40. Naga Tidak Menindas Ular

1.4K 24 0
                                    

Rupanya Hong-hu Ing juga ingin mengetahui kepandaian Gin Liong. 

Maka ia segera berpaling ke arah pemuda itu: "Karena mereka memohon dengan sangat, terpaksa harap Siau sauhiap suka melayani mereka untuk beberapa jurus."

Gin Liong tertawa hambar: "Baiklah, terpaksa aku harus mengunjukkan kepandaian yang jelek dihadapan kaucu."

Si hitam Beng thancu pun terus bergegas hendak turun kegelanggang tetapi Gin Liong berseru memanggilnya: "Harap Beng thancu suka bersabar. Tunggulah beberapa belas jurus lagi, aku tentu kembali disini."

Beng thancu makin marah mendengar kata2 Gin Liong, ia anggap pemuda itu keliwat jumawa sekali.

Saat itu suasana hening lelap, Sambil berjalan menuruni titian, diam2 Gin Liong menimang, bagaimana ia harus bertindak untuk menindas nyali orang2 Thian-leng-kau agar dapat meneruskan perjalanan lagi.

Rupanya Beng thancu masih hendak menumpahkan kemendongkolannya kepada Gin Liong, ia berseru:

"Tempat di muka ruang ini terlalu sempit, mungkin Siau-sauhiap tak leluasa bergerak, dengan begitu kita tak dapat menikmati kepandaian sauhiap yang hebat itu."

Gin Liong hanya tertawa dingin.

"Jangan kuatir," serunya, "orang yang sudah tinggi kepandaiannya, tentu lekas ketahuan, Begitu turun tangan tentu segera diketahui isi atau kosong. Hanya orang yang belum sudah merencanakan hendak melarikan diri baru meributkan soal tempat pertempuran!"

Ucapan itu seperti hendak mengatakan bahwa orang yang semacam Beng thancu sajalah yang menimbulkan soal tempat bertanding karena Beng thancu termasuk orang yang akan melarikan diri.

Sudah tentu Beng thancu tak dapat menahan kemarahannya lagi, serentak ia loncat melayang ke muka ruang dan dengan napas ter-engah2. Segera berteriak: "Mulutmu sungguh lancang, lihat serangan!"

Ia segera menyerang Gin Liong dengan kalap. Melihat itu tenang2 saja Gin Liong mengangkat tangan dan berseru: "Tunggu dulu!"

Jika seorang ahli, tentulah Beng thancu segera akan mundur, Tetapi ternyata ia tak tahu bahwa gerakan tangan Gin Liong itu telah menimbulkan gelombang halus dari tenaga dahsyat yang hampir tak menerbitkan suara apa2.

Rupanya Beng thancu memang tak tahu. ia membentak: "Bagaimana? Masih mau bertingkah apa lagi?"

Dengan berdiri tenang, Gin Liong memberi hormat: "Kedudukanku adalah sebagai tetamu. Naga yang kuat takkan menindas ular kecil. Aku akan mengalah sampai tiga jurus."

Habis berkata tanpa menunggu jawaban Beng thancu ia terus memberi hormat kepada Hong-hu Ing: "Kaucu, maaf, aku telah bertindak kurang sopan."

"Besar sekali mulutmu, engkau juga tak memandang mata kepadaku!" seru Beng thancu.

Saat itu sekalian anak buah Thian-leng-kau juga kedengaran berisik sekali, Mereka merasa Gin Liong memang terlalu sombong.

Tetapi Hong-hu Ing, Hong-hu Yan dan ayah angkatnya siorang tua baju kuning tahu akan keadaan pemuda itu. Mereka memberi anggukan kepala.

Hong-hu Ing berbangkit mengangkat kedua tangan dan berseru lantang kepada sekalian anak buah Thian-leng-kau.

"Saudara sekalian! Saling memuji kepandaian merupakan suatu peristiwa yang lumrah di dunia persilatan Kalian tak boleh membuat gaduh tetapi saksikan saja dengan tenang!"

Kemudian iapun berseru juga kepada Beng thancu: "Beng thancu, jangan merusak nama baik perkumpulan kita, agar jangan sampai ditertawakan orang!"

Oleh karena Beng thancu itu seorang thancu dari Thian-leng-kau maka Hong-hu Ing pun terpaksa memberi anjuran begitu walaupun dalam hati ia tak senang melihat kekasaran dari Beng thancu.

Pedang Tanduk Naga - Sin LiongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang