1.4

14.5K 575 2
                                    

Sekarang, Kak Brian sibuk dengan kegiatanya, les lah, pemantapan lah, try out, dan lainnya sampai dia lupa waktu. Setiap pulang langsung tidur, bangun subuh buka buku, gitulah kesehariannya. Semoga mataku gak bosen liat Kak Brian gitu terus...

Sama juga dengan Kak Billy, Indah juga merasa dilupakan. Jadi akhir-akhir ini kita sering jalan, kadang ke mall, ke kedai es krim atau kemana aja yang kita mau.

Kayak sekarang ini, aku lagi di mall abis nonton bioskop terbaru, aku mengajak indah ke food courtn. Dan memesan beberapa makanan dan minuman.

"Ven, lo udah nanya ke Brian dia mau kuliah dimana?"

Jujur aku belum pernah ngobrol lagi sama Kak Brian dari dia mulai sibuk sama sekolahnya.

"Gak tau, gue belum pernah ngobrol lagi sama dia."

"Jujur yah, yang gue sering baca di wattpad itu, kalau nikah muda apalagi cowoknya pinter kayak Kak Brian biasanya pergi kuliah di luar negri. Gue masih bingun deh, kenapa hidup lo kayak novel di wattpad sih."

"Itu mah, lo-nya aja kali yang seeing baca wattpad. Lagian kalau Kak Brian ke luar negri juga kenapa gue harus khawatir, dia juga punya cita-cita kali."

"Mungkin, tapi bisa aja loh. Kalau bener Brian ke luar negri nanti pulang-pulang bawa cewek lain yang lagi bunting gimana?"

"Ih, kok lo kayak gitu sih, ngelantur mulu."

"Sebenernya perasaan lo ke Brian tu kayak gimana sih."

"Gak tau, mungkin perasaan belum tumbuh. Tapi kalau merasa, gue udah mulai deh."

"Merasa? Merasa suka kayak gitu?"

"Merasa kayak ibarat lo punya barang, apa ya?? Pulpen deh, lo punya pulpen baru yang gak pernah lo pake, tapi giliran di pake orang lo merasa pulpen itu punya lo, kesayangan lo. Gitu lah."

"Iya, gue mulai ngerti."

***

"Ven lo sebelah sana gue sebelah sini oke?"

"Ya."

Lalu kami pun ngacir dengan cepat, aku ke arah kanan dan Indah ke arah kiri. Kita sama-sama mencari buku untuk materi selanjutnya. Di perpustakaan sekolah apalagi jam-jam istirahat banyak siswa kutu buku yang lebih suka menghabiskan waktunya disini.

Baru dua buku yang kudapat, tinggal satu lagi buku tentang biologi. Saat telah kudapat ternyata ada tangan lain yang mengambil buku biologi juga. Alhasil tanganku tak sengaja memegang tangannya.

Aku menoleh kearah si pemilik tangan besar itu, dan terbyata memang benar dugaanku bahwa ini tangan cowok yang sekarang akan lengser jabatanya sebagai ketua OSIS. Kei Mahandika. Cowok yang paling terkenal di sekolah. Goodboy kedua setelah Kak Brian, itulah gosipnya.

"Maaf,"

Setelah kata itu meluncur dari mulutku aku mengambil buku sebelahnya. "Lo Venus 'kan?"

"I-iya, kenapa?"

"Oh, gak papa. Cuma gue tau lo dari indah aja, dia sering cerita ke gue tentang lo."

"Indah?"

Buset, tu anak ngomong apa aja ya ke kei.

"E-emang Indah bilang apa aja sama lo." tanyaku sedikit mengerutkan dahi.

"Em,,, lo suka ngeselin, lo agak-agak miring, lo suka gugup kalau deket cogan, lo-" mataku membulat, ini bukan suatu kebohongan malah memang kejujuran.

"Stop! Gue gak kayak gitu."

"Iya-iya, gue tau lo gak kayak gitu, gue gak percaya apa kata indah, dan terbukti. Ternyata lo cantik, imut, lucu. Gak kayak yang dibilang indah."

Ah, di puji cogan. Kuat Ya Allah, Kuat.

"Ah, lo bisa aja dah."

"Eh gue bicara jujur."

Aduh senyumnya bikin meleleh yah kayak coklat. Manis.

***

Author POV

Seseorang dengan mata memerah, rahangnya mengeras saat melihat kebersamaan dua insan tersebut.

Mulutnya memang berkata 'Tidak', tapi hatinya berkata 'Iya'. Sekarang Ia mengakui perasaannya sekarang. Ia menyukainya dalam waktu singkat.

'Jika lo udah masuk, lo gak akan bisa keluar lagi. Bahkan gue gak bakal biarin lo keluar.' batinnya.

Tbc..

Jangan lupa Vote★★★






My Ice Husband! [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang