Telinga nenek buta itu memang luar biasa tajamnya, walaupun sedang bertempur tetapi ia masih dapat menangkap langkah kaki Gin Liong. Tahu bahwa pemuda itu hanya mundur setengah langkah, nenek buta itu menyadari kalau ia telah tertipu oleh si Brewok-terbang. Karena marahnya, tubuh nenek buta itu sampai gemetar keras.
'Bluk!' ia hantamkan tongkat burung hong ke tanah lalu berseru keras:
"Hai, kawanan tikus manakah yang berseru tadi ? engkau berani mengacau?"
Nenek buta itu menengadahkan kepala, memasang telinga, siap untuk menyerbu orang yang berseru tadi.
Tetapi sekeliling penjuru sunyi senyap tiada suara sama sekali.
Saat itu Gin Liong pun menyadari bahwa seruan itu ternyata ditujukan pada dirinya, Marahlah dia seketika. Segera ia curahkan pandang mata kearah suara tadi.
Tampak di tempat itu beberapa sosok bayangan manusia tegak dengan mata berkilat-kilat, Entah siapakah diantara mereka yang berseru tadi.
Sekonyong-konyong dari arah tiga tombak jauhnya terdengar suara orang tertawa gelak2. Nadanya amat menghina.
Cepat Gin Liong memandangnya, Tampak Li Tek-gui merentang kedua tangan, menengadahkan kepala dan tertawa keras, sehingga janggutnya yang penuh brewok itu ikut ber-guncang2. Entah mengapa dia begitu gembira sekali.
Nenek buta berputar tubuh, deliki mata seraya lintangkan tongkat burung hong kemuka dada, serunya:
"Brewok-terbang, jangan gembira dulu. Pada suatu hari aku tentu akan mencabut jiwamu anjing itu !"
Nenek itu kerutkan alis dan membalikkan kelopak mata, Gerahamnya menggemerutuk keras tetapi dia tak melakukan gerakan menyerang, Rupanya ia lebih kuatir kalau Gin Liong sampai pergi.
Brewok-terbang Li Tek-gui hentikan tawanya lalu berseru dengan nada sarat:
"Nenek buta, aku menertawakan ilmu pendengaranmu yang begitu tinggi tiada tandingnya dalam dunia persilatan Sekali bertempur dengan orang, engkau tentu segera mengerti akan jurus permainan lawanmu. Pada hal gerakan tubuh dari budak kecil yang hendak engkau tahan itu, adalah ajaran dari musuh bebuyutanmu, wanita hina Ban Hong Liong-li.
"Tutup mulutmu !" seketika Gin Liong membentak marah dan terus secepat kilat menerjang Brewok terbang Li Tek-gui.
Pada saat Gin Liong menyerbu Li Tek-gui, si nenek butapun meraung dan menyapu tubuh pemuda itu dengan tongkatnya.
Gin Liong belum sempat berdiri tegak. Terpaksa ia berlincahan menghindar dan berputar tubuh, setelah menghindari tongkat sinenek buta, ia lanjutkan serangannya kepada Li Tek-gui.
Tongkatnya menghantam angin, si nenek buta itu tertegun kaget, beberapa sosok bayangan, berhamburan keluar dari tempat persembunyiannya, Mereka berteriak kaget juga.
Melihat pemuda itu dapat menghindari tongkat nenek buta dan terus menyerbu kepadanya, Li Tek-gui gugup.
Pada saat loncat menerjang itu. Gin Liong segera mengangkat tinjunya, menghantam kearah Li Tek-gui hendak menghindar
Tetapi pada saat itu juga, terdengarlah kesiur angin mendesing kearah muka Gin Liong.
Gin Liong mendengus geram, Selekas mengisar langkah kcsamping ia terus menghantam tangan kanan Li Tek-gui dan tahu2 jarinya pun bergerak untuk menjepit senjata rahasia yang hendak menabur kemukanya itu.
Ah, ternyata senjata rahasia itu sebatang Liu-yap-hui-to atau golok terbang setipis daun Liu. Dan golok tipis itu dilumuri pula dengan racun.
Cepat ia mengangkat muka memandang ke arah tempat gelap yang menjadi tempat bersembunyi orang yang bicara tadi, Tampak sesosok tubuh orang sedang membungkuk ke tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Tanduk Naga - Sin Liong
General FictionIa menulis dalam sebuah buku, kemudian berseru melayangkan pengumuman lagi: "Pertandingan selanjutnya antara kepala cabang di kota Tiang-siu, Busur Emas Peluru Perak Long Thocu, melawan ketua cabang dari Kong-ciu yang Tongkat Besi Tua Cia Thocu." Pa...