26. Memutuskan

1.6K 205 37
                                    

Sudah seminggu sejak kejadian di mana Yuki di bawa kabur oleh Billy dan al yang mengalami kecelakaan. Tak ada yang tahu di mana Yuki sekarang. Bahkan sang ibu, tak pernah mendapat kabar tentang putrinya dari pria yang membawa kabur anak gadisnya.

Kondisi Al sudah membaik. Bahkan sekarang Al sudah sadar, setelah beberapa hari ia sempat tak sadarkan diri. Baru beberapa detik ia membuka mata. Orang pertama yang ia sebut adalah Madunya. Air matanya luruh ketika sang bunda mengatakan bahwa calon mantunya masih belum bisa ditemukan.

Al, histeris bukan main. Ia bahkan nekat mencabut selang infusnya dan berniat mencari madunya sendiri. Meski bunda sudah mengatakan bahwa sahabatnya sedang ikut membantu mencari Yuki, tetap saja Al masih belum bisa tenang jika belum melihat gadisnya baik-baik saja.

Baru beberapa langkan, tubuh pria itu sudah ambuk. Kakinya terasa sangat sakit. Ia baru menyadari bahwa kaki kanannya di gips. Sang bunda yang melihat itu langsung histeris dan membantu putranya untuk berdiri dan kembali ke bangkarnya.

Bunda langsung memencet tombol darurat yang ada di bangkar putranya untuk memanggil sang dokter.

➖➖➖➖

Sakit ditubuhnya yang ia rasakan tak sebesar rasa khawatirnya pada sang kekasih yang mengalami kecelakaan tepat di matanya, dan yang lebih parah ia tidak bisa menolong dan malah meninggalkan mobil yang tumpangi kekasihnya yang menabrak pembatas jalan dan mobilnya jatuh ke dalam jurang.

Tangisnya kembali pecah saat ia mengingat betapa bodohnya ia sekarang. Ia menyesal tak menceritakan masalah ini pada Al. Andai saja dulu ia mau jujur. Masalah ini pasti sudah berakhir dengan Al yang melunasi semua tunggakan tokonya. Dan yang lebih baiknya, semua ini tidak akan pernah terjadi.

Seminggu ia di sekap di dalam gudang. Seminggu ia ditapar bahkan dicambuk ketika ia melawan ucapan pria yang membawanya kabur. Beruntung ia masih di beri makan dan gadis itu tak menyia-nyiakan nasi yang sudah diberikan untuknya. Ia tentu memakannya hingga tandas, karena ia ingin berjuang demi pria yang ia cintai.

Suara derap kaki dan pintu yang terbuka menyadarkan Yuki dari lamunannya tentang Al. Cahaya lampu yang tiba-tiba menyala setelah sebelumnya padam, membuat gadis itu sedikit merasa sakit pada penglihatnnya. Dilihatnya Billy sudah berdiri tegak di hadapannya tidak ada cambuk yang biasa ia gunakan untuk menyiksa Yuki. Setidaknya itu membuat Yuki bernapas lega.

"hay sayang, apa kabar?" tak ada jawaban. Sang gadis justru melengos ketika tangan kekar Billy membelai pipi Yuki yang terluka karena tamparannya kemarin.

"apa kau masih menolak ajakan ku? Atau kau ingin melihat kekasih mu mati terlebih dahulu baru kau mau menikah dengan ku?" masih tak ada jawaban. Wajah cantik sang gadis justru tak mau menatap wajahnya.

"baiklah, mungkin kau memang ingin melihat kekasihmu matiii. Perlu kau tahu sayang, kekasihmu kini sedang di rawat di rumah sakit. Terakhir berita yang ku dengar ia koma dan masih belum bangun." Yuki terlonjak dan menatap Billy penuh kebencian.

"apa yang kau lakukan padanya?" teriak Yuki. Billy justru tertawa sumbang, akhirnya setelah seminggu gadis itu di sini. Ia mau membuka suaranya juga, selain suara teriakan saat gadis itu di cambuk.

"hay, lihat. Gadis kesayangan ku akhirnya membuka suara. Hahaha,,, begitu penasarankah kau padanya? Dengar sayang, aku tak pernah main main dengan ucapan ku. Jika kau masih belum mau menikah dengan ku. Jangan salah aku jika besok kau mendengar nama kekasihmu sudah tiada." bisik Billy tepat di telingannya. Membuat tubuh gadis itu merinding seketika.

"bagaimana? Ini tawaran terakhir, aku juga tak mau terus menyiksa mu seperti ini. Aku juga tak ingin menunggu, jawab sekarang atau aku akan menghabisi kekasihmu yang sedang sekarat itu sekarang juga. Kau tahu orang-orang ku sekarang berada di rumah sakit yang sama dengan kekasihmu itu. Satu kali saja aku memerintahkan mereka, maka,,, bumm,,, mereka akan dengan senang hati melaksanakannya."

Mengejar Cinta YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang