eps'39

5.5K 250 5
                                    

"Mengakui kesalahan, adalah hal terberat bagi gue."
-Angkasa

🎀

"Ngapain lo ke sini?" tanya Zacky dengan dingin.

Lelaki yang tak lain adalah Angkasa hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Zacky mengernyit bingung, "Masuk. Kita ngobrolnya di dalam aja."

Angkasa mengangguk. Lalu ia dan Zacky berjalan menuju sofa yang ada di ruang tengah. Mereka duduk bersebrangan di sofa itu.

"Ada keperluan apa lo datang ke rumah gue?" tanya Zacky dengan nada yang masih menusuk dan tajam.

Angkasa menghela napasnya panjang, "Maaf kalau gue ganggu lo. Gue datang ke sini sebener----"

"Nggak usah pake kata pengantar. Langsung aja ke intinya," ucap Zacky, memotong omongan Angkasa.

"Baru juga gue mau omongin intinya," gumam Angkasa, namun masih dapat didengar oleh Zacky.

"Ya udah, lanjutin," ucap Zacky.

"Gue kesini mau----"

"Permisi, kami dari jasa perbaikan!" seru orang di luar rumah, memotong omongan Angkasa.

Zacky berdecak malas, lalu berjalan keluar rumah. Ia berbincang sebentar dengan petugas perbaikan rumah yang ia telfon tadi, lalu menunjukkan letak kamar yang harus diperbaiki. Setelah petugas itu naik ke atas, Zacky kembali lagi ke sofa, dan duduk di tempatnya tadi.

"Jadi, lo mau ngomong apa?" tanya Zacky setelah terduduk sempurna di sofa.

Angkasa mebghela napasnya, "Gue mau minta maaf."

Zacky mengernyitkan dahinya bingung, "Minta maaf buat apa?"

"Buat segalanya. Buat gue yang selalu mancing emosi lo. Gue yang selalu nyakitin orang yang lo sayang. Gue minta maaf, gue bener-bener minta maaf."

"Orang yang gue sayang?" tanya Zacky tak mengerti.

Angkasa tersenyum kecut, "Iya. Gue selalu nyakitin Liandra. Bahkan gue pernah nyakitin Lola. Padahal, Lola nggak punya salah apa-apa sama gue."

"Kapan lo nyakitin Lola?" tanya Zacky yang mulai tersulut emosinya.

"Lo inget nggak, waktu Lola pingsan di ruang OSIS? Di sana, gue diam aja. Padahal, Lola lagi terbaring di pintu. Beruntung lo datang saat itu. Jadi, Lola nggak tidur di lantai," jelas Angkasa.

(Baca eps'11)

Zacky menerawang kejadian itu. Saat sudah mengingatnya, ia mengangguk-angguk paham.

"Jadi... lo mau maafin gue?" tanya Angkasa.

Zacky hanya mengangguk, "Hm."

Angkasa menghela napasnya panjang, "Gue kira, lo nggak akan maafin gue."

"Kenapa lo mikir gitu?"

Angkasa tertawa miris, "Mengakui kesalahan, adalah hal terberat bagi gue. Gue nggak pernah deg-degan begini waktu acara apa pun. Lomba apa pun gue nggak pernah nervous. Tapi, kalau gue disuruh mengakui kesalahan, gue nggak sanggup. Jangankan minta maaf di depan publik, minta maaf sama lo aja gue nervous setengah mati."

ZackTaa [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang