0.6

15.8K 595 4
                                    

Bel pulang sekolah sudah lima menit yang lalu berbunyi. Tapi aku dan Indah masih betah berada di kelas. Indah menunggu Kak Billy. Aku menunggu... Tidak aku hanya menemaninya saja. Indah sedari tadi bersenandung lagu-lagu di ponselnya. Aku hanya memainkan ponsel melihat instagram Kak Brian, sesekali discreenshot foto yang menurutku lucu.

"Venus!"

Di ambang pintu berdiri Kak Billy dengan tatapan yang tak bisa diartikan. "Ke-kenapa Kak?"

Kak Billy menghampiriku tanpa melihat Indah sedikit pun. Ku lirik Indah yang masih kebingungan.

"Lo mau nikah sama Brian?" ucap Kak Billy sambil berbisik

Pertanyaan itu membuat mataku membulat. "Dari siapa Kakak tau?"

"Brian."

Aku diam. Aku tak bisa membalas pertanyaan Kak Billy, karna memang itu kenyataan. Lagian kenapa Kak Brian memberitahunya.

"Kenapa? Kenapa gak ngasih tau?" wajah Kak Billy mengeras.

"Loh, Venus, bener yang dibilang Kak Billy?" pertanyaan itu terlontar dari mulut Indah.

"Gue gak mau tau. Pokoknya kalian harus...."
Kata Kak Billy menggantung. Aku hanya diam menunggu apa yang harus aku lakukan.

"Undang gue sama Indah."

"Hei, malah bengong, Nanti kita ke pergi pesta Venus sama Brian pake baju yang bagus. Kita kalahin Brian sama Venus." lanjutnya. Aku tertegun mendengarnya. Indah hanya cekikikan mendengar itu.

"Lo juga Venus kenapa gak bilang sama gue."

"Kan baru semalam perjodohannya jadi mau gimana lagi."

"Tapi lo bakal undang kita 'kan?"

"Terserah."

Tok. Tok. Tok.

Bayang seorang laki-laki yang selama ini menghantui pikiranku sekarang dia berdiri tegap di pintu kelasku. Dia berjalan ke arahku sambil terus menatapku.

"Venus, ayo kita pulang."

"Oh, iya Kak."

"Eh, Yan. Jangan lupa ya Undang kita, oke."

"Sip."

Aku membuntuti Kak Brian yang berjalan mendahuluiku. Kak Brian sama sekali tidak menoleh kearahku. Mungkin kita belum menikah jadi dia bersikap seperti ini.

***

Setelah sampai rumah, Mama sudah menungguku di depan pintu sambil senyum-senyum gak jelas.

"Ma, mama kenapa?" Mama memandangiku bergantian ke Kak Brian.

"Pernikahan kalian dua minggu lagi dari sekarang."

Mataku melotot, Aku kira pernikahannya nanti setelah lulus SMA. "Ma, Mama gak bercanda kan?"

"Gak sayang."

"Tapi Ma, bukannya, ni-nikahnya udah lulus SMA?"

"Mama gak pernah ngomong gitu Venus. Dua minggu lagi kalian menikah."

"Tapi gak terlalu cepet?"

"Ya, enggaklah."

"Em, Ma. Brian pulang dulu yah."

"Iya, hati-hati menantu, eh, maksudnya Brian." Aku memutarkan bola mata malas. Aku memasuki rumah langsung karna Kak Brian sudah pulang.

Aku melangkahkan kakiku ke kamarku. Sulit untuk menerima semua ini. Menikah di usia muda, bukan itu yang ku inginkan. Apalagi dengan embel-embel perjanjian, perjodohan. Ini sangat menyiksa. Aku harus berbuat sesuatu. Agar pernikahan ini gagal. Bukannya aku meragukan Kak Brian tapi Kak Brian yang tak pernah menunjukkan rasa suka, walau itu terpaksa. Aku memang menyukainya, tapi jika dia seperti ini, membuatku juga ragu. Aku memeluk erat guling kamarku. Kak Brian tak akan pernah berubah, Kak Brian tak pernah bersikap manis layaknya Kak Billy pada Indah. Apa aku bisa merubah Kak Brian? Dia tak bisa mencintaiku. Ini semakin rumit. Apa aku harus bersikap egois? Apa aku harus membuat Kak Brian mencintaiku?

Tidak! Tidak! Ini perbuatan salah. Aku akan membuat Kak Brian mencintaiku dengan caraku sendiri.

Kak Brian.

My Ice Husband! [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang