16. Awal dari segalanya

1.7K 258 48
                                    

Empat tahun kemudian...

Pagi yang indah seindah senyuman seorang gadis yang kini tengah semangat, karena hari ini gadis itu mendapat panggilan interview dari salah satu perusahaan yang pernah di datanginya untuk melamar perkerjaan di sana.

Gadis itu tak henti-hentinya tersenyum saat sudah berada di depan gedung pencakar langit. Di mana gedung itu adalah, gedung yang pernah di datanginya seminggu yang lalu.

"semoga ini bisa menjadi awal dari segalanya." Senyum si gadis makin lebar setelah mengucapkan kalimat itu dan kakinya melangkah pelan memasuki gedung tersebut.

Setelah gadis itu bertanya pada salah satu resepsionis di kantor itu, gadis itu segera menuju lift untuk segera ke lantai 12 di mana kegiatan interview di lakukan.

Tak lama pintu lift terbuka, gadis itu segera keluar dan berjalan menuju ruangan yang tadi sudah di jelaskan oleh salah satu resepsionis tadi.

"yaa ampun banyak banget yang di interview." guman si gadis saat dirinya sudah sampai di depan ruangan tempat interview dan melihat sekita 14 orang yang sedang mengantri menunggu panggilan.

Huh' 3 jam sudah si gadis menunggu dan kini hanya tinggal dirinya seorang di sofa yang sengaja di letakan di depan ruangan interview untuk pelamar pekerja saat menunggu panggilan.

Seseorang baru saja keluar dari ruangan interview dengan wajah yang tidak bisa si gadis gambarkan. Tiba-tiba saja rasa gugup dan takut menghampirinya. Gugup jika tidak bisa bisa menjawab pertanyaan yang di lontarkan dan takut tidak bisa di terima di perusahaan ini.

"Yuki Audrie kato." seorang wanita cantik, mungkin 3 tahun di atas Yuki memanggil namanya. Yaa gadis yang dari tadi di ceritakan tak lain dan tak bukan adalah Yuki.

Yuki menoleh saat namanya di panggil dan tersenyum kaku untuk menghilangkan ke gugupannya yang semakin menjadi-jadi.

Yuki masuk ke ruangan tersebut dengan jantung yang berdetak 2X lipat dari biasanya.

"permisi."

"masuk." satu kata yang membuat Yuki semakin gugup, suara yang terdengar tegas itu membuat Yuki jadi tidak katuan.

"Tuhan, kenapa rasanya jauh lebih menegangkan daripada saat menerima kelulusan kemarin." batin Yuki.

Seorang pria sedang duduk dikursi kebesarannyaq dengan wajah menunduk membaca kertas di atas map, yang Yuki yakini itu adalah data-data tentang dirinya.

Si pria mendongakkan kepalanya saat di rasa Yuki sudah duduk di hadapannya dengan meja yang menghalangi ke duannya.

"Gibran." pekik Yuki tidak pecaya. Yaa orang itu adalah Gibran teman SMAnya dulu, kekasih dari keyna sahabatnya. Yaa saat kelulusan SMA dulu Gibran sempat menenbak Keyna dan langsung di terima oleh Keyna tanpa pikir panjang. Tentu saja karena Keyna juga mencintai Gibran.

"yaa ini gwe, lo pikir siapa?" Yuki hanya terkekeh jantungnya sudah normal kembali saat dia tahu bahwa Gibran adalah bos di kantor ini.

"jadi ini kantor lo?" Yuki melirik, memperhatikan ruangan tersebut.

"unik." komentar Yuki yang di hadiahi kerutan di kening gibran.

"maksudnya?" Yuki menggelengkan kepalanya.

"ok, kita lanjut ke tujuan awal." Gibran mengintrupsi Yuki agar berhenti memandang ruangannya dan berlanjut ke tujan awal.

"gwe udah baca data-data lo, dan gwe putusin buat nerima lo berkerja diperusahaan ini." Yuki terpekik tidak percaya. Semudah itukah Yuki mendapatkan perkerjaan di sini?

Mengejar Cinta YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang