Melihat puteranya hendak diterkam orang itu Tong Wan Giok nekad, Tinggalkan Wi Ki Hu dia terus menyerbu orang itu.
Soh-jiu-hud-hun atau Tangan mengebut awan, demikian jurus yang dilancarkan Tong Wan Giok Kedua tangannya dirangkapkan lalu menghantam.
Saat itu Hui Giok telah menerkam Kun Hiap. Waktu merasa dirinya dilanda gelombang angin pukulan dahsyat, sebenarnya kalau mau dia dapat. menangkisnya. Tetapi karena dia mencintai Kun Hiap sudah tentu dia tak mau mencelakai mama Kun Hiap. Maka dia hanya kebutkan lengan baju kirinya kirinya ke belakang dengan pelahan. Setiup tenaga yang lunak menyongsong angin pukulan Tong Wan Giok dan menghapuskannya.
Sudah tentu Tong Wan Giok terkejut sekali
Saat itu dia baru menyadari bahwa kepandaian nona yang tak dikenalnya itu jauh, lebih tinggi dari dirinya.
"Nona, siapa engkau? Mengapa engkau menerkamnya ?" tegurnya.
Maksud Hui Giok menerkam Kun Hiap hanyalah mencegah jangan sampai dia melanjutkan langkahnya. Baru dia hendak menjawab pertanyaan Tong Wan Giok, tiba2 dia rasakan bahu Kun Hiap memancar tenaga-tolak yang luar biasa hebatnya sehingga cengkeramannya terlepas dan bahkan dirinya ikut terpental mundur sampai satu langkah.
Hui Giok kaget sekali Kembali dia menerkam bahu Kun Hiap. Kali ini dia gunakan tenaga yang lebih besar.
Saat itu Kun Hiap baru bergerak setengah langkah, tahu2 sudah diterkam Hui Giok lagi.
"Nona, siapa engkau," dalam pada itu Tong Wan Giokpun melesat tiba.
"Harap peh~bo (bibi) jangan kuatir. Aku adalah kawan baik dari puteramu," sahut Hui Giok tertawa.
Tong Wan Giok tertegun. Dia belum pernah kenal dengan nona itu mengapa nona itu sudah kenal padanya ?
Tiba2 Hui Giok menjerit kaget. Cengkeramannya terlepas dan dia terpentai seelangkah ke belakang lagi.
Hui Giok makin kaget dan heran, Dia tahu sampai di mana kepandaian Kun Hiap, Tetapi mengapa dua kali pemuda itu mampu melepaskan diri dari cengkeramannya?
Dia ingat jelas bahwa hanya lebih kurang sejam lamanya Kun Hiap tertutup dalam ruang batu. Masa dalam waktu sesinakat itu kepandaiannya dapat mengungguli dirinya?
Hui Giok melesat ke samping Kun Hiap dan memandangnya lekat2. Dia terkejut lagi. Menilik sikapuya, Kun Hiap seperti tak tahu kalau dia (Hui Giok) berada di hadapannya. Nyatanya pemuda itu terus melanjutkan ayun langkah ke muka.
"Hai, engkau kena apa?" teriak Hui Giok sekeras-kerasnya, seraya menyurut mundur. Karena kalau tidak, tentulah akan ditubruk Kun Hiap.
Tetapi walaupun berturut-turut mundur sampai delapan langkah dan tidak henti-hentinya meneriaki supaya berhenti/tetap saja Kun Hiap tak menghiraukan dan maju terus.
Hui Giok kaget, akhirnya marah. Dia ulurkan tangan uniuk mencengkeram bahu Kun Hiap.
Dia sudah merasakan dua kali tadi bagaimana cengkeramannya telah dipentalkan oleh tenaga-tolak dari bahu pemuda itu. Maka kali ini dia menggunakan tenaga berat untuk menerkam. Dan sedianya begitu dapat menerkam, terus hendak diangkatnya.
Tetapi begitu menerkam, pancaran tenaga-tolak dari bahu Kun Hiap jauh lebih dahsyat la
gi dari tadi. Ih., ... Hui Giok mendesis ketika tangannya terpental. Dadanya terbuka tak .terlindung. Dan pada saat itu juga, Kun Hiap melangkah maju.Tadi karena selalu mundur maka Hui Giok tak rapat pada Kun Hiap. Tetapi sekarang karena maju menerkam, dia melangkah ke hadapan Kun Hiap. Sudah tentu dia tak sempat menghindari lagi dari benturan Kun Hiap, Dia gugup dan berusaha untuk dapat cepat2 miringkan tubuh ke samping. Tetapi sekalipun begitu tak urung bahunya yang terlanggar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kuda Besi
AcakBeberapa tokoh persilatan diundang ke suatu tempat oleh seseorang yang misterius, beberapa tokoh itu kedapatan meninggal dengan misterius di sebuah istana kuno. Tidak ada yang tahu siapa pembunuhnya maupun si pengundang sebenarnya. Wi Kun Hiap yang...