...
"Hyung, kau tidak mungkin melindungi seseorang begitu saja, apalagi seorang perempuan, itu tidak biasanya hyung. Apa kau menyimpan sesuatu antara kau dan aeri?" sebenarnya aku merasa sedikit cemburu, karna kenapa suga hyung begitu takut aeri kenapa-napa.
"Listen me, jim. Ya, kau benar. Aku tidak mungkin rela berbuat sesusah ini untuk melindungi aeri. Masih ada alasan selain karena ia diincar" suga hyung berbicara dengan nada serius, nada seriusnya kali ini berbeda dari biasanya ini benar-benar serius.
Ia terlihat mengambil nafas sebelum melanjutkan perkataannya, "Aku mencintainya"
Deggg
'Mwo?? Mencintainya?? Jadi, alasannya karena itu? Benar dugaanku selama ini' batinku terus saja bergeming, tidak habis fikir akan jadi seperti ini.
"Kau kenapa?" sadar akan perubahan dengan tingkah lakuku, ia segera bertanya heran.
"Ah, gwaenchanayo hyung. Aku baik" ya, aku memang berbohong. Tidak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya. (Tidak apa hyung)
Ia hanya membalasnya dengan anggukan, lalu berposisi seperti semula. Ia mulai menutup matanya lagi dan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.
Aku pun melakukan hal yang sama. Namun tiba-tiba aku teringat percakapan tadi siang bahwa ia akan menjelaskan padaku kenapa ia bisa berlari secepat kilat.
Aku segera membuka mataku namun nihil, ia tiba-tiba saja sudah menghilang dari sisiku. Padahal barusan saja kami mengobrol, ya kan.
Aku merutuki kepergiannya yang tidak berpamitan. Namun ketika aku sedang mengoceh tidak jelas aku menangkap seseorang yang sangat familiar.
Aku memicingkan mataku meyakinkan penglihatanku yang ternyata itu adalah
"Aeri?" ucapku seketika. Lalu tiba tiba aku teringat percakapanku dan suga hyung tadi bahwa saat ini aeri sedang dalam bahaya.
Tanpa babibu aku langsung segera menghampirinya dan menyeretnya pergi dari tempat dia berdiri tadi.
Flashback off.
Jadi, sebenarnya itu alasanku menariknya kesini. Aku benar-benar tidak berniat dan bermaksud menyakitinya. Hanya saja aku terlalu larut dalam emosi.
"Sudahlah, jim. Jika maksudmu hanya untuk menyakitiku untuk apa kau menyeretku ke sini. Aku ada urusan yang pasti urusanku lebih penting dari pada ini!" serunya membentakku. Ya, aku terima bentakannya aku tahu dia sakit hati tapi apakah dia tahu bahwa aku juga korban dari semua ini?
Aku hanya meresponnya dengan tetap diam, menyesali kelakuanku. Padahal maksud awalku hanya melindunginya dari sesuatu yang jahat sesuai dengan perkataan suga hyung tadi.
Kemudian ia beranjak pergi dari hadapanku, aku tidak bisa menahannya. Ah, maksudku bukan tidak bisa, hanya saja aku tidak punya hak untuk menahannya setelah kejadian tadi.
Jimin pov end.
Aeri segera pergi ke tempat dimana tadi ia berdiri menunggu namjoon. Dan ternyata dari kejauhan ia melihat namjoon sudah berada disana.
Aeri tersenyum senang namun juga merasa bersalah. Ya, bersalah sudah membuatnya menunggu lama.
'Namjoon oppa tidak akan menuggu jika saja Jimin tidak menyeretku tadi' Batin aeri. Lalu dengan segera ia menghampiri namjoon.
Aeri pov.
Ah, ternyata namjoon oppa sudah menungguku. Aku merasa bersalah karena telah membuatnya menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY NAME IS SUGA [Proses Revisi]
FanfictionHighest rank: #1 in Vampire #50 in Fanfiction "Bahkan aku tidak mengerti bisa menyukai seorang gadis yang bahkan takut padaku. Tapi tenanglah, aku akan menjagamu aku tidak akan menyakitimu sampai aku terbunuh karenamu." -MSG