20. Lima Nyonya Menantu

1.7K 30 0
                                    

Gin liong terkejut, cepat ia meluncur maju menyambar siku lengan paderi itu:

"Bangsat gundul, engkau cari mati . . . "

Tay To hweshio atau paderi perut Besar terkejut juga melihat serangan anak muda itu. Dengan nekad ia tundukkan kepala lalu membentur dada Gin Liong.

Dalam kesempatan itu Mo Lan Hwa pun segera menggeliat ketempat Li Kun yang tegak dengan pedang melintang.

Tetapi Gin Liong tak mau melayani kenekadan paderi itu, Cepat ia menyelinap kesamping dan menyusup kebelakang si paderi lalu mengirim sebuah tendangan.

Karena serudukannya luput, paderi itu meluncur kemuka, Dan kaki Gin Liong mempercepat laju tubuhnya menyusur ke tempat Thiat-lo-han.

Si limbung Thiat-lo-han menyengir. Cepat ia mengangkat tinjunya yang besar untuk dihantamkan kebatok kepala paderi itu.

Hwat-kiang-si dan Hek-bu-siong terkejut sekali, Dengan memekik keras mereka serempak hendak menerjang Thiat-lo-han.

Prakk . . . .

Terlambat Tinju si limbung yang besarnya hampir sama dengan buah kepala, telah terlanjur menimpali kepala Tay To hweshio, Batok kepala paderi Perut Besar yang keras, akhirnya hancur berantakan juga terhunjam tinju si limbung Thiat-lo-han.

Rubuhlah paderi itu. sepasang tangannya yang berbulu lebat mencengkeram tanah keras2. Rupanya paderi itu tengah meregang jiwa dengan penasaran.

Sudah tentu Rajawali-gundul-lengan-besi Gui Se Leng, kepala dari Pat-koay, marah sekali. Dengan menggerung keras ia segera menerjang Thiat-lo-han.

Tetapi serempak dengan itu, terdengar pula jeritan ngeri. Rajawali-gundul terkejut dan berpaling. Ah . . .

Tampak Siu-bun-hou Tek Cun dengan mencabut trisulanya yang pendek dari dada wanita cabul Hoa ciau-hong. Bluk, wanita cabul itu lepaskan pedang dan terkulai rubuh, Darah mengalir dari dadanya

Melihat itu bukan kepalang marah Hun tiap sam-long, dengan meradang dahsyat ia telah menerobos dari sela2 Tok-gan liong serta menerjang Tek Cung.

Tetapi cepat2 Gin Liong menambar lengan Hun tiap sam-long sehingga dia menjerit kesakitan.

Melihat itu Rajawali gundul Gui Se Liang segera lepaskan pukulan Lat hiat Hoa-san atau menghantam gunung Hoa san kepada Gin Liong, sedang tangan kirinya serempak menyambar siku lengan pemuda itu.

Sekaligus ketua dari Pat-koay itu melancarkan serangan yang dahsyat.

Bidadari dari gunung Mo-thian, Tio Li Kun terkejut, buru2 ia loncat menusuk Rajawali gundul.

Lak pian-seng atau si Manusia kotor kebutkan lengan bajunya dan sebuah kipas besi telah menyembul ditangannya. Secepat ditaburkan, secepat itu pun ia terus lari menerjang Tio Li Kun.

Setelah dapat menangkap si penjahat cabul Hun-tiap sam-long, sudah tentu Gin Liong tak mau melepaskannya. Cepat ia loncat membawa Hun-tiap sam-long sampai dua tombak jauhnya.

Pada saat Gin-liong tegak itulah, sebuah pekikan dahsyat dari sesosok bayangan biru sudah menerjangnya.

Gin Liong terkejut dan berpaling. Tampak Pat-koay nomor dua ialah Naga-mata-satu, rambutnya meregang tegak, biji matanya yang tinggal satu bersinar buas, golok hian-to yang berkilat-kilat tajam mendesing kearahnya.

Dalam pada itu pukulan Rajawali-gundul tadipun mengancam kearah kepala Gin Liong.

Melihat itu memancarlah hawa pembunuhan pada dahi Gin Liong, Dengan membentak keras ia mendorong tubuh Hun-tiap-sam-long. Kemudian cepat berputar tubuh, membentak keras seraya menangkis pukulan Rajawali-gundul yang termasyhur memiliki Thiat-pi atau lengan besi.

Pedang Tanduk Naga - Sin LiongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang