Perencanaan pernikahan Al dan Yuki sudah 85%. Mereka sudah memesan gedung, undangan, dekorasi, bahkan sampai ketring pun sudah mereka pesan. Hanyaa tinggal beberapa saja yang harus mereka persiapkan seperti gaun pengantin dan cincin pernikahan. Tentu saja cincin pernikahan itu penting. Meski Al sudah memberikannya pas acara lamaran. Tapi, tentu cincin itu akan berbeda dengan cincin pernikahan mereka nanti.
Dan saat ini Al dan Bundanya sedang berdebat mempermasalahkan gaun yang akan di kenakan Yuki nanti.
"Bunda, sebenarnya yang mau nikah bunda apa Al sih? Dari tadi bunda gak setuju terus sama gaun pilihan Al."
"yaa gimana bunda mau setuju Al? Pilihan kamu itu terlalu berlebihan. Kamu kan tau badan Yuki mungil, kalau kamu suruh Yuki pake gaun yang segitu gedenya bisa-bisa Yuki keberatan gaun." Al mendengus kesal mendengar jawaban bundanya.
"tapi, pilihan bunda itu terlalu terbuka. Bunda lihat dong ini punggungnya kebuka." bunda dan Yuki menyergit tidak suka. Bagi mereka gaun ini cukup unik.
"sayang menurut kamu gimana sama gaun ini?" bunda bertanya pada Yuki mengabaikan Al yang mendengus kesal.
"bagus dan unik merurut Yuki bun, Yuki suka." balas Yuki dengan senyum mengembang di wajahnya.
"kamu mau jadi sundel bolong di malam resepsi kita?" Yuki mendelik tidak suka, sementara bunda langsung memukul lengan Al dengan album foto yang berisi model gaun yang akan mereka pilih.
"kamu kalo ngomong jangan asal deh Al."
"yaa lagian pilihan kalian itu bikin Al kesel. Al gak suka kalo ada yang salfok sama punggung Madu." Yuki memanyunkan bibirnya tidak suka sementara bunda tersenyum melihat putranya yang pasti cemburu.
Bunda jadi punya ide untuk menjahili putranya. "yaa udah kita pilih gaun ini aja." Al menganga tidak percaya dengan pilihan bundanya.
"bunda beneran mau lihat Al membunuh tamu undangan yang gak fokus lihat punggung madu?"
"kamu ini kenapa sih Al? Harusnya kamu suka, kan kamu jadi bisa lihat punggung mulus Yuki terlebih dahulu sebelum malam pertama kalian. Jadi kamu makin gak sabar buat bawa Yuki ke kamar." entah kenapa hawa dingin yang berasal dari AC di ruangan itu berubah menjadi hawa panas.
Yuki merasa pipinya memanas. Ia tak tahu seberapa merah wajahnya kini. Sementara Al lebih memilih diam untuk menyembunyikan rasa malunya sekaligus kekesalannya.
Bunda tersenyum tipis melihat anak dan calon menantunya yang salah tingkah. "yaa udah jeng, kita pilih gaun yang ini, untuk resepsi."
"gak bun, pokoknya Al gak gak mau gaun itu." Al masih belum bisa menerima gaun pilihan bundanya.
"sebenarnya yang mau pake gaun itu, kamu apa Yuki sih Al? Kenapa jadi kamu yang heboh sendiri." Al mendengus kesal 'lagi' entah untuk yang keberapa kalinya.
"tapi kan Al yang lihat bun."
"bukan cuma kamu aja yang lihat Al. Semua tamu undangan juga pasti akan melihat Yuki sebagai mempelai wanitanya. Bahkan bunda juga yakin, pasti banyak tamu undangan yang akan terpesona sama menantu bunda."
"justru karena itu Al gak mau madu pake gaun sundel bolong ini." bunda melotot tidak percaya dengan apa yang di katakan putranya.
"Al, kalo ngomong itu disaring dulu, malu sama desainernya." omel bunda, kemudian meminta maaf pada pemilik butik itu yang sekaligus juga desainer yang akan membuatkan gaun untuk Alki.
Yuki yang tak tahu harus bilang apa hanya diam memperhatikan anak dan ibu yang sedang berdebat.
"pokoknya Al gak mau gaun itu bun." di sini Al sudah mulai keras kepala, jika sudah menyangkut Madunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Yuki
Fiksi PenggemarAl gazali cowok keren kece dan yang pasti menjadi idola semua kaum hawa. mulai dari ABG, remaja, tante-tante,ibu-ibu sampai nenek-nenek menyukainya. Tapi ada satu cewek yang membuat seorang Al gazali bertekuk lutut bahkan terkadang Al bisa mempermal...