eps'46

5.1K 237 10
                                    

Yura mengetuk pintu kamar Zacky dengan pelan. Sudah beberapa kali ia mengetuk pintunya, namun tak mendapat respon sedikit pun. Alhasil ia membuka pintu kamar Zacky.

"Ternyata tidur," gumamnya sambil menatap Zacky yang mendengkur di balik selimut. Ia kembali menutup pintu kamar Zacky, lalu berjalan menuju ruang kerja suaminya. Ia mengambil telepon rumah, lalu menekan beberapa angka hingga sambungan terhubung.

"Halo? Ini dengan siapa?"

Yura tersenyum saat mendengar suara suaminya, "Pah, ini mama."

"Loh, mama belum tidur? Ini udah malem, Ma. Jangan kebanyakan tidur malem."

"Iya nanti tidur. Papa pulang jam berapa?"

"Ini udah mau pulang kok, Ma. Kenapa?"

"Mampir ke warung ya, Pa. Beliin mama permen karet rasa blueberry."

"Hah? Buat apa permen karet? Mama nggak salah?"

"Nggak salah, Pah. Pokoknya mama mau permen karet!"

"Oke, nanti papa beliin. Mau berapa?"

"Dua puluh, cukup kali ya, Pah?"

"Dua puluh buat apa, Ma? Itu banyak banget!"

"Ya buat dimakan lah! Pokoknya papa harus pulang bawa permen karet itu."

"Iya, iya."

Yura mematikan sambungannya. Ia tersenyum lebar, lalu berjalan keluar dari ruangan suaminya. Matanya melirik pada jendela yang masih terbuka gordennya. Ia berjalan mendekati jendela itu untuk menutupnya dengan gorden.

Tepat di depan jendela, matanya membelalak saat melihat wajah seseorang seperti sedang mengintip ke dalam.

"AAAAAAAA!!!"

Zacky yang masih asik dalam mimpinya langsung terbangun. Ia berlari keluar kamarnya dan mencari keberadaan ibunya. Matanya membelalak saat melihat ibunya sudah tergeletak di lantai. Tanpa basa-basi ia mendekati ibunya dan menepuk-nepuk pipi wanita itu.

"Ma, Ma, Ma," ucapnya sambil menepuk pipi ibunya. Ia melirik pada jendela dan melihat ke luar, namun tak ada apa pun di sana.

Zacky menutup jendela itu dengan gorden, lalu kembali berjongkok untuk menggendong ibunya. Ia membawa ibunya ke sofa yang ada di lantai bawah dan membaringkannya di sana. Setelah itu ia berjalan menuju telepon rumah dan menelpon seorang dokter.

"Halo, Dokter Irma. Bisa ke rumah Zacky sekarang? Mama tadi tiba-tiba pingsan."

"...."

"Baik, saya tunggu," Zacky menutup panggilan itu dan mendekati ibunya. Ia duduk di sofa sebelah ibunya berbaring dan menyalakan televisi agar suasana tidak terlalu sepi.

Ceklek

Zacky mengalihkan pandangannya pada pintu. Ia melihat ayahnya dengan jas kerja sedang menenteng sebungkus permen karet.

Jaya terkejut saat melihat Yura berbaring di sofa. Ia berlari mendekati Yura. Matanya beralih pada Zacky, "Ky, mama kenapa?"

"Aku juga nggak tau, Pah. Waktu aku lagi tidur, mama teriak dan pas aku lihat, mama udah pingsan deket jendela," Jawab Zacky yang sibuk menonton televisi.

Jaya duduk di sofa, "Ya sudah. Sekarang kamu tidur lagi. Mama biar papa yang jaga."

Zacky mematikan televisi dan menoleh pada ayahnya, "Besok jangan lupa ke dokter kandungan."

"Hah?" Jaya memandang Zacky dengan bingung. Matanya masih memperhatikan Zacky yang tengah berjalan ke lantai dua.

"Dokter kandungan?" gumamnya sambil menatap Yura yang masih tak sadarkan diri. Ia menghela napasnya dan menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.

ZackTaa [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang