23. Lamaran

1.7K 243 61
                                    

Malam ini bunda benar-benar menginap di apartement Al. Dan syukurlah Al sudah sehat dan itu semua juga berkat rencana bundanya itu.

"Yuki, inget yaa pokoknya besok bunda harus ketemu sama orang tua kamu." lagi lagi bunda mengatakan hal yang sama sejak tadi dan Yuki hanya mengagukan kepalanya sebagai jawaban.

"sekarang habiskan makan malam kalian, bunda mau keluar dulu sebentar." bunda segera beranjak dari kursi makan dan meninggalkan Alki yang masih menikmati makan malam mereka.

Al menggeser kursinya untuk lebih dekat dengan Yuki. Yaa memereka duduk bersebelahan dengan jarak yang tidak terlalu jauh, dan Al ingin lebih dekat dengan Yuki.

"Madu, kepala aku kok masih pusing ya." Yuki menoleh menatap Al dengan raut khawatir.

"aku jadi gak napsu makan deh." ujarnya lagi. Entah sejak kapan panggilan Al berubah jadi aku-kamu. Yang jelas sejak kejadian tadi siang di kamar Al, Al jadi makin manja dan membuat Yuki kualahan bahkan bunda yang melihat hanya geleng-geleng kepala.

"trus gwe harus ngapain?" apa dia bilang? Harus ngapain? Tidak bisakah gadis ini lebih peka dari sebelumnya.

"iya yah, kamu harus ngapain? Yaa udah mending aku gak usah makan aja." kesal? Tentu saja, ini adalah salah satu cara Al untuk kembali memodusi Yuki. Al beranjak dari duduknya dan kembali ke kamarnya. Tapi, sebelum melangkah Al sempat berguman dan itu masih bisa didengar Yuki.

"dasar tidak peka, sama calon suami sendiri juga." Yuki hanya mampu terkekeh setelah Al pergi. Di bersihkannya meja makan.

Huftt,,,, ternyata piring Al masih penuh dan itu artinya laki-laki itu perlu mengisi perutnya lebih banyak lagi.

Tok,,, tok,,, tokk...

Ceklek....

"Al." tak ada jawaban. Yang Yuki lihat Al sudah berbaring di ranjangnya dengan posisi memunggungi pintu dan itu artinya Al juga memunggungi Yuki yang baru saja datang.

Di letakannya nampan berisi makan di atas meja nakas sebelah ranjang Al.

"Al, makan lagi yuk." masih tak ada jawaban. Yuki sendiri heran kenpa, laki-laki ini tiba-tiba saja ngambeg hanya karena Yuki yang pura-pura tidak peka. Yaa tadi sebenarnya Yuki mengerti keinginan Al, hanya saja Yuki ingin Al bersikap dewasa sedikit. Jangan hanya karena pusing apa-apa jadi harus Yuki yang mengurusinya.

Bagaimana jika suatu saat nanti Yuki pergi dari Al. Apa yang akan terjadi dengan pria ini?

"Al, makan lagi yuk. Maaf deh. Bukannya aku tadi gak peka, aku cuma gak mau kamu terus-terusan bersikap manja sama aku." entah juga, sejak kapan Yuki jadi ikutan ngomong aku-kamu.

"jadi kamu gak mau aku manjain? Ngomong dong dari awal, jadi aku gak lagi bersikap ke kanak-kanakan sama kamu."

"bukan begitu Al, aku cuma takut. Bagaiman jika suatu saat nanti aku gak lagi bisa sama kamu, sementara kamu sudah terbiasa dengan kehadiran ku?" Al seketika bangun dari tidurnya, ditatapnya Yuki yang menunduk.

"jangan pernah berfikir untuk pergi dariku." Dipeluknya tubuh gadis yang selama ini selalu ia perjuangkan.

"aku gak akan pernah sanggup hidup tanpa kamu yang jadi detak jangtungku." Al melepas pelukannya.

"gombal."

"aku serius madu. Kamu adalah detak jantungku, tanpa adanya kamu aku gak bisa menjalani kehidupanku."

"udahh ahh,,,, lama-lama ngomong sama kamu yang ada aku di gombalin teruss."

"pipi kamu kalo lagi merah gitu malah keliatan makin gembul yaa." ucap Al sambil nyubit pipi chubby Yuki.

Mengejar Cinta YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang