eps'43

5.4K 270 8
                                    

SutarD'off, 15.30 WIB

Zacky menyandarkan tubuhnya pada bangku kebesarannya. Ia menatap ruangannya yang hitam dengan gaya modern. Entah mengapa hatinya merasa sakit saat merasakan pekerjaan CEO tak semudah bayangannya. Ia jadi teringat bagaimana ia menghabiskan uang ayahnya, namun ayahnya tak berkomentar sedikit pun.

"Gue parah banget dulu," gumamnya dengan mata terpejam. Ia membuka kembali matanya dan berjalan menuju pintu. Saat membuka pintunya, Oliv sudah berdiri di sana dengan senyum manisnya.

Zacky mencoba tersenyum, tapi hanya senyum kecil yang tak terlihat.

"Pak, ada paket untuk Bapak," Oliv menyodorkan sebuah bingkisan kecil yang dilapisi kertas coklat.

Zacky mengambil paket itu lalu mengangguk, "Terima kasih," Ia kembali masuk ke ruangannya dan tak lupa menutup pintunya dahulu.

Zacky merobek plastik dan bungkus coklatnya. Ia mengernyit saat tahu kalau isinya adalah sebuat amplop. Dengan cepat Zacky membuka amplop itu hingga meluncur beberapa foto ke telapak tangannya.

Zacky membuang amplop tadi dan melihat foto yang tadi meluncur di tangannya.

Siapa yang kirim ini?

Zacky menelan salivanya berat. Lengannya bergetar saat melihat foto itu. Foto kebersamaannya dengan Lola. Zacky menarik napasnya panjang dan menghembuskannya. Ia berjalan menuju laci meja kerjanya lalu menaruh foto itu di sana dan menutup lagi lacinya.

Ia mendudukkan tubuhnya di kursi dengan kedua tangannya yang menutupi wajahnya.

Baru gue mau move on, ini udah dikacaukan lagi

Zacky membuka telapak tangannya saat mendengar ketukan pintu. Ia mengalihkan pandangannya pada pintu yang tertutup rapat, "Masuk."

Perlahan pintu ruangan Zacky terbuka dan memperlihatkan wajah Vena yang nampak sumringah. Di belakang Vena ada Oliv dengan wajah sebalnya pada Vena.

"Aaaa! Zacky! Aku kangen!" jerit Vena sambil berlari ke arah Zacky yang duduk di kursi. Ia langsung memeluk Zacky yang masih duduk di kursi.

Zacky membelalak saat Vena memeluknya. Ia langsung berdiri dan melepas pelukan Vena.

Oliv nampak bingung dengan kejadian di depannya. Ia hanya diam dengan berbagai pertanyaan di otaknya. Seakan teringat sesuatu, ia langsung berbalik badan dan menutup pintu ruangan Zacky. Ia tak ingin ada orang lain yang melihat kejadian ini selain dirinya. Ia tak ingin Zacky dipermalukan hanya karna hal ini.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Zacky dengan dingin.

Vena tersenyum sumringah. Ia mengetuk-ngetukkan jarinya di dagunya, "Emmm, kita 'kan temen. Boleh dong aku datang ke sini."

"Tau dari mana perusahaan ini?" tanya Zacky lagi. Ia masih banyak pertanyaan untuk Vena.

"Aku cari internet, terus tanya pegawai yang makan siang di deket sini," jawab Vena masih dengan senyumnya. Ia mengedipkan matanya lalu berjinjit dan mencium pipi Zacky.

"Shit!" Zacky mengumpat kecil lalu mengelap pipinya yang terasa basah dengan tisu di atas mejanya.

Oliv berjalan mendekati Vena dan memegang lengan Vena.

Vena menoleh pada Oliv, "Lepasin tangan gue!"

Oliv menatap tajam pada Vena, "Maaf, tapi anda mengganggu kenyamanan di sini. Anda juga sudah mengganggu Pak Zacky. Segera keluar dari perusahaan ini, atau saya panggilkan satpam untuk mengusir anda."

Vena melotot pada Oliv, "Hak lo apa, ngatur-ngatur gue?!"

Oliv menahan amarahnya yang sudah ada di ubun-ubun, "Cepat keluar."

ZackTaa [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang