Tenaga dalam yang dipancarkan melalui jari Tok Liong cuncia itu dapat menghancurkan batu karang. Dan jalandarah yang diarahnya adalah jalan darah Jin-tiong-hiat yang merupakan jalan darah vital pada tubuh manusia. Jelas Kun Hiap tentu akan mati seketika.
Tetapi apa yang terjadi sungguh membuat orang terbelalak. Bahkan Tok Liong cuncia sendiri sampai tertegun kesima. Ternyata Kun Hiap tidak apa2 tampaknya dia tak merasa apa, hanya menjulurkan lidah untuk menjilat jalan darah Jin-tiong-hiat yang terletak diatas bibirnya, seolah seperti oang yang habis makan saja, masih ada lekatan makanan yang melumur pada atas bibirnya.
Tok Liong cuncia menarik napas, serunya, "Nah, kalian lihat tidak?" sambil berkata dia ayunkan tangan kanan ke belakang dan setiup tenaga kuat segera menghambur untuk menghalangi langkah Hui Yan dau Wi Ki Hu yang hendak menghampiri.
Kemudian tangan kanannya pelahan-lahan diangkat ke atas seperti hendak menghantam.
"Cuncia," teriak Hui Yan tegang, "tahukah engkau, dari mana dia mendapat tenaga-dalam yang luar biasa hebatnya itu?"
"Sudah tentu karena mendapat rejeki yang luar biasa, Kalau tidak begitu, taruh sata sejak dalam kandungan dia sudah mulai dilatih pun tidak muugkin akan memperoleh hasil yang begitu luar biasa hebatnya."
"Benar," kata Hui Yan, "memang tanpa sengaja dia telah meminum sejenis leng-yok (obat mujarah). Tetapi sebenarnya leng-yok itu mengandung racun maka walaupun mendapat tenaga dalam yang luar biasa saktinya tetapi dia berobah menjadi limbung pikiran. Apabila cuncia menghi-sap tenaga-dalamnya, kemungkinan engkau juga akan berobah hliang ingatan. Lalu apa gunanya?
Sambil mendengar keterangan Hui Yan, tangan tangan Tok Liong cuncia pelahan-lahan diturunkan ke dada Kun Hiap. Waktu Hui Yan selesai bicara, tangan Tok Liongpun sudah berada kira2 tiga Inci dari dada Kun Hiap. Sejenak berhenti, wajahnya menampil senyum, ujarnya, "Nona Tian, rupanya engkau hendak menghalangi tindakanku. Kata orang, ilmusilat itu tiada batasnya. Tetapi itu hanya kata2 saja. Misalnya aku. Dengan kepandaian yang kumiliki sekarang ini, apabila aku dapat menghisap tenaga-dalamnya, aku berani mengatakan bahwa akulah tokoh pertama sejak dulu sampai sekarang yang memiliki ilmu kepandaian tiada lawannya. Bahkan Tat Mo cousu dan Thio Sam Hong cousu pada masa itu juga tak mampu menandingi aku. Oleh karena itu, sekalipun ingatanku hilang, sekalipun jadi orang gila, mengapa aku harus menyesal?"
Mendengar itu Hui Yan tidak dapat omong lagi. Dia memperhatikan bahwa sebelum menghisap tenaga-dalam Kun Hiap, ternyata omongan Tok Liong cuncia itu sudah seperti orang yang tidak waras lagi.
Tiba2 terdengar Wi Ki Hu menghela napas panjang. Mendengar kata2 Tok Liong tadi perasaan Wi Ki Hu berbeda jauh dengan Hui Yan.
Kedua orangtua Hui Yan itu adalah tokoh2 persilatan yang berkepandaian tinggi. Oleh karena itu sejak kecil semula, Hui Yan sudah dilatih ilmusilat. Dia itu merasa bahwa ilmu-silat adalah suatu kepandaian yang harus dituntut secara wajar. Dia tidak pernah mengira bahwa demi mencari ilmusilat yang lebih tinggi, orang akan berbuat apa saja seperti orang gila. Diapun tak pernah memikirkan bahwa begitu besar harganya sebuah jurus ilmusilat itu sehingga orang rela dirinya dihina, seperti tindakan Koan Sam Yang. Rela memberi imbalan jiwa dan raga, rela menjadi orang gila seperti Tok Liong cuncia.
Itu pikiran Hui Yan yang hendak memberi peringatan kepada Tok Liong cuncia. Tetapi lain lagi pikiran Wi Ki Hu yang lebih luas pengetahuan dan pengalamannya. Dia menghela napas karena menganggap bahwa orang yang belajar ilmu-silat itu seperti orang yang kemasukan setan. Buktinya, Koan Sam Yang dan sekarang Tok Liong cuncia. Keduanya seperti khilaf untuk memburu ilmu kepandaian yang sakti.
Sajenak tertegun, Hui Yan hendak berkata lagi untuk mencegah Tok Liong cuncia. Tetapi teringat akan jawaban Tok Liong tadi, dia batal.
Saat itu ketika melihat telapak tangan Tok Liong makin merapat ke dada Kun Hiap, Hui Yan menjerit dan tanpa menghiraukan segala apa lagi, dia terus menerjang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kuda Besi
RandomBeberapa tokoh persilatan diundang ke suatu tempat oleh seseorang yang misterius, beberapa tokoh itu kedapatan meninggal dengan misterius di sebuah istana kuno. Tidak ada yang tahu siapa pembunuhnya maupun si pengundang sebenarnya. Wi Kun Hiap yang...