Jongos menerangkan bahwa memang ada seorang wanita seperti yang dilukiskan Gin Liong itu, menginap di rumah penginapan situ. Wanita memiliki sepasang mata yang terang, berwarna agak kecokelat-cokelatan.
Gin Liong dan Yok Lan girang sekali, Menurut keterangan jongos, tetamu wanita itu sudah pergi lima hari yang lalu. Gin Liong memberi persen kepada jongos itu lalu mengajak Yok Lan melanjutkan perjalanan Kini dia sudah memperoleh jejak Ban Hong Liong-li.
Tiap tiba di kota, keduanya segera mencari keterangan ke-hotel2. Beberapa hari kemudian walaupun belum berhasil menyusul, tetapi mereka sudah memperoleh keterangan yang pasti, Tiap dua hari sekali, Bang Hong Liong-li tentu bermalam di hotel, kebanyakan hotel2 diluar kota, jarang Ban Hong Liong-li makan di rumah makan besar, kebanyakan hanya di rumah makan kecil. Mungkin untuk menghindari perhatian orang.
Gin Liong memperhitungkan bahwa Ban Hong Liong-li tentu berada di muka, sedang rumah penginapan pada perjalanan yang akan tiba adalah rumah penginapan Liu-lim-tiam. Tetapi dari kota Sin-ca-koan ke Liu-lim-tian itu harus melalui gunung Ke-kong-san, markas besar Thian-leng-kau.
Diperhitungkan pula, bahwa cara yang terbaik untuk menyusul Ban Hong Liong-li ialah mendahului untuk menunggu disuatu tempat yang diperkirakan Ban Hong Liong-li akan berhenti.
Jika menuju ke Ke-kong-san untuk memenuhi tantangan Thian-leng-kau, ia harus menggunakan waktu satu hari, itu berarti masih setengah hari dapat lebih dulu datang ke Liu-lim-tiam daripada Ban Hong Liong-Ii.
Setelah dipertimbangkan akhirnya Gin Liong dan Yok Lan memutuskan untuk memenuhi tantangan orang Thian-leng-kau kepada Li Kun dulu.
Menjelang sore, mereka sudah tiba dikota Tiang-siu, kira2 dua puluh li dari gunung Ke-kong-san, Keduanya bermalam disebuah hotel.
Di kota Tiang-siu, pun terdapat cabang Thian-leng-kau. Kabarnya, yang menjadi kepala cabang adalah seorang wanita muda yang cantik.
Setelah mandi dan ganti pakaian, Gin Liong dan Yok Lan duduk di serambi untuk merunding rencana perjalanan. Tiba2 muncul dua orang menghampiri mereka, Yang satu bertubuh gemuk, satu kurus, Keduanya berjalan dengan sikap congkak, Setelah melihat Gin Liong dan memandang Yok Lan, si kurus memberi hormat.
"Saudara berdua hendak kemana, mengapa bermalam disini, Siapa nama saudara, perguruan dan guru saudara. Harap suka memberi tahu agar aku..."
Melihat ulah kedua orang itu, Gin Liong sudah muak, cepat ia menukas: "Aku menuju ke seluruh penjuru, menginap hotel dengan membayar, bukan bangsa penyamun juga bukan pesakitan, Mengapa kalian hendak menanyakan diri kami?"
Si gemuk mengerut dahi lalu membentak keras: "Tutup mulutmu, budak hina. Ketahuilah, tempat ini adalah darah kekuasaan partai kami!" Habis berkata ia terus loncat masuk.
"Kawanan tikus, engkau hendak cari mampus? Hayo, enyahlah!" Gin Liong marah dan menghantam.
"Jangan, koko," cegah Yok Lan, ia kuatir tindakan sukonya itu akan mengejutkan orang2 Thian-leng-kau.
Tetapi tangan Gin Liong sudah terlanjur berayun, seketika terdengar suara orang mengerang disusul dengan derap gemuruh dari kaki yang terhuyung-huyung.
Si gemuk telah terlempar keluar. Wajahnya pucat, kedua tangannya mendekap perut, Rupanya untuk memeriksa pernapasannya apakah terluka, Ternyata ia tak menderita luka. Dia terlongong-Iongong heran.
Yok Lan segera keluar dan berkata kepada kedua orang itu.
"Kami hendak memenuhi undangan dari Pit-pengacau-dunia Yu Ting-su, pemimpin ketiga dari Thian-leng kau. Karena sudah malam, kami terpaksa menginap disini, Lalu apa yang kalian kehendaki dari kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Tanduk Naga - Sin Liong
General FictionIa menulis dalam sebuah buku, kemudian berseru melayangkan pengumuman lagi: "Pertandingan selanjutnya antara kepala cabang di kota Tiang-siu, Busur Emas Peluru Perak Long Thocu, melawan ketua cabang dari Kong-ciu yang Tongkat Besi Tua Cia Thocu." Pa...