Gin Liong terkejut, tetapi sesaat kemudian iapun marah sekali. Dengan menggembor keras cepat ta mencabut pedang pusaka, seketika berhamburan sinar merah dari pedang Tanduk Naga itu.
Binatang aneh itu panjangnya tiga tombak. keempat kakinya tajam seperti cakar, Melihat sinar merah dari pedang Tanduk Naga, mayat wanita yang sudah digigit itu, segera dilepasnya lagi. sepasang bola matanya yang mencorong seperti lentera, tiba2 pudar dan binatang itupun pelahan-lahan menyurut mundur.
Gin Liong pelahan-lahan mendesak maju. Melihat itu binatang anehpun makin mempercepat gerak mundurnya. Tampaknya dia ketakutan sekali.
Pada saat melalui mayat, Gin Liong menunduk dan memandangnya. Alangkah kejutnya ketika melihat baju kembang potongan wanita Biau yang dikenakan wanita itu sudah hancur digigit binatang aneh tadi.
"Binatang, serahkan jiwamu !" Gin Liong marah dan loncat membabat tanduk merah binatang itu. Binatang itupun meraung keras dan meluncur mundur cepat sekali kedalam air.
Gin Liong berhenti dan berdiri di tepi air, Kiranya tempat itu merupakan sebuah rawa seluas lima tombak, dikelilingi empat dinding karang hijau. Ditengahnya terdapat dua buah gua seluas satu tombak. Separoh bagian dari gua itu terendam air.
Binatang aneh yang menyerupai naga itu masuk kedalam gua sebelah kiri. Dari permukaan air masih tampak kedua bola matanya yang bersinar tajam.
Gin Liong maju menghampiri ke tepi rawa, binatang itupun pelahan-lahan menyelam kebawah rawa.
Tiba ditepi rawa, airpun segera memancar sinar pedang Tanduk Naga berwarna merah.
Rawapun pelahan-lahan tenang lagi. permukaan airpun tidak beralun, Tetapi dari dasar rawa seperti memancar sinar warna pelangi yang menyembul kepermukaan rawa.
Tergerak hati Gin Liong, Menunduk kebawah, dilihatnya dari dasar rawa bagian yang paling dalam, tampak melambung sebuah benda putih macam batu pualam bersih.
Besarnya sama dengan kepalan tangan, Benda putih itu makin melambung kepermukaan air. sinarnya makin terang.
Ketika memandang dengan seksama barulah Gin Liong tahu bahwa benda putih itu seekor katak putih atau katak salju.
Sesaat katak salju itu mengapung dipermukaan air, maka tubuhnya memancar sinar putih yang gilang gemilang. Ketika beradu dengan sinar merah dari pedang Tanduk Naga, maka timbullah suatu pancaran sinar yang amat serasi dan menyilaukan mata.
Seketika Gin Liong menyadari bahwa katak salju itu tentu termasuk sejenis binatang yang ajaib. Cepat ia selipkan pedangnya lalu berjongkok ditepi rawa dan ulurkan tangan hendak menangkap binatang itu.
Tiba2 air berombak keras dan muncullah binatang aneh yang menyerupai naga tadi, Gin Liong terkejut, Cepat ia ayunkan tubuh melayang mundur beberapa tombak.
Memang mahluk yang menyerupai naga itu merangkak naik kedaratan lagi, sepasang matanya memandang Gin Liong dengan berapi-api.
Gin Liong sudah mempunyai pengalaman bahwa binatang aneh itu takut pada sinar atau mungkin pada sinar kemilau dari pedang Tanduk Naga. Maka dia segera mencabut pedang pusaka itu, sambil menggembor keras. terus menerjangnya!
Binatang yang mirip naga itu amat waspada sekali. Pada saat sinar pedang Tanduk Naga memancar tiba, cepat2 binatang itupun segera menyurut mundur masuk kedalam guha.
Beberapa saat kemudian permukaan telaga pun tenang lagi airnya, Katak salju itupun kembali mengapung di permukaan air.
Gin Liong tancapkan pedangnya ketepi telaga, lalu berjongkok dan ulurkan kedua tangannya untuk menangkap katak mustika itu, Dalam pada itu perhatiannyapun tak pernah lepas ke arah binatang mirip naga yang mungkin akan meluncur keluar dari sarangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Tanduk Naga - Sin Liong
General FictionIa menulis dalam sebuah buku, kemudian berseru melayangkan pengumuman lagi: "Pertandingan selanjutnya antara kepala cabang di kota Tiang-siu, Busur Emas Peluru Perak Long Thocu, melawan ketua cabang dari Kong-ciu yang Tongkat Besi Tua Cia Thocu." Pa...