eps'49

6.8K 269 10
                                    

Zacky mengusap wajahnya dengan kasar. Ia bingung dengan perasaannya sendiri. Dulu, ia sangat ingin Lola bersamanya. Tapi setelah tahu Lola membohonginya, perasaannya sedikit goyah. Entah mengapa perasaannya tak sekuat dulu.

Ia bangkit dari duduknya dan berjalan masuk ke kamarnya. Ia mengambil foto Lola yang masih terpajang di atas nakas. Dipandanginya foto itu lama. Ia menaruh kembali foto itu di tempat semula.

Matanya sedikit melebar saat ia membalikkan badan dan melihat sosok Lola di sana. Ia hanya diam, tak bergerak. Tubuhnya seakan menolak apa yang dikatakan hatinya.

"Ky," Lola berlari mendekati Zacky dan memeluk lelaki itu. "Maaf," lirihnya dengan kecil.

Zacky diam. Ia menghela napasnya kecil dan balas memeluk Lola. "Kenapa aku nggak bisa marah sama kamu, Ta?"

Lola melepas pelukan mereka. "Aku juga nggak bisa lama-lama jauh dari kamu, Ky." Lengannya menyentuh dagu Zacky. "Kamu udah semakin tua, ya? Udah ada jenggotnya gini."

Zacky terkekeh kecil, ia menjepit hidung Lola dengan jarinya, "Kamu juga makin dewasa, Ta. Lebih cantik dibanding dua tahun yang lalu."

Lola tertawa kecil dan menyenggol berut Zacky. "Gombal," Ia mengernyit bingung saat perut Zacky terasa keras. Dengan cepat ia menyibakkan baju Zacky ke atas. Matanya membelalak saat melihat perut Zacky yang kini lebih berbentuk.

Zacky memperhatikan Lola yang tampak terkejut dengan bentuk perutnya. Ia terkekeh geli saat pandangan Lola tak berpindah dari perutnya.

Lola menurunkan kembali baju Zacky dan menatap ke arah lain. Ia menutup wajahnya yang memerah malu karna telah melakukan hal bodoh.

"Nggak usah malu, sayang," Zacky memeluk Lola dengan erat. Tubuhnya sekarang lebih besar dari Lola karna ia sering berolahraga. "Bukannya kamu belum lulus SMA?" tanya Zacky.

Lola mengangguk, "Iya. Gara-gara rencana ini, aku harus video call terus sama guru SMA Pramata."

"Kalau ulangan?" tanya Zacky.

"Aku minta file, terus ulangan online," jawab Lola. Lola melepas pelukan Zacky dan mendongak menatap Zacky. "Kamu nggak marah lagi 'kan?"

Zacky tersenyum, "Aku nggak bisa marah sama kamu."

Lola tersenyum. Matanya menatap lembut pada manik mata Zacky yang sedikit coklat. "Aku udah sembuh, Ky. Ini semua berkat kamu."

Zacky mengambil lengan Lola dan mencium punggung tangannya, "Bukan karna aku. Tapi karna kamu yang mau bertahan untuk aku."

Lola tersenyum dan ingin memeluk Zacky. Tapi gerakannya terhenti saat merasakan sesuatu menggerayap di kakinya. Tubuhnya mendadak kaku. Ia menatap ke bawah dan... "AAAAAA!!!" Lola memekik hebat saat melihat kecoa ada di kakinya. Ia refleks menggoyang-goyangkan kakinya dan berlari naik ke atas kasur. Tubuhnya bergetar hebat. Ada perasaan takut dan jengkel dalam hatinya karna kecoa itu telah merusak suasana.

Zacky tertawa kecil melihat tingkah Lola. Ia menendang kecoa tadi ke sembarang arah hingga tak terlihat lagi. Kepalanya mendongak menatap Lola yang masih saja berdiri ketakutan di atas kasur. "Ta, turun. Kecoanya udah nggak ada."

"Kenapa sih di apartemen ini ada kecoa?!" tanya Lola dengan sewot. Ia masih saja enggan turun dari ranjang. Membayangkan kecoa yang berjalan di kakinya membuatnya merinding bukan main.

Zacky duduk di pinggir kasurnya, "Kamu kenapa takut banget sama kecoa?"

Perlahan Lola duduk di atas kasur. "Bentuknya bikin merinding. Apa lagi perutnya yang garis-garis," Lola meraih tangan Zacky dan menggenggamnya. "Aku mau ajak kamu ke suatu tempat."

ZackTaa [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang