39. Lima Imam Gunung Lo-san

1.5K 33 0
                                    

"Delapan puluh satu jurus!"

Segera Hong-hu Ing pertandingan sesuai seperti yang diucapkan Gin Liong tadi dan suruh pengacara mencatat dalam buku.

Gin Liong terkejut ia hanya mengemukakan pendapat dan mengharap agar ketua Thian-leng-kau mempertimbangkan lagi. Siapa tahu ternyata pendapatnya itu keseluruhannya telah diterima dan dijadikan keputusan.

Ia hendak mengucapkan kata2 kepada Hong-hu Ing tetapi orang yang mencatat dalam buku tadi sudah berbangkit dan melayangkan pengumuman sesuai seperti yang diperintahkan Hong-hu Ing tadi.

Pengumuman itu disambut dengan sorak gegap gempita oleh sekalian anak buah Thian-leng-kun. Bagi jago2 tingkatannya lebih rendah, mereka tidak lagi kuatir akan kehilangan jiwanya apabila bertempur dengan tokoh yang lebih tinggi tingkatannya.

Long thancu gembira karena mendapat kenaikan tingkat, ia segera memberi hormat kepada ketua Thian-leng-kau dan kepada lawannya si Tongkat-besi Cia Ki.

Melihat masih ada waktu, Hong-hu Ing memberi isyarat kepada pengacara baju putih bahwa pertandingan pi-bu masih boleh dilanjutkan.

"Sekarang dimulai acara pi-bu antara tingkat pimpinan dari tancu keatas, Jika tak ada yang hendak mengadu pi-bu maka pembagian jabatan segera akan ditetapkan," seru pengacara baju putih pula.

Orang tua yang duduk dideretan muka dari para jago2 yang duduk dideretan kedua, serempak berbangkit dan membenahi pakaian serta senjata masing2. Suasana seketika berobah tegang lagi.

Tiba2 sesosok tubuh melesat dan tegak di muka ruang. Seorang lelaki berwajah kuning, memelihara kumis pendek, mata berkilat-kilat tajam dan pinggang bersabuk rantai besi.

Setelah memberi hormat kepada Hong-hu Ing dia berseru: "menghaturkan laporan kepada kaucu, Hamba Rantai terbang Kwan It Ceng menjabat kepala paseban keempat, ingin mohon pelajaran beberapa jurus dari Yu thancu."

Gemuruh sekalian orang mendengar ucapan lelaki muka kuning itu. Mereka tak menyangka dia berani menantang Yu Ting Su yang menjagoi dalam ilmu pukulan.

Sejenak memandang si Rantai-terbang, Hong-hu Ing lalu mencari Yu Ting Su tetapi ternyata jago itu tak berada diruang situ.

Pertandingan itu untuk menetapkan jabatan bukan untuk kenaikan tingkat. Kaucu tak dapat menunjuk orang sebagai wakil, Kepala Paseban ke tiga itu hanya dijabat seorang.

Tiba2 Yu Ting Su muncul dari sebelah kanan panggung dan berlari mendatangi. Begitu tiba dimuka ruang ia deliki mata kearah Rantai-besi kemudian baru memberi hormat kepada Hong-hu Ing: "Hamba akan menerima tantangan Kwan thancu."

Hong-hu Ing: "Cukup asal menutuk saja, jangan sampai ada yang terluka."

Seluruh anak buah Thian-leng-kau tegang-tegang, Tiba di gelanggang, kedua jago itu saling berhadapan terpisah satu tombak jauhnya, Sambil melepaskan sabuk rantai, Rantai-besi Kwan It Ceng memberi hormat.

"Sudah lama kudengar sepasang pit dari Yu thancu teramat sakti. Hari ini sungguh beruntung sekali aku dapat mohon pelajaran dari thancu," serunya.

Yu Ting Su kerutkan dahi, memicingkan mata dan tertawa dingin: "Budak, ternyata engkau memandang tinggi kepadaku, heh..." pelahan-lahan ia mencabut sepasang pit atau pena yang terselip pada bahunya.

"Aku hanya ingin mendapat pelajaran barang beberapa jurus dari thancu, sama sekali tak ingin merebut kedudukan thancu..."

"Tutup mulutmu!" bentak Yu Ting Su lalu gerakkan pit di tangan kanan untuk menutuk batok kepala dan pit di tangan kiri menutuk bawah perut orang. Cepat dan ganas sekali kedua serangan itu dilancarkan.

Pedang Tanduk Naga - Sin LiongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang