22. Again

3.6K 297 14
                                    

Rasa bersalah terkadang memang selalu muncul di sela-sela kebahagiaan kita. Itu semua karna waktu, percayalah waktu membuat kita sulit tapi tanpa waktu kita akan lebih sulit.

•••

Suga sunbae yang memelukku erat akhirnya melepaskanku.

"Ne, jeongmal bogosipo" ujarnya seakan membaca pikiranku, ah aku lupa dia kan memang bisa membaca pikiran. (Ya, aku benar-benar merindukanmu)

"Aeri, aku tau kau juga merindukanku" ujarnya dingin. Kali ini rasa kesalku mulai muncul kembali. Kenapa? Karna baru beberapa detik ia bersikap romantis yang akhirnya ia menjadi dingin lagi. Aku hanya bisa mempoutkan bibirku.

"Aeri!!" bentaknya menyadarkanku dari lamunan kesalku.

"Ah, ne?" aku hanya memasang ekspresi terbodohku.

"Ah, pabo!!!" jawabnya ketus, haha aku memang sangat bodoh ketika berada di depannya. (Bodoh)

*chong! Jojun! Balsa!*

Tiba-tiba hp ku berbunyi.

One massage from Jimin♥

Ah, jimin ada apa ya? Semoga tidak terjadi apa-apa. Akupun segera membuka pesannya.

"Chagi-ya?"

"Ne, chagi?"

"Apa kau sudah sampai rumah?"

"Ah, aku sudah sampai"

"Oh, geurae. Jaljayo♥"
(Oh, baiklah. Selamat tidur♥)

"Ne, gomawo. Tto jaljayo♥"
(Ya, makasih. Selamat tidur juga♥)

Aku terpaksa berbohong untuk kesekian kalinya kepada jimin yang sudah jelas mulai sekarang dia adalah seorang kekasihku, Lee Aeri.

Setelah menutup pesan dari Jimin, tiba-tiba Suga sunbae merebutnya dari ku. Aku segera memberontak untuk mengambilnya kembali namun ia malah mengangkat tinggi handphoneku, dan aku tidak bisa mengambilnya kembali karena memang ia lebih tinggi dariku. Aku kesal karena perilakunya hanya bisa pasrah dan menekuk wajahku kesal.

"Chakkaman" ujarnya. Aku pun segera berhenti dari aktivitasku yang berusaha mengambil kembali hp ku yang dibawa olehnya. (Tunggu sebentar)

Aku hanya bisa mempoutkan bibirku. Tapi ia segera mengetik sesuatu 'apa ia menulis pesan?' batinku. Aku pun segera mengintip. Namun sebelum aku mengintip ia sudah memberikan handphoneku. Aku yang penasaran segera memeriksa apa yang ia lakukan. Dan hal pertama yang aku buka adalah kotak pesan karna aku takut ia mengirimkan sesuatu pada Jimin, namun setelah aku melihat tidak ada apa-apa. Aku hanya bisa mengelus dadaku dan bernafas lega. Tapi aku masih penasaran apa yang dilakukannya, entahlah aku juga tidak peduli.

"Kajja!" ia lalu menarikku dengan tiba-tiba. (Ayo!!)

Aku segera melepas heran lenganku dari genggamannya, begitupun sebaliknya ia menatapku dengan ekspresi 'hah, ada apa?' nya itu.

"Kemana?" tanyaku dengan ekspresi bingung. Dia yang sudah mendengar pertanyaanku segera memasang wajah dinginnya kembali.

"Kau tidak mau pulang?"

MY NAME IS SUGA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang