Jago kedua dari Lo-san itu memang hebat juga. Cepat ia songsongkan senjata tegak ke atas untuk menahan pedang lawan. Tetapi diluar dugaan Lok Siu Ing dengan gerak secepat kilat, telah memapaskan pedang ke celana lawan.
"Cret," celana jago kedua gunung Lo-san telah terpapas kutung.
Gada-pelenyap-nyawa menjerit kaget dan menyurut mundur beberapa langkah. Melihat kebawah mukanya berubah dan keringat dingin mengucur, Kedua kaki celananya telah robek sehingga lututnya pun kelihatan.
Lok Siu Ing tertawa dingin. "Hm, begitu tak berguna, masih berani cari perkara, Sungguh tak tahu diri."
Toa-ok In Po Tin menggeremutukkan geraham, wajah membesi dan tubuh gemetar. Tokoh ketiga Toat-beng to atau golok Pencabut-nyawa loncat dari kuda dan terus memutar golok menyerang Lok Siu Ing.
Melihat itu Tio Li Kun pun loncat turun dari kuda, Tring!, iapun sudah mencabut pedang yang memancarkan sinar berkilau-kilauan. Dan sekali bergerak, pedang itupun segera meluncur kemuka untuk menusuk gulungan sinar golok lawan.
"Lo-sam . ." melihat Pedang-pencabut-nyawa hendak mengadu kekerasan dengan pedang si jelita, buru2 Toa-ok berseru mencegah.
Mendengar itu Pedang-pencabut-nyawa terkejut, cepat mengendapkan pedang kebawah cepat pula loncat ke samping.
Li Kun mendengus dingin. Sekali ayun tubuh ia loncat memburu dan taburkan pedangnya, Terdengar jeritan kejut dan darah menyembur keluar. Tahu2 daun telinga kiri si Pedang-pencabut-nyawa sudah terpapas hilang.
Meiihat itu Gada-pelenyap-nyawa menggembor keras dan terus menyerbu Li Kun.
"Tadi sudah diberi ampun mengapa sekarang masih cari mati lagi?" bentak Lok Siu Ing seraya tebarkan pedang dan tahu2 ujungnya sudah melekat kedada orang itu.
"Ing-moay, jangan membunuhnya!" buru2 Suma Tiong melarang isterinya.
Lok Siu Ing pun menurut, Tetapi dikala ia menarik pedangnya, sekonyong-konyong Gada-pelenyap-nyawa menggembor keras dan dengan jurus Tiang-menyanggah-langit, ia menghantamkan gadanya pada pedang Lok Siu Ing.
Nyonya itu menjerit kaget karena tangannya terasa terasa linu lunglai sehingga pedang pun terlempar ke udara. Dan Gada-pelenyap-nyawa menyusul pula dengan menghantam ubun2 kepala nyonya itu.
Suma Tiong dan Gin Liong serempak loncat menghampiri, Li Kun dan Yok Lan pun menjerit kaget.
"Lo-ji, jangan!" teriak Toa-ok In Po Tih mencegah saudaranya, ia tahu Suma Tiong itu tak boleh dibuat main2.
Tetapi sebelum jago kedua melakukan perintah toa-ok, ia menjerit kaget karena siku lengan kanannya dicengkeram Gin Liong dan sekali ayun tangan, Gin Liong menampar muka jago kedua dari Lo-san itu.
Tetapi karena mendengar seruan Toa-ok tadi, Gin Liong cepat merobah arah tamparannya. Tidak pada muka tetapi gada orang.
"Bum . . ." tangan jago kedua dari Lo-san itu linu kesemutan dan gadanyapun terlempar keudara, "Enyahlah!" seru Gin Liong seraya mendorong.
Tubuh jago kedua dari Lo-san yang tinggi besar seketika terhuyung-huyung beberapa langkah. Melihat kesaktian si anak muda, Toa-ok In Po Tin terlongong pucat sehingga ia lupa untuk menyanggapi tubuh saudaranya yang kedua.
Bluk!, ji-ok Pedang-pencabut-nyawa terjatuh duduk ditanah.
Toa-ok terkejut dan gelagapan, Cepat ia loncat menolongnya. Saat itu jago kedua si Gada-pelenyap-nyawa masih berputar-putar untuk mencari daun telinyanya yang terpotong, Sedang Yok Lan dan Li Kun segera menghampiri Lok Siu Ing yang tengah diperiksa tangannya oleh Suma Tiong. Dibelakang mereka telah dijaga oleh anak buah yang bersenjata golok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Tanduk Naga - Sin Liong
Ficção GeralIa menulis dalam sebuah buku, kemudian berseru melayangkan pengumuman lagi: "Pertandingan selanjutnya antara kepala cabang di kota Tiang-siu, Busur Emas Peluru Perak Long Thocu, melawan ketua cabang dari Kong-ciu yang Tongkat Besi Tua Cia Thocu." Pa...