Bab. 16

1K 29 0
                                    

Tetapi karena dia sibuk menghadapi serangan ular, dia sampai tak menaruh perhatian terhadap ancaman Sam Coat sianseng.

Setelah menonjolkan tangan palsu untuk menggoda perhatian Hui- Giok, Sam Coat sianseng sudah berputar ke samping si nona. Pada saat Hui Giok sedang membasmi ular, Sam Coat siansengpun tertawa sinis dan serentak mengayunkan tangan, plak .... sebatang batang besi melayang ke arah pinggang Hui Giok.

Hui Giok terkejut tetapi tak sempat untuk menghindar lagi. Pinggangnya terhantam telak.

"Sahabat, maaf," teriak Sam Coat. Dia memiliki tenaga-dalam yang hebat. Sekalipun Hui Giok mengenakan baju Kim-wi-kah tetapi tidak urung tubuhnya terpelanting jatuh.

Hui Giok kaget dan marah. Pada saat ja-tuh ke tanah dia terus menekankan kakinya ke tanah dan melambung ke udara, melayang turun sampai tiga tombak-jauhnya.

Karena kedua orang itu bertempur dalam kabut debu yang tebal. Kun Hiap tak dapat melihat dengan jelas. Saat itu melihat Hui Giok tiba2 melayang keluar, diam2 dia menghela-napas longgar dan gopoh bertertak,'' Hui Giok. . . . !"

Tetapi saat itu Hui Giok masih berada di udara. Tiba2 nona itu berputar-putar dan sesaat kemudian sudah mengayunkan cakar Hiat-hun-jiau yang memancarkan sinar merah. Selekas turun diatas gunduk batu, diapun segera enjot tubuh me-layang kearah kepulan debu lagi.

Serentak Kun Hiap melihat bahwa kepulan kabut debu yang tebal itu dilingkupi dengan sinar merah. Wah, kalau terus-terusan begini, kapan akan selesai. Pikirnya. Dia hendak turun membantu Hui Giok tetapi pada saat itu dari bawah gunduk batu besar terdengar suara orang tertawa pelahan.

"Sam Coat sianseng," pikirnya terkejut, Kalau tokoh itu sudah bersembunyi dibawah gunduk batu, lalu dengan siapakah Hui Giok bertempur itu?

Belum sempat ia menemukan jawaban, tiba2 sesosok tubuh melesat dan muncullah Sam Coat sianseng dengan berseri tawa dan berbisik-bisik," Ha, sahabat, rupanya engkau disukai bndak perempuan itu, ya? Kalau kuringkus engkau, tentulah budak perempuan itu akan menyerah, Maaf, maaf, . , . ," sambil berkata dia ulurkan tangan menerkam siku lengan Kun Hiap. Kun Hiap tertegun, dia hendak menghindar tetapi tiba2, entah dari mana datangnya, tahu2 sebatang tongkat telah menekan lengannya. Dan pada saat itu tangan Sam Coat tadipun tiba, Cret. ... dia menerkam ujung tongkat itu. Betapa kagetnya ketika dia mencengkeram keras ujung tongkat itu. Ah, bukan lengan manu-sia (Kun Hiap) serentak dia menyadari dan tertegun. Dia biasa mempermainkan orang dengan alat2 buatan yang hebat. Misalnya seperti tadi, diapun berhasil mengelabui Hui Giok dengan tangan palsu. Tetapi sekarang dia berbalik terkecoh karena mencengkeram ujung tongkat- Kurang ajar!

Buru2 dia merentang mata memandang kemuka. Tetapi hanya keheranan yang dirasakannya. Dilihatnya Kun Hiap sudah mundur beberapa langkah. Sedang dia sendiri masih tetap mencengkeram ujung tongkat. Lebih kaget lagi, ternyata ujung tongkat itu berasal dari sebatang tongkat yang tengah dipegang oleh seorang tua kurus kering seperti sedang mengidap penyakit.

"Siapa engkau?" teriak Sam Coat seraya lepaskan cengkeramannya.

Lebih dulu orang tua itu batuk2 baru kemu-dian menjawab dengan suara yang lemah.

"Orang mengatakan, yang datang pertama akan mendapat lebih dulu. Sebelum anda datang, aku sudah .... hek-hek . . . . di sini. Sababat kecil ini, hendak kuajak menemui seseorang, Harap jangan mengganggunya ..."

Waktu orang tua itu bicara, Sam .Coat memutar otak untuk menggali ingatannya, mencari ingatannya, mencari tahu siapakah gerangan orang tua itu. Tadi jelas dia menerkam Kun Hiap tetapi tiba2 dia menerkam ujung tongkat. Dengan begitu Jelas menandakan betapa sakti kepandaian orang tua itu.

Sampai orang tua itu habis bicara, belum juga Sam Coat berhasil menemukan asal usul orang tua itu.

Setelah orang tua itu selesai bicara, Sam Co-at tertawa lalu tamparkan tangannya kebelakang ke arah gulungan debu dan seketika terdengarlah dua kali bunyi benda menghantam tubuh, plak, plak ....

Kuda BesiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang