1.3

14.5K 537 0
                                    


Kantin, adalah tempat kesenangan bagi para pelajar. Dimana banyak makanan disini. Dan sekarang Aku bersama Indah sedang memesan mie ayam dengan es jeruk.

Saat sedang menyantap hidangan kali ini, mataku menangkap cowok yang sekarang telah sah menjadi suami ku. Yang membuat aku kaget kali ini, ceweknya bergelayutan persis monyet yang ada di ragunan, masalahnya itu tangan laki gue, bukan pohon yang sering di gelayutin.

Intinya, dia bergelayut di tangan Kak Brian.

Cabe pasaran! Dasar?!

Kok gue marah?

Wajarlah.

Oke, focus. Tatap mie ayam di meja ini. Dalam hitungan ketiga, Makan!

Satu

Dua

Tiga.

Hap.

Dalam waktu kurang lima menit, mie ayam habis berserta mangkoknya. Hebat! Nanti tujuhbelasan aku udah siap buat ikut lomba makan mie, apalagi yang pedes pake cabe pasaran.

"Yuk, ke kelas." aku menarik paksa Indah

***

Saat ini aku sudah berada di apartement, sendirian, karna kak Brian belum pulang kerumah, padahal ini sudah dua jam setelah sekolah di bubarkan.

Gak ada kegiatan lain selain nonton tv, baca majalah dan buka-tutup kulkas. Perutku sudah berdemo disana...

"Laper, kemana yah? Apa kerumah aja kali yah, mungkin disana ada ayam goreng."

Aku mengambil jaket dan kunci mobil, lalu meluncur kerumahku tercinta.

***

"Mama!"

Aku melihat mama menghampiri ku dengan wajah yang bertanya-tanya.

"Loh, Venus? kamu kenapa kesini? kamu kan udah pindah sama Brian? Terus Briannya mana? Kok gak bareng kamu?" bodoh! Venus bodoh! Ngapain kesini.

"Ma, kalau nanya itu satu-satu. Mama ini, Udah jadi wartawan aja. Lagian siapa yang ngelarang aku kesini, ini rumah aku juga kali, udah ah, Mama pasti goreng ayam 'kan? Mau dong." rengekku.

"Ish, kamu ini, makanan mulu yang dipikirinnya. Oh, ya Brian mana? Gak bareng kamu?"

Aku mengidikan bahu acuh, "tau, tu orang gak pulang-pulang. Mama udah Venus pingin ayam goreng."

"Kenapa gak pulang?"

"Mama aku pingin ayam goreng."

"Jawab dulu kenapa dia gak pulang?"

"Aku gak tau Mama, Aku pingin ayam goreng."

"Mama gak masak Venus, Papa kamu lagi di luar kota jadi Mama gak masak."

"Ish, bilang kek dari tadi. Ma, masakin apa aja deh buat aku, aku laper."

"Masak sendiri."

"Mama,"

"Iya-iya, masak apa aja yah awas kalau protes."

"Iya, emang mama mau masak apa?"

"Masak Air."

"Mamaaaaaaaa."

Mama cekikikan sambil berjalan kedapur. Sembari menunggu Mama yang memasak aku mengeluarkan ponselku takut-takut ada pesan dari Kak Brian. Namun, nyatanya nihil.

Kusimpan ponselnya dan focus ke televisi yang menyala dari tadi.

***

"Venus, bangun Ven... ye malah ketiduran ni anak."

Samar-samar aku mendengar gerutuan Mama, aku mengerjapkan mataku dan lihatlah! Mama sudah berkacak pinggang didepanku. "Eung..." aku sedikit menggeliat.

"Ini udah sore, kamu makan dulu gih, kasian suami kamu nungguin."

"Oh, suami... APA!!! Suami? Kak Brian?"

"Iyalah, emang siapa lagi."

"Ngapain Kak Brian kesini, trus mana orangnya?" aku celengak celinguk mencari Kak Brian.

"Di belakang, tadi Mama nelfon Brian takutnya dia nyariin kamu."

"Owh, yaudah aku makan dulu."

"Cepet yah makannya!"

"Iya, Ma."

***

Tadi, setelah aku makan, aku langsung digusur ke dalam mobil Kak Brian dan yang paling malu-maluin itu Mama teriak kayak gini 'jangan lupa, bikinin Mama cucu yang cantik sama yang ganteng.' gitu, kenapa jadi malu sama Kak Brian yah.

Sekarang aku di apartement, ngurung di kamar. Dan berdoa terus semoga Kak Brian gak denger yang tadi Mama teriakin.

Tok. Tok. Tok.

Kayaknya Kak Brian ngetuk pintu deh, buka gak yah.

"Bentar Kak, gue lagi ganti baju." teriakku dari kamar.

"Oh, gue keluar dulu bentar, nanti pulang agak malem."

Bukannya ini udah malem yah, terus kalau pulang jam 2, masih malem yah?

"Iya, kak." balasku.

Sepertinya Kak Brian udah pergi, sekarang bisa tidur dengan tenang.

Tbc.

Jangan lupa Votenya yah...

★★★

My Ice Husband! [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang