8. Gara-gara Basket

1.8K 218 9
                                    

Pagi ini adalah pelajaran olahraga seluruh murid kelas Xll Ipa 1 sudah berada dilapangan.

"Hari ini bapak akan menjelaskan tentang permainan bola basket. Dan bapak juga akan menyontohkan bagaimana cara melakukan shooting yg benar agar bola basket itu bisa masuk ring." Yuki hanya mendengarkan dg malas. Baginya permainan bola basket bukanlah permainan yg sulit bermain bola basket itu sama kek main bola bekel.

"Yuki tolong kamu contohkan pada teman-temanmu bagaimana cara melakukan shooting yg benar." Ujar pak Bagas -nama- guru olahraga.

Yuki kemudian berdiri berjalan ke arah pak Bagas kemudian meminta bola yg dipegang pak Bagas dan meleparnya ke arah ring dg posisi tubuh berbalik memunggungi ring. Tentu saja bolanya masuk dg sempurna.

Semua murid memandang takjub sedangkan Yuki bersikap biasa saja karena baginya ini bukanlah sesuatu yg mengesankan.

"Baik dan sekarang kalian perhatikan bapak dg baik agar kalian bisa melakukan shooting dg benar." Ujar pak Bagas setelah Yuki kembali ke barisannya. Pak Bagas mulai mencontohkan gerakan melakukan shooting yg benar dan seluruh murid memperhatikan dg serius kecuali Yuki dan beberapa murid lain yg sudah bisa main basket hanya memperhatikannya dg malas.

"Baik bapak tadi sudah mencontohkannya dan bapak beri kalian waktu dua jam pelajaran untuk latihan. Dan bagi yg sudah bisa tolong ajarkan teman kalian yg belum bisa karena minggu depan bapak meminta kalian untuk mencobanya satu persatu dan banyak bola yg masuk ke ring akan bapak masukan sebagai nilai tugas kalian." Jelas pak bagas semua murid kelas Xll ipa 1 bergegas menggambil bola yg tergeletak di lapangan dan mulai mencoba melakukan seperti yg di contohkan pak Bagas.

"Ki ajarin gwe dong loe kan tau gwe gak bisa main basket." Ucap Keyna sedikit berbisik.

"Kenapa loe gak minta ajarin Gibran aja dia kan mantan pemain tim basket di sekolah kita."

"Yaa gwe malu lah Ki."

Huftt. Yuki hanya menghela napas mendengar jawaban sahabatanya. Lalu sebuah lampu menyala di atas kepala Yuki dg senyum miringnya Yuki memandang Keyna.

"Loe bener mau latihan basket." Keyna mengangguk semangat mendengar ucapan Yuki.

"Baiklah loe akan diajarin main basket tpi bukan sama gwe." Keyna mengerutkan dahinya. Yuki pergi meninggalkan Keyna dan menghampiri Al dan teman-temannya yg sedang asik merebut bola dari tangan Al.

"Gib bisa tolongin gwe gak."  Sontak semuan teman-teman Al berhenti merebut bola ditangan Al mereka memandang Yuki bingung. Sementara Al melempar bolanya ke ring yg tentu saja bola itu masuk dg sempurna.

"Loe butuh bantuan apa Madu gwe bisa bantuin loe. Kenapa loe malah minta tolong sama Gibran." Ucap Al semua teman-temannya hanya menahan tawanya melihat tingkah Al yg tidak ingin Yuki dekat dg pria lain. Sementara Yuki hanya memutar bola matanya malas.

"Loe minta tolong apa Ki.? Selagi gwe bisa bantu kenapa gak." Yuki tersenyum mendengar jawaban Gibran sementara Al sudah menatap Gibran dg tatapan tajam tapi Gibran malah pura-pura tidak tau arti tatapan itu.

Yuki menggerakkan tangannya seperti menyuruh Gibran untuk mendekat. Gibran yg tau arti gerakan itu mendekatkan wajahnya ke arah Yuki sementara Yuki mendekatkan mulutnya ke telinga Gibran.

Al yg melihat pemandangan itu semakin menatap Gibran tajam. Setelah membisikan sesuatu Yuki dan Gibran kembali berjauhan Mereka(Yuki &Gibran) saling memberikan senyuman manis. Al semakin kesal tatapan matanya tidak lepas dari Gibran

"Ok gwe mau tapi dg satu syarat." Yuki menyergitkan dahinya.

"Apa syaratnya." Ucap Yuki menatap Gibran penasaran.

Mengejar Cinta YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang