eps'32

6.3K 303 31
                                    

Zacky berjalan masuk ke ruangan VIP yang ada di sebuah Rumah Sakit. Bau obat-obatan sangat menyengat dari dalam ruangan yang sepi juga besar itu. Seperti tak ada kehidupan di sana. Hanya bunyi elektrocardiography yang terdengar dengan bunyi teratur.

Seorang gadis terbaring lemah di atas brankar berlapis kasur berwarna biru laut, dengan berbagai alat medis tertancap di tubuhnya. Gadis itu sangat tenang dalam mimpinya saat ini. Bahkan ia tak memikirkan betapa tersiksanya semua orang menunggunya sadar dari tidur panjangnya.

Seminggu sudah terlewat, gadis itu tak menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Semua orang sudah kehilangan akal sehatnya. Mereka semua terlihat gila saat melihat gadis ini terbaring di atas brankar. Gadis yang nampak tenang dan terhanyut dalam mimpi panjangnya.

Semua masih sama. Detak jantungnya, aroma tubuhnya, wajah cantiknya, tak ada yang berubah. Hanya saja, gadis itu tak pernah membuka matanya lagi. Bahkan menggerakkan sedikit tubuhnya saja tidak.

Zacky menarik kursi untuk duduk di samping brankar, lalu menggenggam lengan pucat gadis yang tengah berbaring lemas di hadapannya. Ia menempelkan lengan gadis itu di bibirnya. Mengecupnya lama, mencoba menyadarkan gadis itu dari tidur panjangnya.

"Hei, kapan kamu sadar? Aku kangen," bisik Zacky lirih, memecah keheningan dalam ruangan itu. Air matanya menetes. Ini bukan kali pertamanya meneteskan air matanya di sini. Tapi sudah berkali-kali. Peduli setan dengan banyak orang yang menyebutnya banci karna sering menangis. Yang ada di pikirannya saat ini hanya seorang gadis di hadapannya.... Lola.

Gadis yang dulu selalu mengisi ruang hatinya. Memberikan keceriaan di setiap langkahnya, juga seorang gadis yang dapat meluluhkan hatinya.

"Kamu cepet sadar. Sebentar lagi 'kan kita mau masuk sekolah. Aku nggak mau sekolah tanpa kamu, Ta," lanjut Zacky dengan suara yang serak akibat menangis. Lengannya masih setia menggenggam lengan Lola yang ditancapi infus. Ia berharap jemari itu bergerak, setidaknya berikan dia keyakinan, bahwa gadisnya akan kembali lagi.

"Kamu ... terlalu berharga untukku. Jadi, jangan pergi meninggalkanku."

Zacky tersenyum pedih setelah mengucapkan kata itu. Sudah jelas ia tidak memiliki harapan lagi. Gadisnya pasti akan pergi cepat atau lambat, karna semuanya sudah terlambat. Ia menaruh lengan Lola yang tadi ia genggam di samping tubuh gadis itu, lalu berjalan keluar dari ruangan itu. Ia duduk di bangku panjang depan ruangan. Ia kalut memikirkan keadaan Lola saat ini. Akankah gadis itu bisa kembali seperti dulu? Ah, ia meragukannya. Kemungkinannya sangatlah tipis bagi seorang gadis yang sudah koma selama seminggu. Kecuali ada mukjizat dari Tuhan hingga Lola kembali seperti biasa. Saat ini ia sangat membutuhkan mukjizat itu.

Zacky bangkit dari duduknya. Ia sadar, ia adalah ciptaan Tuhan. Ia juga masih membutuhkan Tuhan. Ia tersenyum kecil. Sudah berapa lama ia mengabaikan kewajibannya sebagai hamba Tuhan? Bahkan ia sudah melanggar semua larangannya. Ia harus berubah. Ia memejamkan matanya, betapa banyak dosanya selama ini. Dulu, ia berpendapat kalau ia tak membutuhkan Tuhan sebagai manusia. Tapi, sekarang ia sadar, tanpa Tuhan, tak akan pernah ada dirinya di dunia ini. Karna, hanya Tuhan yang dapat membentuknya. Bukan orang tuanya.

Zacky menggulung celana panjangnya sampai ke betis, lalu melangkahkan kakinya menuju rumah sang Ilahi. Ia ingin memohon ampun atas perbuatannya selama ini. Ia rela jika harus dihukum Ilahi karna perbuatan bodohnya selama di dunia. Ia sudah jadi manusia yang tidak berguna. Ia sungguh-sungguh menyesali perbuatannya dulu. Apakah sudah terlambat baginya untuk tobat? Ia rasa tidak. Saat ini ia masih memiliki kesempatan untuk mengulangi hidupnya dari nol.

Lengannya lerulur memutar keran, hingga air mengalir deras, menerpa lantai yang basah akibat cipratannya. Ia mengambil air wudhu, mencobanya lagi setelah sekian lama tak melakukannya. Ia teringat pada masa lalu, dimana Risa selalu mengajarinya cara mengambil wudhu. Ia juga selalu terkena omelan Risa karna urutan wudhu yang terbalik. Tanpa ia sadari, ia tersenyum saat berwudhu. Hatinya menjadi tenang. Ia sadar, obat kekalutannya adalah... berserah diri kepada Ilahi.

ZackTaa [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang