Gin Liong terkejut. Segera ia mengetahui bahwa lelaki tua yang berpakaian seperti pengemis itu adalah Hong-tian-siu atau si Gila yang bergelar Keng-joh-hui-heng atau Terbang di atas rumput.
Hok To Beng tertawa gelak2, serunya: "Gila, jangan keliwat keras yang memukul, tuh Oh Thian-Pa sudah datang!"
Tepat pada saat itu terdengarlah suara seseorang berseru gopoh: "Harap locianpwe berdua suka berhenti. Wanpwe Oh Thian Pa akan menghaturkan maaf."
Suara itu diserempaki dengan tibanya dua penunggang kuda, Oh Thian Pa yang bergelar Siau-bin-hou atau si Macan-tertawa, bertubuh tinggi besar dan mengenakan pakaian kuning emas. Alisnya tebal, mata besar, wajah empat persegi, kulitnya putih bersih tiada tumbuh kumis. Seorang yang memberi kesan baik.
Isteri dari Oh Thian Pa bernama Toknio-nio atau Wanita-beracun, Mengenakan pakaian kuning emas dan membawa pedang emas. wajahnya cantik.
Sedang keempat ekor kuda putih yang mengiring dibelakang, masih berada tiga puluhan tombak jauhnya, Seratus ekor barisan kuda itu, berhenti dan berjajar-jajar.
Begitu tiba dihadapan Hok To Beng dan Hong-tian-soh, suami isteri Oh Thian Pa segera loncat turun dari kudanya.
Gin Liong dan Lan Hwa pun menyimpan pedang lalu turun dari kuda dan berdiri dibelakang kedua jago tua.
"Wanpwe suami isteri Oh Thian Pa dan Pik Li-hoa menghaturkanh hormat kepada locianpwe berdua, Entah anak buah kami melakukan kesalahan apa terhadap locianpwe berdua, wanpwe mohonkan maaf."
Mendengar pemimpinnya minta maaf, kawanan penunggang kuda itu serentak berjongkok ditanah dan minta ampun kepada kedua pemimpin mereka,
"Ah, Oh saycu terlalu merendah diri." kata Hok To Beng, "peristiwa ini hanya suatu kesalahan faham saja..."
"Oh Thian Pa, jangan pura2 tak tahu," cepat Hong-tian-soh menukas, "anak buahmu hendak merebut kedua ekor kuda dari Setan Asap dan adik perempuannya!"
Melihat gelagat kurang baik, cepat2 Hok To Beng memukulkan pipanya ke tongkat bambu wulung Hong-tian-soh.
"Mengapa ?" si Gila terkejut.
"Hong koko, kedua ekor kuda ini kemungkinan memang milik mereka." cepat Lan Hwa mendahului.
"Sekalipun kuda mereka tetapi mengapa mereka begitu ngotot turun gunung mengejar sampai kemari?" tukas Hong tian-soh.
Gin Liong kerutkan dahi, ia merasa Hong-tian-soh itu lebih gila lagi wataknya dari Hok To Beng.
Tetapi ternyata bukan saja tak marah, kebalikannya Oh Thian Pa dan Pik Li-hoa tertawa.
Kemudian Oh Thian Pa membentak anak buahnya yang masih bersimpuh ditanah itu suruh mereka lekas menggabung dalam barisannya berpuluh-puluh penunggang kuda tadi, pun segera berbangkit dan menuntun kudanya menuju kedalam barisan.
"Sungguh berwibawa! Sungguh menyeramkan!" seru Hong-tiah-soh.
Macan-tertawa hanya ganda tertawa dan mengucapkan beberapa kata merendah. Kemudian ia memandang kearah kedua kuda dari Gin Liong dan Lan Hwa.
Gin Liong tahu bahwa kedua ekor kuda hitam mulus dan hitam berkaki putih itu sebenarnya milik Oh Thian Pa yang dicuri oleh kedua orang Mongol tadi. Maka segera ia mengatakan kepada Hok To Beng supaya kuda itu dikembalikan saja kepada Oh Thian Pa.
Hok to Beng setuju tetapi Lan Hwa menentang: "Salah mereka mengapa sampai dicuri orang, Dan kita mengambilnya dari pencuri itu."
Tiba2 Hong-tian-soh deliki mata:
"Apa? Kalau memang kita merampas dari pencuri itu, kuda itu milik kitalah!"
Tok-mo-cu atau Wanita-berbisa Pik Li-hoa agaknya mempunyai kesan baik terhadap Mo Lan Hwa, Maka berkatalah ia kepada suaminya:
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Tanduk Naga - Sin Liong
Ficción GeneralIa menulis dalam sebuah buku, kemudian berseru melayangkan pengumuman lagi: "Pertandingan selanjutnya antara kepala cabang di kota Tiang-siu, Busur Emas Peluru Perak Long Thocu, melawan ketua cabang dari Kong-ciu yang Tongkat Besi Tua Cia Thocu." Pa...