Kezya menghela napasnya sebentar. Jantungnya masih saja berdebar-debar, padahal di sini Kezya ingin meluruskan segala kesalah pahaman yang terjadi antara dia dan Gio.
Kezya menekan bel rumah Gio. Beberapa detik kemudian, muncul wanita paruh baya dengan garis wajah yang sama dengan Gio.
"Kamu siapa, ya?" tanya wanita paruh baya itu.
Kezya menunduk sopan, "Saya Kezya, Tan. Saya mau ketemu Kak Gio. Kak Gio ada nggak, Tan?"
Wanita paruh baya itu seperti tersadar sesuatu. Ia langsung memeluk Kezya dengan senyum mengembang, "Aduh, calon mantu kok datang ke sini, sih? Kenapa nggak suruh Gio aja yang jemput kamu?"
"E-eh," Kezya tergugup karna disebut calon mantu. Ia membasahi bibirnya yang kering, "Aku nggak kasih tau Kak Gio kalau mau ke sini, Tan."
Wanita itu melepas pelukannya. Ia memegang kedua bahu Kezya, dan memandangi wajah Kezya, "Ternyata, Gio pinter milih calon mantu."
Kezya hanya tesenyum kikuk mendengar itu.
Wanita tadi menarik tangan Kezya untuk masuk ke rumahnya, "Ayo, kita masuk dulu."
Kezya hanya mengangguk, dan mengikuti wanita itu.
Wanita tadi membawa Kezya ke ruang tamu, dan mereka duduk di sana.
"Tante, Tante mamanya Kak Gio?" tanya Kezya penuh kehati-hatian.
Wanita itu tersenyum, "Iya. Tante mamanya Gio. Kamu kaget ya, nggak pernah lihat Tante selama kamu main ke sini?"
Kezya hanya tertawa kecil.
"Tante banyak kerjaan, Kez. Jarang di rumah. Makanya Gio kadang suka nggak Tante perhatiin. Tante nggak pernah terlibat dalam pertumbuhannya. Dari kecil, Tante sibuk cari uang, dan Gio dibesarin sama orang lain. Tante benar-benar nggak mengajari Gio hal-hal yang biasa diajarkan orang tua lainnya. Tante membiarkan Gio membentuk kepribadian dia sendiri. Tante merasa gagal, Kez," ucap wanita itu dengan tatapan yang sendu. Bahkan genangan bening hampir keluar dari pelupuk matanya.
Kezya tersenyum pedih, "Aku juga sama kayak Kak Gio, Tan."
Wanita itu memandang bingung pada Kezya.
Kezya tersenyum perih, "Aku juga nggak dibesarin sama mama. Mama dan papa selalu sibuk kerja, sedangkan aku selalu sama pembantu. Setiap hari di rumah sendirian. Kadang aku iri sama Lola yang selalu dapat kasih sayang dari orang tuanya, sedangkan aku, waktu pembagian rapot aja mama kadang-kadang bisa ambil. Biasanya pembantu."
Wanita paruh baya itu langsung memeluk Kezya dengan erat. Air matanya tak sanggup ia bendung, "Kalian cocok. Kalian akan saling melengkapi. Tante bangga pada kalian berdua."
Kezya hanya diam, sampai pelukan mereka terlepas.
"Kamu naik aja ke atas. Kamu tau 'kan kamarnya Gio?" tanya wanita itu.
Kezya mengangguk, lalu berjalan menuju kamar Gio. Ia berhenti sebentar di depan pintu kamar Gio. Samar-samar ia mendengar petikan gitar dari dalam kamar Gio. Kezya mengetuk dua kali pintu kamar Gio.
"Masuk, Ma," jawab Gio dari dalam sana.
Kezya memegang dadanya, merasakan detak jantungnya yang lebih cepat dari biasanya. Ia langsung membuka pintu kamar Gio, sehingga nampak kamar Gio yang didominasi warna hitam putih, dengan wangi maskulin.
Kezya menatap Gio yang sedang duduk di balkon. Ia mendekati Gio pelan-pelan, dan berhenti di belakang Gio.
"Ma, mama tau 'kan, aku belum mau diganggu dulu?" tanya Gio tanpa menoleh ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZackTaa [TAMAT]
Teen FictionLolita Fransiska, cewek yang pecicilan tapi cantik. Iya, cantik menurut Zacky Leonard Sutandinata, salah satu The Most Wanted di SMA Pramata. Mereka ingin memperbaiki masalah, sedangkan mereka sedang dihujani banyak masalah. Akankah mereka dipersatu...