35. Langkah Ajaib Istana Ungu

1.6K 26 0
                                    

Melihat wajah Gin Liong agak berkerut, Ik Bu It bertanya: "Eh, apakah Siau-siauhiap sudah pernah berjumpa dengan Ceng Jun sianki?"

Merah muka Gin Liong, serunya: "Tidak, tetapi pernah bertemu dengan Dewi Bayangan dan Biau Biau siankho . . ."

"Eh, budak, kalau melihat wajahmu merah, mungkin engkau pernah menderita sesuatu dari siluman-siluman rase itu," seru nenek Ban.

Teringat akan peristiwa Dewi Bayangan, seketika meluaplah kemarahan Gin Liong sehingga hawa pembunuhan menampil pada wajahnya. Suami isteri Li Heng terkejut dan diam2 memuji anak muda itu benar2 memiliki ilmu tenaga dalam yang hebat.

Melihat sikap Gin Liong, nenek Ban pun terkejut dan tak berani bertanya lebih lanjut.

"Siau siauhiap, dimanakah engkau berjumpah dengan Dewi Bayangan dan Biau Biau sian-kho?" tanya kakek Ik Bu It.

Gin Liong menyadari kalau ia terlanjur tak dapat menekan emosi, maka buru2 ia menenangkan perasaannya dan berkata: "Ketika bermalam di rumah Suma Tiong tayhiap, aku pernah bertemu dengan Dewi Bayangan. Karena tak tahu bahwa wanita itu banyak dosanya, maka telah kubiarkan lolos, Dan ketika di biara Ki-he-kwan telah bertemu dengan Biau Biau siankho. . . ."

Li Heng menghela napas.

"Ilmu Bi-jin-sut (make up atau berhias) dari Biau Biau siankho memang lihay sekali. lebih lihay dan ilmu Loan-sin biang (harum pemabuk semangat) dari Ceng Jun sianki dan Bi-lim-poh (sapu tangan pengikat jiwa) dari Dewi Bayangan, Entah berapa banyak jago2 silat yang telan terpikat oleh wanita itu sehingga hancur namanya."

"Rasanya mereka tak perlu disayangkan," kata nyonya Li Heng, "walaupun Biau Biau siankho memang lihay, tetapi asal hatimu lurus dan bersih, ilmu Bi-jin-sutnya tentu tak mempan."

Li Heng dan Ik Bu It mempunyai kelemahan yang sama. Keduanya takut isteri.

Nenek Ban juga ikut bicara: "Biau Biau siankho ibarat tukang pancing ikan. Siapa yang mau dipancing, itu salahnya sendiri."

"Tetapi sampai dimanakah kelihayan dari bau wangi Loan-sin-hiang itu?" tanya Gin Liong.

Sebelum Ik Bu It menyahut, Li Heng sudah mendahului memberi keterangan: "Jika kelak Siau siauhiap bertempur dengan Ceng Jun sianki, jangan sampai siauhiap kalah angin kalau tidak apa bila terkena racun dari Loan-sin-hiang itu, tentulah . . ."

"Tentu bagaimana?" desak Gin Liong.

"Kesadaran pikiranmu tentu limbung dan terus mengikuti dia, pasrah diri akan diapakan saja olehnya", kata Ik Bu It tertawa gelak2.

Gin Liong teringat akan sapu tangan dari Dewi Bayangan yang membangkitkan rangsang nafsu, iapun segera berkata: "Jika berhadapan dengan Ceng Jun sianki, kita harus menutup pernapasan."

Li Heng dan Ik Bu It tertawa gelak2.

"Loan-sin-hiang dari Ceng Jun sianki itu tak mengeluarkan suatu bau apa dan tak berwarna, ia melancarkan serangan dikala engkau lengah. Asal dia berada di atas angin atau memikat engkau dengan pembicaraan dan senyuman, tanpa engkau sadari, dia telah melancarkan serangan Loan-sin-hiang." kata Li Heng.

"Dengan begitu Loan-sin-hiang dari wanita siluman itu merupakan senjata yang tiada tandingnya di dunia persilatan?" tanya Li Kun.

"Loan-sin-biang itu memang aneh, terhadap kaum wanita tidak dapat mengeluarkan khasiat, terhadap orang tua yang sudah berumur tujuh puluhan tahun pun tak mempan.

"Jika demikian, mengapa para cianpwe tidak bersatu untuk membasmi kawanan siluman itu?" tanya Yok Lan.

"Ah, nona Yok Lan belum tahu," sahut nenek Ban, "ketiga siluman itu selain memiliki senjata lihay juga berkepandaian tinggi sekali, Jago2 silat biasa tentu sukar mengalahkannya, paling banyak hanya dapat melayani sampai sepuluh jurus saja."

Pedang Tanduk Naga - Sin LiongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang