yang sering bermain bersama namja hidung belang?! Berarti itu artinya kau juga namja berhidung belang itu, PARK JI MIN!!" tuturku dengan nada bergetar dan menekan setiap kata sembari menunjuk-nunjukkan jariku di depan wajahnya dan mengejakan namanya.

"Mwo?!!! Maksudmu?!! Sadarlah ae-"

"Maksudku? Kau ingin tahu apa maksudku? Maksudku adalah, jika aku ini jalang yang suka bermain dengan namja berhidung belang, berarti kau juga termasuk namja berhidung belang itu, karna kau pernah mencintaiku" aku berbicara dengan nada sinisku. Sungguh, sebenarnya aku tidak mau mengucapkan kata-kata ini, aku tau ini melukai hatinya. Tapi lihatlah janganlah egois, aku juga tersakiti bahkan lebih tersakiti ketika jimin tiba-tiba menjauh dariku tanpa sebab yang pasti. Oke aku egois jika memang benar-benar tidak tahu letak kesalahanku. Tapi demi Tuhan, demi apapun aku benar-benar tidak tahu.

Aeri pov end.

Jimin pov.

"Jadi, kau membawaku, menyeretku paksa kesini hanya untuk mengucapkan kata-kata buruk itu untukku, huh? Kau pikir kau sudah sangat menganggapku sebagai jalang yang sering bermain bersama namja hidung belang?! Berarti itu artinya kau juga sama seperti namja berhidung belang itu, PARK JI MIN!!" tuturnya dengan nada bergetar dan menekan setiap kata sembari menunjuk-nunjukkan jarinya di depan wajahku. Aku bisa melihat kesedihan di matanya, jujur munafik jika aku tidak tega melihat orang yang aku cintai menangis karnaku dihadapanku. Ya, aku tidak bisa berbohong apalagi pada diriku sendiri jika aku masih mencintainya. Namun aku begini bukan karna tanpa sebab, pastinya ada satu hal yang membuatku seperti ini.

"Mwo?!!! Maksudmu?!! Sadarlah ae-" ucapku terpotong

"Maksudku? Kau ingin tahu apa maksudku? Maksudku adalah, jika aku ini jalang yang suka bermain dengan namja berhidung belang berarti kau juga termasuk namja berhidung belang itu, karna kau pernah mencintaiku"

Deggg

'Pernah? Kau bilang pernah mencintai, aeri? Apa kau sadar aku masih mencintaimu bahkan sampai kapanpun. Dan maafkan aku terlalu egois mengataimu sebagai jalang, aku benar-benar minta maaf. Aku memang sangat egois yang mendahulukan emosi dari pada perasaan ini' batinku, aku merasa sakit, sangat sakit. Tentu saja, ia berpikir bahwa aku sudah tidak mencintainya lagi. Jangan bohong Lee Aeri kau pasti tahu aku masih mencintaimu.

Tapi aku menyeretnya kesini bukan karena aku ingin mengatakan kata-kata laknat itu, tapi aku ingin menyelamatkannya dari 'Sesuatu yang jahat'

Flashback on.

Aku sedang menikmati udara malam yang sepi dengan hembusan angin yang menambah kesan tenang. Seperti biasa aku sedang berada di tepi sungai Han.

Ketika sedang asik menikmati suasana di sini dengan menutup mataku, tiba-tiba aku merasakan ada seseorang duduk disampingku.

Aku terkejut saat mengetahui orang itu adalah, "Suga hyung?!"

Dia teeluhat dengan santainya, sama sepertiku ia juga menutup matanya.

"Ne, wae? Kenapa terkejut" ujarnya tenang, dengan tetap menutup matanya. (Ya, kenapa?)

"Ah, aniyo hyung. Kenapa kau disini?" tanyaku ketika sudah merasa lebih tenang. (Ah, tidak hyung)

"Wae? Tidak boleh? Suka-suka iyakan?" ujarnya santai. Ya, beginilah suga hyung dia adalah orang yang tidak mau berhambur kata alias Swag. Tapi jujur, aku memang merindukan sikapnya.

"Ah, aku tahu kau hyung. Kau kira aku sudah lupa. Kau tidak mungkin datang jika tidak ada butuh hyung" Memang, yaa begitulah sikapnya. Tidak mungkin datang jika tidak ada butuh.

"Kau benar, jim. Aku ingin memberi tahumu jika Aeri sedang berada disini. Kau tahu apa artinya?" kali ini suga hyung berbicara cukup panjang dengan mata terbuka dan tatapan yang serius.

"Dia sedang berjalan-jalan?" jawabku namun dengan nada bertanya karena tidak merasa yakin dengan jawabanku.

"Ah, pabbo-ya! Kau ini bagaimana. Apa kau lupa apa pesanku tadi siang, huh? Dasar pikun" kini ocehannya yang keluar, panjang sih tapi jika ocehannya yang keluar aku sangat malas mendengarnya seperti mendengar Ibu kos yang marah karna pulang telat. (Ah, bodoh!)

"Kau harus menjaganya, dia sedang dalam masalah, sesuatu yang jahat itu skan memangsanya sekarang ini" lanjutnya.

"Hyung, hyung ini kenapa sih? Kan hyung bisa sendiri untuk melindungi aeri? Kenapa harus aku, hyung?" aku sengaja berbicara dengan nada malas, padahal sebenarnya aku benar-benar merasa khawatir.

"Bawel, tinggal lakukan saja apa susahnya?!"

"Tapi hyung, kenapa hanya aeri yang harus dijaga dari beribu wanita disini?" tanyaku bingung, aku baru ingat pertanyaan itu seketika.

"Karna hanya ia yang diincar" jawab suga hyung singkat. Tapi aku masih belum merasa puas dengan jawabannya, mulai bertanya lagi dengan nada mengintrospeksi.

"Hyung, kau tidak mungkin melindungi seseorang begitu saja, apalagi seorang perempuan, itu tidak biasanya hyung. Apa kau menyimpan sesuatu antara kau dan aeri?" sebenarnya aku merasa sedikit cemburu, karna kenapa suga hyung begitu takut aeri kenapa-napa.

"Listen me, jim. Ya, kau benar. Aku tidak mungkin rela berbuat sesusah ini untuk melindungi aeri. Masih ada alasan selain karena ia diincar" suga hyung berbicara dengan nada serius, nada seriusnya kali ini berbeda dari biasanya ini benar-benar serius.

Ia terlihat mengambil nafas sebelum melanjutkan perkataannya, "Aku mencintainya"

Deggg








This feeling isn't possible to disappear in an instant

It takes time to eliminate it

But I have not had time to treat it
I've got it. I can't

Tbc

Hallo readers, maaf ya ini juga lama up nya, maaf juga sedikit.

Untuk yang lagi UNBK dapet semangat tuh dari Bangtan, hehe.

Bangtan juga pesen untuk Keep VoMent story ini😅

MY NAME IS SUGA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang